Karya Anita Kelas XI MIPA 2
SMA Negeri 6 Kota Serang 2019
Dina adalah
seorang gadis yang sangat cantik dengan kulit yang putih, hidung mancung, dan dia juga memiliki tubuh yang ramping. Dia juga merupakan gadis
periang, cerdas, baik hati, mudah
bersosialisasi, dan yang paling penting dia tidak
sombong. Dia selalu tersenyum jika berpapasan ndemngan orang lain. Dina juga salah satu siswi yang paling berprestasi di sekolahnya. Bahkan Dina mendapatkan peringkat 1 kelas pararel
sewaktu dia SMP.
Pada saat Dina
masuk SMA semuanya berubah, Dina yang tadinya baik dan
berprestasi sekarang menjadi anak yang sangat nakal bahkan sering disebut anak berandal. Dina selalau bolos sekolah, tidak pernah
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan yang paliing parahnya Dina sekarang berani untuk menyambangi klub malam ternama yang ada di kotanya. Tempat haram itu dia sambangi ketika dia muak dengan semua masalah yang terus menerus menerpanya. Dia mendatangi tempat itu untuk mendapatkan hiburan semata, ya Dina memang mendapat rasa senang tetapi kesenangan itu hanya
seasat. Setelah sampai di rumah Dina langsung mendapatkan cacian dan makina
yang dilontarkan kedua orang tua nya. Dina lakukan
semua itu hanya ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang tua nya, karna kedua orang tuanya terlalu sibuk dengan urusannya
masing-masing tanpa memperhatikan anak sulung mereka.
Dina
memiliki seorang sahabat yang bernama Kintan, yang
sangat baik dan pengertian. Kintan selalu mendengar keluh kesah Dina setiap mereka bertemu. Dia juga selalu memberi saran dan nasihat agar Dina tidak mendatangi klub malam lagi, tetapi Dina tidak
pernah menggubris nasihat yang diberikan Kintan.
Kintan tahu alasan mengapa Dina sekarang rubah. Karena semakin hari semakin menjadi-jadi
akhirnya Kintan mengambil langkah seribu, yaitu menemui kedua orang tua Dina untuk memberitahu alasan mengapa Dina menjadi anak yang sangat
nakal. Pada saat kintan sedang membicarakan perihal Dina
telfon genggam milik ayah dina berbunyi yang menandakan ada yang menelfonnya.
Ternyata yang menelfon ayah Dina adalah guru BK dari sekolah Dina. Kedu orang tua Dina pun langsung pergi ke sekolah Dina.
Kintan pun meminta ijin untuk pulang setelah menceritakan semuanya
kepada orang tua Dina. Dalam perjalanan menuju sekolah ibu
dina sangat khawatir putri semata wayangnya
itu melakukan sesuatu yang benar-benar fatal. Ternyata benar, saat orang tua dina mengobrol
dengan guru BK ternyata dina kethuan merokok bersama teman teman lelakinya di
belakang sekolah. Mendengar itu orang tua Dina sangat
sedih dan merasa menyesal tidak memperhatikan anak satu-satunya itu hingga menjadi anak berandal seperti ini. Di sisi lain Dina yang sedang duduk di ruang kelas merasa takut
setengah mati kalau orang tuanya memarahinya atau bahkan menghukumnya. Walaupun dina sangat takut, tetap memberanikan diri untuk pulang. Dina pun sudah siap untuk mandapatkan
cacian dan makian dari orang tuanya.
Dina benar-benr tidak menyangka, ternyata dia tidak mendapat caci makian
dari kedua orang tuanya, bahkan sebaliknya dia mendapat pelukan yang penuh
dengan kasih sayang. Dina pun meminta maaf sambil menangis di pelukan kedua
orang tuanya. Dina sangat menyesal dengan kelakuannya selama ini. Begitu pula
dengan kedua orang tuanya, mereka meminta maaf kepada Dina, karena selama ini
kurang memperhaatikan anak semata wayangnya.
Setelah
kejadian tersebut Dina berjanji kepada dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih
baik lagi dan memperbaiki pandangan semua
orang bahwa dirinya kini telah berubah menjadi lebih baik.
Demikian cerita ini dipublikasikan semoga bermanfaat. Terima kasih atas
apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !