Karya
Dina Munawaroh Kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 6 Kota Serang
Tahun Pelajaran 2019/2020
Namaku
Fatmawati selaku ibu rumah tangga, dan aku biasa dipanggil Fatma. Aku memiliki cerita
cinta yang yang unik, karena suamiku adalah sahabatku.
10
Tahun yang lalu ketika aku duduk di bangku SMP, aku mempunyai seorang sahabat laki-laki
yang selalu melindungi dan menemaniku, yaitu Muhammad Ustman Muntassin. Aku dan
dia memiliki kisah remaja yang sangat indah. Setiap pagi ketika aku akan
berangkat sekolah dia selalu menjemputku dengan tepat waktu. Dia menjemputku
mengendarai sepeda kesayangannya dan aku duduk tepat di belakangnya. Sepanjang
perjalanan menuju sekolah,aku dan dia berbincang-bincang membahas soal
pelajaran sekolah. Sering juga kita membicarakan hal yang sangat tidak penting.
Tak terasa aku dan dia telah sampai di sekolah. Dia langsung menyimpan sepeda
kesayangannya di pojok sekolah. Setelah itu aku dan dia langsung bergegas
menuju kelas dan kebetulan aku dan dia duduk satu bangku.
Tingggg....tingggg..tingg.... Bel istirahat
terdengar di telingaku..... Setiap jam istirahat kita selalu pergi ke kantin
berdua, hingga banyak yang mengira bahwa kita adalah sepasang kekasih, namun nyatanya kita hanya berteman.
Beberapa bulan kemudian kita telah
nyelesaikan UKK (Ulangan Kenaikan Kelas). Dan pembagian raport, sekaligus pengumuman
pembagian kelas. Pengumuman di tempel di mading koridor sekolah. Aku sangat
berharap untuk satu kelas kembali dengan Ustman. Namun nyatanya aku sangat
kecewa karna dia tidak sekelas denganku lagi. Setelah pembagian rapor guru
menyampaikan bahwa kita akan libur panjang. Pada saat libur panjang aku dan dia
selalu menghabiskan waktu bersama, mulai dari bersepeda bersama, pergi ke
alun-alun kota, menonton dan piknik bersama. Hingga tidak terasa waktu yang
berjalan begitu cepat bahwa kita sudah berada di penghujung liburan. Sebetulnya
aku sangat malas untuk berangkat sekolah karena Ustman tidak sekelas lagi
denganku.
Senin pagi telah tiba, entah mengapa
aku sangat malas untuk bangun dan berangkat sekolah. Namun tiba-tiba HP-ku
berdering. Tringgg...tringgg.. Aku langsung membuka notif yang ada di HP-ku dan ternyata itu notif dari Ustman. Aku sangat terkejut dan senang. Isi pesan dari Ustman
"Fat…...hari ini kita berangkat bareng kan? Kamu uda mandi dan solat kan? Setengah jam lagi
aku ke rumahmu." Aku sangat senang dan terkejut, aku yang baru saja bangun
tidur langsung bergegas untuk membalas pesan Ustman. "Iya? Aku siap siap." Balasku dengan
singkat. Aku langsung bergegas beranjak dari tempat tidurku dan siap siap untuk
sekolah. Aku kira Ustman tidak lagi mengantar jemputku karena kita tidak lagi
satu kelas, namun dugaanku salah, Ustman tetap menjemputku. Ketika aku sudah
siap, Ustman mengirim pesan kembali. "Fat,aku berangkat ke rumah
kamu". Kata Ustman. "Iya Man, hati-hati". Aku kembali membalas.
Beberapa menit kemudian
Ustman datang di depan rumahku, aku terkejut karena Ustman berubah. Ustman
tidak lagi mengendarai sepeda kesayangannya, namun ustman mengendarai sepeda
motor yang baru. Aku keluar rumah dan menatap Ustman dengan tatapan yang sangat
aneh karena melihat perubahan Ustman. "Hahahaha Ustman? Ko, bawa
motor?" Nada ucapanku bercanda sambil tertawa. "Kenapa, kaget ya? Aku
makin keren kan?" Ujar Ustman dengan nada bercanda. "Aku lebih suka
naik sepeda man...". Aku membalas dengan nada cuek."Udah cepet naik, nanti
telat. Aku pakein helmnya, dasar
manja!" Ustman mengatakan dengan nada pelan. Kemudian, kita bergegas ke
sekolah, setelah sampai di sekolah kita langsung menuju kelas dan Ustman hanya
mengantarku sampai depan kelas. "Belajar yang benar! Gak ada aku gak boleh
manja." Pinta Ustman. Aku hanya menjawab dengan senyuman. Kemudian aku
masuk kelas dan duduk bersama Valerine. teman dekatku yang sangat baik.
Jam
istirahat pun tiba, Ustman menghampiri kelasku dan mengajakku untuk membeli
makanan di kantin. Ketika pulang sekolah Ustman menghampiri kelasku dan kita
pulang bersama. Setiap hari selalu seperti itu.
Tiga bulan kemudian kekecewaanku
timbul kembali. Itu terjadi karena
Ustman mulai berubah. Setiap aku menguhunginya dia tidak pernah mengangkatnya. Lalu
aku mengirimkan pesan kepadanya. "Ustman
hari ini kamu memjemputku kan?" Tanyaku. "Aku udah di sekolah, maaf Fat."Jawaban
Ustman yang membuatku kecewa.
Hari-hari
pun berlalu, semua makin berubah, yang biasanya kemana pun aku selalu bersama
Ustman tapi sekarang tidak, dia selalu saja memberi alasan ketika aku mengajaknya
pergi. Aku sangat heran, apa yang sebenarnya terjadi pada Ustman, kenapa sikapnya
sekarang berubah kepadaku.
Pada
suatu hari, aku berinisiatif untuk mengikuti Ustman ketika berangkat sekolah,
betapa terkejutnya aku ketika aku melihat Ustman menjemput teman perempuan yang
sekelas dengannya. Aku benar-benar kecewa dan sakit hati. Ustman menjauhiku
karena Ustman mempunyai teman dekat yang baru dan mungkin lebih baik dariku. Aku
tahu aku dan Ustman hanya berteman, tapi entah mengapa hatiku sangat hancur
setelah aku tau bahwa Ustman menghianatiku. Entah mengapa hatiku berkata “aku
tidak akan lagi menghubungi ustman”. Setelah kejadian itu, aku dan Ustman tidak
lagi berkomunikasi. Kini hari-hariku tanpa dia...
Sampai akhirnya... Beberapa bulan kemudian..
Tepat
dihari Minggu pagi yang sangat cerah aku bangun dan bergegas mandi, setelah
mandi aku langsung dipanggil ibuku untuk sarapan bersama. Aku duduk di samping
ibuku, dan tanpa basa basi, ibu langsung berbicara. "Fatma, ibu mau
ngomong serius sama kamu nak, kemarin malam ayahmu nelpon ibu, katanya atasan ayah kamu bilang kalo ayah kamu bakal
dipindah ke kota lainm yang lumayan jauh. Ayah pengen kalau ibu dan kamu ikut pergi ke sana dan kamu bakal
melanjutkan SMA di sana". Ujar ibu dengan nada yang sangat lembut. "Aku
ikut yang terbaik menurut ayah dan ibu". Jawabku singkat. Setelah selesai
sarapan aku kembali menuju kamar dan entah mengapa air mataku menetes di pipi.
Waktu
terus berputar dan tidak terasa satu minggu lagi adalah hari yang aku tunggu
yaitu kelulusan. Sebetulnya aku sangat enggan untuk meninggal kota kelahiranku,
teman-temanku dan harus minggal kan Ustman. Namun, mau tidak mau aku harus
melakukannya karena ini sudah menjadi tamggung jawab ayahku. Aku harus mengubur
dalam-dalam untuk melanjutkan SMA di SMA favorit dan aku telah berjanji kepada
Ustman akan melanjutkan SMA bersama-sama. Sampai di hari kelukusanku, Ustman tetap
tidak menghubungiku, dan dia tidak tau jika aku akan pindah kota cukup lama.
Akhirnya
hari kepergianku telah tiba,10 menit aku berikan waktu untuk duduk bersantai d iteras
rumah dan menunggu sopir menjemputku, entah mengapa bantinku berbicara
"kenapa Ustman tidak menghubungiku dan tidak datang menemuiku".
Dengan berat hati aku tetap pergi, aku menatap rumahku... Aku dan ibu pun
berangkat.
Ketika
aku sampai lampu merah, tiba tiba mobilku ada yang menabrak, aku sangat
terkejut dan aku lagsung keluar dari mobilku. Dan aku sangat tidak
menyakaaaa.....Itu adalahhh.... Ustman. Aku benar benar sangat senang, ingin
aku memeluknya dan tak akan kulepas. Supirku langsung membangunkan dan
membawa Ustman ketepi jalan. Dan tiba
tiba aku nyeletuk. "Lo ngapain nabrak mobil gue? Naik sedepa
lagi". Ujarku dengan nada cuek. "Tadi gue ngejar lo dari rumah lo
naik sepeda ngebut banget, gua ga liat ada lampu merah di sini dan tib tiba
sepeda gue ga ada remnya, bablas aja gitu". Jawab ustman dengan nada
lemas. "Ngapain ngejar-ngejar gue? kan lo uda ada cewe baru lo, uda laha
gue ga ada waktu buat ngobrol sama lo Man!" Aku jawab cuek karena aku
sangat marah dengan Ustman. "Gua sayang lo Fat, gua yakin, gua bakal
ketemu lo lagi. Dan bukan jadi temen biasa, tapi teman hidup". Ustman berbicara dengan nada sangat serius. Tidak
berpikir panjang, aku langsung meninggalkan kota kelahiranku dan meninggalkan Ustman.
Setelah sampai di Jakarta aku langsung membereskan barang-barang dan
beristirahat karena aku sangat lelah.
Hari
Senin telah tiba, aku mulai sekolah di SMA 1 kota Jakarta dan menjalani dan
menikmati hidup bersama teman-teman baru di sana. Tak sedikit pun aku ingat
dengan Ustman dan teman teman ku di Bandung. Entah mengapa aku menjalani hidup
yang sangat bahagia di Jakarta. Sampai pada akhirnya waktu sangatt cepat sekal
berlalu.
Tiga tahun sudah aku
lewati, dan hari kelulusanku tiba. Aku berinisiatif untuk melanjutkan kuliah di
Bandung kembali. Ya! tepat di kota
kelahiranku. Dan aku melanjutkan kuliah di salah satu Universitas di Bandung. Aku menjalani dengan sangat senang. Pada
semester kedua, ketika aku akan membayar uang SPP tiba-tiba ada yang memegang
pundakku. Aku sangat terkejut, tidak menyangka ketika aku menoleh ke belakang, itu
adalahhh.... Seorang laki-laki yang sudah sangat berubah. Ya! Itu Ustman. Aku
benar-benar senang bisa bertemu dengannya. Setelah itu aku dan Ustman berbincang
dan melakukan hal-hal yang pernah kita lakukan dulu. Ya, aku selalu
diantar-jemput oleh Ustman ketika kuliah.
Tak
terasa waktu berjalan.... Akhirnya aku dan Ustman lulus S1 dengan gelar S.I Kom
Setelah wisuda, Ustman mengajakku ke alun alun kota, menikmati malam yang
sangat menyenangkan. Ustman mengajakku
ketempat yang sangat romantis, aku sangat tidak menyangka jika Ustman juga bisa
romantis seperti itu. Dan tiba-tiba Ustman Melamarku di tempat itu, dan Ustman
ingin bertemu orang tuaku.
Kini
aku dan Ustman menjalani hidup dengan sangat bahagia.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !