Karya
Meti Kelas XII MIPA 2
SMA Negeri 6 Kota Serang 2019
Hening malam kian
lelap...Hamparan langit menyertakan tulisan....Takdir rona kehidupan....Hening
untaian rindu pun hadir, saat aku berdiri disana....Menunggu untuk memulai
segalanya....Senada hembus angin yang bergerak menghempas sudut malam,
bersenandung dengan tuhan pencipta alam....
Hoemm...Akhirnya aku pulang juga, badanku
sangat pegal setelah seharian jalan-jalan mengelilingi kota Bandung. Mataku
sudah mulai mengantuk, tapi sayangnya aku tidak bisa tidur karena aku harus
menemani Rara yang juga menyetir untuk sampai ke kantorku di Jakarta. Kamipun
masuk ke jalan penghubung Bandung-Jakarta yang dikenal dengan tol Cipularang.
Di mobil kami duduk
bertiga, Aku duduk di depan sebelahku Rara yang menyetir dan Ara yang duduk di belakang.
Aku melihat jam pukul satu menjelang dini hari. Suasana jalan tol Cipularang
ini sangat sepi karena mungkin hari kerja. Aku lihat dari sepion tengah Ara
sudah tertidur pulas. Rara pun menegurku untuk tidak tidur.....Dasar penakut, memang
masih hangat beberapa kejadian maut yang terjadi di Cipularang Km 97. Mungkin
Rara takut melihat hal-hal aneh.
Agar tidak ngantuk, aku
menyalakan CD audio mobil. Sambil mengobrol santai, kami pun tertawa-tawa
sampai jarak pun terasa cepat. Iseng aku melihat jalan.. Hmmm....km 60. Ketika
aku sadar, “loh kok CD audionya mati ya? Ra lu
matiin CD?” Rara menjawab tidak. Aku
menyalakan CD audio itu tak lama mati lagi. Kejadian ini sampai berulang
beberapa kali. "CD audionya rusak ya, kok mati matian sih Ra?” Rara pun
tidak tahu kenapa, kenapa CD-nya bisa mati.
Merasa bosan, aku
mencoba mencari-cari hiburan. Aku melihat sebuah mobil di depan dan melempar
pertanyaan. "Kira-kira ada berapa orang yang berada di dalam mobil itu? "
Rara memberi lampu jauh terlihat ada dua bayangan kepala.
"Dua
orang!"Aku menjawab semangat. Untuk memastikan ada berapa orang, kami
menyusul mobil itu dan asstagaaa! didalam mobil itu, penumpangnya hanya satu
orang!” Aku dan Rara terdiam. Aku dapat merasakan mobil kami sangat cepat.
"Ra santai
Ra"......Aku menenangkan Rara. Aku pastikan lagi dengan melihat ke spion
kiri mobil. Haahhh?! Aku tersentak kaget ketika aku melihat hal aneh, seperti
sebuah kain putih yang menempel di belakang kiri mobil dan berterbangan tertiup
angin. Aku terdiam karena penasara Aku mencoba melihat ke sepion tengah dan
melihat Ara tertidur pulas ....tapi, seperti ada...... Aku geser sedikit sepion
tengah mobil. “Astagaaa!!!” Di sebelah Ara duduk seorang wanita, dengan baju
putih dan rambut hitam sebahu.....sedang menunduk. Aku langsung mengarah kaca
spion itu ke atas.
"Ngapain kaca
sepion di gituin? gue gk bisa lihat kebelakang nih". Rara
menegurku keheranan, dan sedikit emosi
kepadaku. Aku tidak menjawabnya dan menyuruh Rara terus menyetir. Tiba-tiba,
Sebuah mobil Kijang tua berplat nomor F memberi lampu tembak sambil membunyikan
klakson. Rara memberi jalan agar mobil itu bisa menyalip. Aku sempat bercanda
dan menantangnya. Pasti dia kebelet kali, jadi buru-buru ngebut, dasar mobil
tua Aku dan Rara tertawa-tawa hingga mobil kijang berplat nomor F menyusul kami.
Sontak Aku dan Rara keheranan dan itu terjadi berulang-ulang kali. Aku
menghapal plat nomornya, dan Rara menghapal mobilnya. Aku sempat memfoto, mobil
itu semakin jauh dan mobil kami melambat.
Bulu kudukku berdiri,
hingga Aku mencoba menenangkan Rara agar tetap berkonsentrasi menyetir dan
akhirnya kami sampai di pintu tol ibu kota. Aku pun belajar banyak dari
pengalaman itu...Bahwa memang ada beberapa hal yang memang rahasia dan lebih
baik dibiarkan menjadi rahasia dan sebuah pantangan yang sakral, jangan pernah
mencoba untuk melanggar, apalagi menantangnya.
Demikian cerita ini
diposting, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya, dan jika berkenan
mohon tinggalkan komentar.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !