PENGGGUNAAN EYD DALAM BAHASA TULIS
SISWA SMA NEGERI 6 KOTA SERANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
 |
Kelompok 8
Kelas XI IPA 4
- ..............................
- .....................................................
- ...........................................
- ............................................................
- ...........................
- ............................................
Alamat : Jalan Raya Petir KM 4 Cipocok Jaya Kota Serang
Telp. 0254 216380 Kode Pos 42121
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dibentuk oleh tiga golongan bahasa, yaitu: bahasa Melayu, bahasa daerah, dan bahasa asing. Bahasa Melayu merupakan cikal bakal terbentuknya bahasa Indonesia, dibantu oleh ratusan bahasa daerah yang ikut membentuk bahasa Indonesia, terutama bahasa daerah sunda dan Jawa yang merupakan penuturnya merupakan kelompok mayoritas. Selain itu bahasa asing juga iktu andil dalam pembentukan bahasa Indonesia. Bahkan dalam perkembangannya, bahasa Indonesia terus menerus menyerap bahasa-bahasa asing untuk selanjutnya dibakukan menjadi bahasa Indonesia.
Para tokoh pemuda Indonesia telah memperjuangkan bahasa Indonesia melalui berbagai kongres, sampai pada akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 diikrarkanlah sumpah pemuda yang berbunyi kami putra dan putrid Indonesia mengaku: bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia. Dalam Kongres itu pula pertama kali lagu kebangsaan Indonesia Raya yang diciptakan oleh WR Soepratman dinyanyikan.
Dengan ikrar tersebut para pemuda dan pelajar di Indonesia, seharusnya mau mengapresiasi, dan mencintai dengan menggunakan bahasa Indonesia dalam yang baik dan benar, dalam berbagai situasi, terutama situasi resmi. Akan tetapi pada kenyataannya para remaja terutama para siswa sepertinya lebih banyak menggunakan bahasa yang tidak baku baik di luar, maupun di dalam kelas. Fenomena dia atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini dengan judul “Pengggunaan EYD dalam Bahasa Tulis Siswa SMA Negeri 6 Kota Serang Tahun Pelajaran 2015/2016”.
1.2 Masalah
Arikunto (1995 : 229) mengatakan bahwa “masalah adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian”. Sedangkan Sudjana (1992 : 1) berpendapat bahwa masalah adalah yang tersirat dalam judul penelitian.
Berdasarkan latar belakang permasalahan pokok yang diuraikan di atas, masalah penelitian ini selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: Apakah siswa kelas ….. SMA Negeri 6 Kota Serang tahun pelajaran 2015/2016 menggunakan EYD dalam bahasa tulis?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan adalah hal yang mau dicapai setelah melakukan kegiatan, sekaligus untuk menjawab pertanyaan penelitian. Tujuan yang jelas merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam penelitian. Tujuan penelitian adalah rumusan tentang hal-hal yang hendak dicari atau ditemukan atau ingin dicapai dari kegiatan penelitian (Sudjana, 1992:38). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah siswa kelas …….SMA Negeri 6 Kota Serang tahun pelajaran 2014/2015 telah menggunakan EYD dalam bahasa tulis.
1.4 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian seperti dirumuskan oleh Sudjana (1992:11). Sebelum penelitian ini dilakukan, penulis menduga bahwa siswa kelas …. SMA Negeri 6 Kota Serang tahun pelajaran 2015/2016 belum menggunakan EYD sesuai dengan kaiddah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Menulis
Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya pada pengajaran menulis selalu ditekankan. Penekanan pengajaran ini mulai diajarkan dari tingkat SD sampai pada perguruan tinggi, karena pengajaran tersebut merupakan pengajaran yang memegang peranan penting pada mata pelajaran yang lainnya. Sehingga sangat terasa manfaatnya dalam kehidupan siswa sehari-hari. Sebelum sampai pada pembahasan selanjutnya, akan penulis paparkan beberapa pengertian menulis yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
Menulis adalah menuliskan atau menurunkan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut (Tarigan dalam Muchlisoh, 1992 : 254 ). Sedangkan definisi lain mengatakan menulis sebagai suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda-tanda konvensional yang dapat dibaca. Ahmadi ( 1990 : 24 ).
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa, tulisan dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi paling sedikit dua orang yakni penulis dan pembaca. Hal itu dapat terjadi apabila penulis dan pembaca memahami lambang-lambang atau grfaik yang dipergunakan untuk menulis. Sebagai contoh: seseorang dapat dikatakan menulis huruf latin, kalau ia benar-benar memahami lambang atau grafik dari huruf latin.
Jadi, menulis pada dasanya adalah usaha untuk menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan kemauan dengan wahana bahasa tulis. Seperti yang yang diungkapkan Muhamad Yunus (2007 : 1) bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.
Secara garis besar teks dibagi menjadi teks ilmiah dan teks nonilmiah.
a. Teks ilmiah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1993:1024) kata “teks” berarati naskah yang berupa kata-kata dari pengarang. Dalam kamus itu juga kata “ naskah” diartikan karangan yang masih ditulis tangan, karangan seseorang sebagai karya asli. Menurut B.H. Hoed dalam Diktat Perkuliahan Untirta (2008:2.3)
1) Teks Ilmiah Populer
Semua majalah yang kita baca, baik majalah berita, wanita, ekonomi, detektif, maupun majalah khusus lainnya, tidak memuat tulisan yang didasarkan pada penelitian yang bersungguh-sungguh.
2) Teks Ilmiah Akademik
Sama halnya dengan teks ilmiah populer, teks ilmiah akademik ditulis antara lain untuk memuaskan rasa keingintahuan masyarakat pembaca. Karena teks ilmiah populer ditulis untuk dijual kepada surat kabar atau majalah, dan dirancang untuk masyarakat pembaca yang luas dan umum. Sementara itu teks ilmiah akademik bertujuan untuk mendukung, menguji dan menggunakan ilmu pengetahuan.
b. Teks Non Ilmiah
Berbeda dengan teks ilmiah yang dilengkapi dengan fakta dan data yang sahih, serta menggunakan ragam bahasa yang baku, teks nonilmiah menyajikan fakta pribadi, peristiwa atau kejadian yang sifatnya subjektif dan menggunakan bahasa yang tidak baku. Teks non ilimiah berupa teks sastra, yaitu teks hasil kerja kreativitas pengarang.
2.2 Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat kornunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya sering terjadi. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini harus menggunakan bahasa baku.
Yang dimaksud dengan baku yaitu tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas yang ditetepkan berdasarkan kesepakatan dan standar. Kendala yang sering terjadi dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baku. Bahasa yang baik yang dipakai pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai, tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Sesuai dengan judul dan masalah yang diajukan, maka penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah, yaitu di SMA Negeri 6 Kota Serang. Penelitian ini mengambil siswa sebagai populasi.
Yang dimaksud dengan populasi yaitu sumber data atau sumber informasi. Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh (Arikunto, 1993 : 102). Jadi yang dimaksud dengan populasi yaitu keseluruhan obyek yang diteliti. Populasi yang dijadikan obyek dalam penelitian ini yaitu berjumlah 807 siswa SMA Negeri 6 Kota Serang yang terdiri dari 392 laki-laki dan 415.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mau diteliti. Dari keseluruhan populasi dalam penelitian ini diambil 25 % yaitu sebanyak 200 orang untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling area, seperti dalam table berikut.
Rekapitulasi Siswa SMA Negeri 6 Kota Serang Tahun Pelajaran 2015/2016
NO
|
KELAS
|
L
|
P
|
JUMLAH
|
1
|
X
|
151
|
160
|
311
|
2
|
XI
|
123
|
130
|
253
|
3
|
XII
|
118
|
125
|
243
|
JUMLAH
|
392
|
415
|
807
| |
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan suatu situasi tertentunya digunakan metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana penggunaan EYD dalam bahasa tulis. Metode dalam penelitian ini tidak bermaksud mencari sebab dan akibat.
3.2 Teknik dan Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, selanjutnya metode deskripsi dijabarkan ke dalam kegiatan mengamati atau mengoreksi buku catatan dengan materi yang sama untuk memperoleh gambaran tentang penggunaan EYD oleh para siswa
Selanjutnya hasil pengamatan dihitung dan dijadikan persen, dan dimasukkan ke dalam rentang kriteria penggunaan EYD.
Rentang Kriteria
NO
|
RENTANG PERSENTASE
|
KRITERIA
|
KETER.
| ||
1.
|
68
|
-
|
100%
|
Telah menggunakan EYD
| |
2.
|
34
|
-
|
67%
|
Belum sepenuhnya menggunakan EYD
| |
3.
|
0
|
-
|
33
|
Belum menggunakan EYD
| |
thank you
BalasHapus