Karya Putri Rizqa Kelas XI
MIPA 2
SMA Negeri 6 Kota Serang Tahun Pelajaran
2019/2020
Namaku Kayla. Aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang berkecukupan. Sangat mudah mendapatkan sesuatu yang aku mau. Namun, ada satu hal yang tidak bisa aku dapatkan, yaitu kasih sayang dari kedua orang tuaku. Tidak seperti sebuah keluarga pada umumnya, aku selalu mendapat perlakuan yang buruk dari kedua orang tuaku, tepatnya ayahku.
Namaku Kayla. Aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang berkecukupan. Sangat mudah mendapatkan sesuatu yang aku mau. Namun, ada satu hal yang tidak bisa aku dapatkan, yaitu kasih sayang dari kedua orang tuaku. Tidak seperti sebuah keluarga pada umumnya, aku selalu mendapat perlakuan yang buruk dari kedua orang tuaku, tepatnya ayahku.
Awalnya semua
terasa normal. Namun, ketika aku menginjak usia 12 tahun semuanya terasa begitu
kacau. Ayahku mengkhianati ibuku. Saat itu, ibuku sedang mengandung adikku. Karena
perlakuan ayahku yang buruk ibuku menjadi stress dan akhirnya ia keguguran.
Semakin hari, kelakuan ibuku semakin menjadi. Mulai dari berbicara sendiri
kemudian tiba-tiba
menangis atau tertawa. Ia tidak bisa mengontrol emosinya bahkan terkadang ia
mengamuk. Ayahku berpikir bahwa ibuku sudah mulai tak waras. Kemudian ia
mengirim ibuku ke rumah sakit jiwa.
Sekarang
tinggal bersama ayah dan istri barunya serta saudara tiriku. Mereka bahkan
memperlakukanku dengan sangat buruk. Bahkan ayahku sendiri tidak berpihak
kepadaku ketika aku ditindas saudara tiriku. Terkadang mereka memberiku sisa
makanan untuk aku makan bahkan terkadang mereka sama sekali tidak memberiku makan.
Ibu tiriku memperlakukanku seperti seorang pembantu uang tidak digaji. Ia juga
terkadang menuduhku melakukan sesuatu yang buruk demi mendapatkan perhatian
dari ayahku agar aku dimarahi atau
bahkan di hukum.
Sangat sulit
untukku keluar dari neraka ini. Terkadang aku diam-diam menemui ibuku untuk
memeriksa kondisinya. Aku rasa ia semakin membaik. Terkadang aku ingin mengadu
kepadanya namun aku tidak ingin ia menjadi begitu khawatir atau terlalu
memikirkan aku.
Masalahnya dirinya saja
sudah berat dan aku tidak mau menambah bebannya.
Hari demi hari
terasa sangat sulit untukku lewati. Berbagai masalah muncul menimpahku. Aku
semakin tidak percaya diri. Aku selalu berpikiran negatif. Tinggal di dalam neraka ini
membuatku tertekan. Aku ingin kabur dari sini namun begitu sulit. Beberapa kali
aku ketahuan kabur dan yang terjadi selanjutnya adalah aku dipukuli, ditendang,
seakan akan aku tidak punya hak untuk hidup.
Perkataan,
perbuatan yang mereka lakukan padaku sangat tidak manusiawi. Bahkan aku pun
ikut menyakiti diriku sendiri. Percobaan bunuh diri berulang-ulang pernah kulakukan, namun gagal dan membuatku semakin
terluka. Pahitnya hidup ini membuatku putus asa akan semua hal. Aku seperti tak
layak untuk hidup. Bahkan tuhan
pun
tak menggubris curahan hatiku.
Canda
tawaku sudah lama tak terdengar. Bahkan,
aku sendiri lupa bagaimana caranya tersenyum. Kata-kata penyemangat dari ibuku
pun sudah lama tak terdengar dan aku sangat merindukannya. Aku lelah dengan
hidup ini, aku lelah jika terus menerus memakai topeng untuk menutupi lukaku.
Luka yang tak akan pernah sembuh bahkan menjadi semakin dalam. Bahkan torehan
luka
yang kuderitat kian terukir dan membekas
semakin dalam.
Aku merasa bahwa
diriku tak berguna lagi, bahkan jika aku pergi pun tidak akan ada
seorang yang akan menangisi kepergianku atau merasa kehilangan, karena aku bukan
siapa-siapa dan aku tidak memiliki siapa pun.
Terimakasih
untuk ayahku tersayang, keluarga yang bahkan tidak menganggapku, da di dunia. Kini aku semakin hancur berkeping-keping.
Dan terima kasih banyak karena sudah
membuat hari-hariku selalu dihiasi dengan airmata penderitaan. Sampai aku
lupa rasanya bahagia.
Demikian
cerita ini kukisahkan, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya, dan
jika berkenan mohon tinggalkan komentar.
Bagus bagusan
BalasHapus