Headlines News :
Home » » Migrasi Wirog (Tikus Got)

Migrasi Wirog (Tikus Got)

Diposting Oleh aosin suwadi pada Rabu, 13 Desember 2017 | 18.53

Migrasi Wirog (Tikus Got)
Oleh: Amelia Putri
Kelas XII IPA 2 SMAN 6 Kota Serang 2017/2018




Kata “wirog” sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat .Wirog adalah tikus got atau tikus jalanan. Konon katanya wirog adalah tikus yang sangat besar, mengimbangi ukuran anak kucing. Tapi menurut para ahli wirog tergolong kedalam suku muridie (pengerat). Sebagian orang  juga berangapan bahwa wirog merupakan hewan yang menjijikkan karena penyebar bakteri dan penyakit. Selain itu wirog juga dianggap sebagai hama. Biasanya wirog lebih suka hidup di dalam tanah atau lubang dan di tempat kotor, seperti selokan dan pasar teradisional. Tikus got juga sering dijumpai di perkotaan khususnya kota-kota besar di Indonesia.
Wirog (Rattus Norvegicus)diberi nama oleh ahi ilmu yang berkebangsaan ingris. Dan para ahli menyatakan bahwa wirog (rattus norvegicus) mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam berenang, sehigga hewan tersebut mampu bertahan hidup di lorong-lorong atau selokan air. Sedangkan tikus rumah (nying-nying) tidak pandai berenang,s ehingga hewan tersebut  tidak mampu bertahan hidup pada  tempat-tempat berair. Jenis tikus ini lebih condong memilih tempat-tempat kering seperti, gudang, rumah dan perkarangan.                          
Hewan jenis ini (wirog) berasal dari Tiongkok bagian utara, kemudian meyebar ke suluruh ke berbagai negara di dunia  termasuk ke Indonesia. Mereka melakukan penyebaran (migrasi) dengan bantuan kapal-kapal tambang dan pedagang. Migrasi wirog ke berbagai  daerah di dunia ini menyebabkan populasinya meningkat disebabkan beberapa faktor diantaranya:
1.      wirog berproduksi sepanjang tahun dengan masa kehamilan yang sangat singkat,  20 puluh hari, dan
2.      rantai makanan yang terputus dimana rantai makanan itu terdiri dari produsen dan konsumen hingga pengurai.
              Mungkin saja populasi ular sekarang semakin menurun sehingga populasi wirog  meningkat. Dengan pesatnya perkembangbiakan wirog tersebut  menyebabkan wirog bermigrasi mencari tempat-tempat yang terdapat banyak makanan. Secara logika jika populasi wirog meningkat otomatis makanan akan semakin berkurang (perbandingan jumlah populasi dengan jumlah makanan). Dengan demikian wirog bermigrasi ke seluruh tempat di dunia untuk mencari tempaat tinggal yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu tempat kotor, dan lembab, terpencil seperti perkampungan, dan yang cukup makanan.
Daerah perkampungan identik dengan tempat-tempat kumuh sepeti kandang peternakan atau peliharaan. Dulu khususnya provinsi Banten wirog tidak dapat ditemukan, tetapi sekarang wirog banyak  ditemukan pada panggangan aspal di jalan raya  (terlindas kendaraan dan bangkainya sudah kering). Hal ini menandakan bahwa tikus got di daerah provinsi Banten meningkat. Hal ini juga membuktikan bahwa daerah tersebut belum tertata rapih artinya, seperti pasar tradisional, peternakan, dan selokan.
Dulu sekitar tahun 1980-an di Banten belum ada pupulasi wirog, sementara pada waktu itu di Jakarta populasi wirog sudah banyak. Diduga karena populasinya semakin banyak, maka sebagian dari mereka menyebar ke daerah-daerah lain termasuk ke Banten. Kemungkinan wirog-wirog tersebut berpindah dari Jakarta ke daerah-daerah lain dengan menelusuri irigasi jalan raya.
Kenapa wirog bermigrasi ke daerah –daerah terpencil? Sekarang kota-kota   sudah tertata rapih dan bersih. Otomatis wirog akan sulit untuk menumukan makanan, karena menurut penelitian juga berpendapat bahwa penyebab wirog migrasi  ke suatu daerah  diantaranya karna kebersihan suatu kota, dan mereka berusaha pindah ke tempat kotor untuk mencari makanan seperti di tumpukan sampah. Jadi dapat kita simpulkan bahwa penyebab migrasi wirog yaitu sulitnya menemukan makanan di sekitarnya, sehingga wirog bermigrasi ketempat-temapat  yang kumuh, seperti pasar yang banyak melimpah makanan .                               
              Nah jadi jika sebuah daerah bersih dan tertata rapih populasi wirog tidak akan meningkat bisa mencari makanan dan tidak akan betah tinggal pada tempat-tempat bersih. Agar agar rumah tidak dijadikan tempat tinggal tikus dan wirog, jagalah kebersihan rumah karena seperti penjelasan diatas bahwa wirog mencari makanan pada tempat-tempat kotor.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi