Karya Yunia Rahayu Kelas XII MIPA 3
SMA Negeri 6 Kota Serang tahun Pelajaran 2019/2020
Cerita ini diangkat dari kisah
seorang sahabat, teman, bahkan mungkin bisa
dibilang keluarga. Keduanya saling melengkapi ketika Ria membutuhkan Rio, Rio akan selalu ada di samping Ria. Cerita ini
dimulai sejak mereka sama-sama
duduk di bangku
sekolah dasar. Mereka merupakan murid yang yang memiliki pertemanan yang baik
di antara
teman-temannya yang lain.
Pagi
hari itu , seperti layaknya anak-anak sekolah dasar mereka pergi sekolah bersama. Menjemput Ria setiap pagi sudah
menjadi hal yang rutin bagi Rio.
Pagi
itu Rio kembali menjemput Ria yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Tak butuh waktu lama, Rio
sampai di rumah Ria. Rio bertemu dengan orang tua Ria yang
tengah duduk santai di halaman depan
rumahnnya. “Assalamualaikum Pak, Bu. Ria sudah siap?” Ucap
Rio kepada orang tua Ria.
“Wa’alaikumussalam nak Rio, Ria masih bersiap diri
nak”. Ucap ayah Ria dengan
nada yang lembut. Mendengar Rio yang
sudah sampai di rumahnya, Ria pun segera
bergegas untuk pergi berangkat ke
sekolah dengan Rio.
Mereka berangkat berpamitan kepada orang tua Ria dan berangkat bersama ke
sekolah. “Assalamualaikum Pak, Bu …. Ria Rio berangkat”. Serentak orang tua Ria
pun menjawab.
“Iya nak, hati-hati”.
Begitu seterusnyasetiap berangkat
sekolah, hingga akhirnya waktu penghujung
kelulusan itu pu tiba, seluruh
siswa sibuk akan ke mana
mereka melanjutkan pendidikannya. Namun, berbeda dengan Ria dan Rio yang sudah
tenang karena mereka sudah diterima di sekolah lanjutan yang mereka pilih.
Memasuki libur semester, Rio tak seperti murid
lainnya mereka menghabiskan waktu untuk pergi berlibur bersama keluarganya, akan tetapi ia lebih
asyik dengan sendirinya dalam mempersiapkan diri dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan di luar kota yang lumayan
jauh dari pusat kota, penjara
suci namanya. Hingga akhirnya,
hari
keberangkatan Rio pun tiba,
akan
tetapi Ria tidak bersama Rio pada saat itu. Meskipun ria tidak
seperti biasanya yang selalu bersama Rio, Ria tetap tidak lupa untuk mengucapkan
selamat tinggal kepadanya. Kala itu, Ria memiliki urusannya
sendiri yang tidak bisa ditinggalkan olehnya, Ria sebenarnya cukup
sedih karena Rio akan meninggalkannya dalam
wakatu yang lama.
Tak
terasa waktu terus berjalan dengan segala aktivitas yang telah dilakukan, hingga tibalah waktu kepulangan untuk Rio. Rio
dijemput oleh orang tuanya dan pada saat itu Ria ikut bersama orang tua Rio untuk
menjemputnya. Mereka
menghabiskan waktu selama 5 jam dari pusat kota untuk tiba di tempat Rio sekolah. Tempat itu asing
baginya karena itu sangat jauh berbeda dengan kehidupannya di kota. Tempat itu
dipenuhi dengan kedisplinan,
dan
peraturan. Melihat reaksi Ria yang terlihat aneh dengan suasana di sekolah Rio, Rio pun bertanya kepada Ria. “Gimana sekolahku,
nyaman bukan? Sudahlah,
pindah
saja ke sini
supaya kita bisa bersama-sama lagi”. Ucap Rio dengam
maksud membujuk Ria. Ria membalas ucapan
Rio.
“Ga mungkin pindah Ri”.
Ucap Ria dengan pasrah.
Waktu libur rio dimanfaatkan olehnya
dengan baik, seperti
bertemu dengan beberapa kawannya dulu, berlibur dengan keluarga besar, dan tak lupa untuk
bermain dengan Ria. Hingga tak terasa
waktu untuk kembali ke penjara suci itu tiba, karena waktu berlibur
rio sudah habis. Hingga pada tahun keempat Rio menjalani pendidikannya, orang tua memutuskan
untuk pindah rumah yang lumayan jauh dari rumah yang sebelumnya. Karena keadaan
tersebut, hubungan
antara Ria dan keluarga Rio pun tak lagi sedekat dulu, karena jarak yang
memisahkan. Hingga pada akhir tahun keempat, orang tua Ria mengajak Ria
untuk berkunjung kerumah Rio sekaligus menyambungkan kembali tali silaturahmi.
Pada akhir tahun kelima, waktu perpulangan Rio pun
tiba, dan pada saat itu, mereka sama-sama sudah memasuki
usia yang biasa orang orang sebut “legal” atau diakui oleh
negara sebagai warga negara. Rio mencari tahu keberadaan Ria dengan berbagai
cara, hingga akhirnya ia
mendapatkan nomor telepon Ria dan Rio langsung menghubunginya. Rio mengirim
pesan kepada Ria.
“Halo mbanya,
masih
ingat?” Tak butuh waktu lama Ria pun membalas pesan yang diterimanya. “Wah, ada orang jauh
mengubungiku”.
Balas Ria dengan maksud mencairkan suasana.
Pesan tersebut terus terjalin hingga
akhirnya Rio memutuskan untuk bertemu secara langsung dengan Ria. Rio mengajak
ria menonton film yang terbaru di bioskop.
Rio ingin menghabiskan waktu berliburnya dengan maksimal karena Rio
hanya memiliki waktu 7 hari untuk berlibur. Mereka berdua bertemu di tempat
yang sudah direncakan melalui pesan. Mereka berdua bertemu di lobi mal dengan Rio yang
sudah berada di sana
terlebih dahulu. Setelah mereka saling bertemu. Ria terasa canggung untuk berjalan
bersama rio karena usia mereka yang sudah sama-sama memasuki usia remaja yang dan sudah merasakan rasa
yang berbeda. Namun Ria berusaha
menutupi rasa canggungnya dengan terus memegang Handphone-nya. Hingga tanpa
sadar, Rio
mengajaknya untuk makan terlebih dahulu sebelum waktu masuk bioskop tiba. Akan
tetapi, Riza menolak ajakan Rio tersebut
dengan alasan bahwa ia sudah makan sebelumnya. Padahal, ria belum makan sama
sekali, itu hanyalah alasan
yang Ria buat karena ia tidak ingin berdua bersama Rio terlalu lama.
Terdengar informasi bahwa film yang
akan mereka tonton akan segara tayang, Ria langsung mengajak Rio untuk bergegas
masuk kedalam bioskop. Tempat duduk
sudah dipenuhi dengan banyak pengunjung lainnya dan Ria merasa malu karena saat
itu Rio bertemu dengan teman satu
pesantrenny.
Ria memutuskan untuk pergi ke tempat duduknya lebih dulu sementara Rio masih
asik berbincang dengan teman temannya.
Terdengar dari tempat duduk Ria, Rio sedang
memperkenalkan Ria kepada teman temannya entah dengan maksud apa akan tetapi Ria
hanya berdiam duduk di tempat
duduknya. Hingga akhirnya Rio pun datang ke tempat duduk di samping
Ria. “Tadi itu mereka
siapa?” Tanya Ria. “Mereka
teman sekamarku”. Rio
menjawab. Ria menganggukan kepala tanda mengerti. Film dimulai, dan Ria mulai mencari
tempat ternyamannya untuk menikmati film tersebut.
N amun
tanpa sadar, ada
Rio yang memperhatikannya. Rio terus menatap Ria dengan senyum yang ia
lontarkan. Tetapi
Ria memilih untuk memainkan handphone-nya karena ia malu
untuk diperhatikan oleh Rio.
Di pertengahan film, ada seseorang yang
menelpon kepada Ria yang membuat suasana antara meereka menjadi tidak nyaman karena orang
tersebut terus terusan menghubungi Ria. Hingga akhirnya Ria memutuskan untuk
mematikan HP-nya dan kembali
melanjutkan menonton
film tersebut. Setelah 90 menit mereka berada di dalam bioskop, film itu pun berakhir dan Rio memutuskan
untuk mengajak Ria makan dan Ria kembali menolak untuk makan bersama Rio. Akhirnya, mereka memutuskan hanya minum
saja di tempat yang Ria pilih yang sudah menjadi tempat favorit Ria di mal
tersebut. Rio pun hanya mengiyakan dan mengikuti kemauan Ria. setibanya di kedai minuman tersebut ria langsung memesan
minuman favoritnya dan Rio yang mengikut di belakangnya sambil mengataka.
“Mas pesananku sama dengan dia ya”.
Ria sedikit jengkel karena Rio yang selalu tepat berada di sampingnya’.
Mereka memilih tempat duduk untuk menikmati
minuman yang telah dipesan. Tidak ada obrolan pada saat itu karena keduanya
mungkin bingung tentang apa yang akan dibicarakan. Rio pun memulai obrolan
dengan membahas sekolahnya dan
pengalaman yang ia dapatkan di
sana.
Tanpa menyadarinya, Ria
pun memulai obrolannya dengan Rio. Rio bertanya kepada Ria. “Bagaimana sekolahmu?”
Ria menjawab pertanyaan rio dengan nada yang sangat flat karena menurutnya sekolahnya berjalan seperti siswa siswa
lainnya. Lalu tanpa ditanya oleh Ria, Rio menceritakan suka
dukanya selama dia menjadi santri.
Obrolan keduanya sangatlah panjang
hingga berakhir pada obrolan yang menurut Ria itu merupakan obrolan yang sangat
penting baginya karena Rio bertanya kepada Ria.
“Kamu sendiri sekarang?” Ria berpura-pura untuk tidak
mendengarkan pertanyaan yang Rio berikan, karena ia tahu maksud dari pertanyaan
tersebut. Rio kembali melanjutkan pertanyaannya. “Kalau gue jauh, jangan
sama siapa siapa ya. Tunggu aja,
sendiri
aja dulu”. Pertanyaan itu terus ada di pikiran Ria hingga saat ini.
Tahun ajaran baru pun tiba, Rio harus kembali ke
sekolahnya dan itu merupakan tahun terakhir baginya untuk berada di tempat tersebut. Rio
mengucapkan kata selamat tinggal dan terimakasih kepada ria karena telah
membuat liburannya menjadi lebih bahagia dan menitip pesan kepada Ria untuk
selalu menunggu Rio kembali. Ria
hanya menganggukan kepala terhadap apa yang diucapkan oleh Rio.
Demikian cerita ini dipublikasikan,
semoga bermanfaat. Terima kasih ats apresiasinya, dan jika berkenan mohon
tinggalkan komentar
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !