Karya Putri Rizqa Kelas 11 MIPA 2
SMA
Negeri 6 Kota Serang Tahun Pelajaran 2019/2020
Namaku
Citra mahasiswa
jurusan Seni di salah satu universitas favorit di Indonesia. Aku mempunyai
teman dekat yang bernama Regina. Aku dan dia telah berteman semenjak kami duduk
di bangku SMA. Dan aku tidak menyangka bahwa aku dan Regina satu kampus. Ia
sangat pintar sehingga ia mengikuti program pertukaran pelajar dan ia
mendapatkannya. Karena program pertukaran itu aku kehilangan teman dekat dan
sekaligus mendapatkan seseorang yang bisa mengisi kekosongan hatiku,namanya Jimin. Ia
keturunan darah Korea. Ia sangat tampan dan memiliki senyuman yang manis. Ia
sangat ramah kepada semua orang. Itulah mengapa aku menyukainya. Kami mulai
berpacaran pada awal semester 4. Ada hal-hal yang menyenangkan dan hal-hal yang
membuatku sedih. Aku senang karena aku bisa dekat dengan Jimin, orang yang
selama ini aku harapkan ternyata iapun memiliki perasaan yang sama sepertiku.
Di
sisi lain aku sudah jarang berbicara dengan Regina. Entah akhir-akhir ini dia sibuk
atau karena hal
lainn. Aku merasa kami tak
sedekat dulu. Aku sangat merindukannya, aku selalu melihat foto-foto
kebersamaan kami
dulu namun dengan melihat foto saja tidak bisa menjadi obat penawar rinduku.
Waktu
sangatlah kejam, untuk melihat wajahnyapun sekarang begitu sulit. Aku sangat
ingin bertemu dengannya dan mengajaknya berjalan-jalan sambil memakan eskrim
rasa vanila kesukaannya. Berapa banyak kerinduan yang harus berjatuhan seperti
salju. Bahkan salju itu tak kunjung mencair karena tidak mendapatkan sinar
matahari. Andaikan saja aku menjadi debu, agar aku bisa lebih cepat untuk
menemuinya.
Berapa
hari lagi aku harus menunggu? Kau menjanjikan sesuatu padaku, Regina. Kau
menjanjikan pertemuan itu, namun sampai sekarang kau pun tak sempat membalas
pesanku. Aku ingin kau mengenal Jimin, pria yang selama ini membuat hari-hariku
ceria dan menjadikan aku lebih bersemangat. Kebetulan, lusa aku
akan berangkat ke Roma,
Italy untuk melihat pertunjukan seni di sana. Aku akan mengunjungi Regina tanpa
memberi tahunya terlebih dahulu. Jimin yang mengusulkan ide ini. Aku
benar-benar tidak sabar.
Saat-saat
yang kunantikan pun tiba. Aku berangkat ke Italy bersama Jimin. Pertama-tama
aku ingin mengunjungi pameran namun alangkah terkejutnya ternyata Regina mendatangi
pameran itu dan kita bertemu. Regina menatapku seolah-olah tak percaya. Aku
refleks memeluknya namun, pelukan hangat yang aku berikan untuknya ditolak. Ada
apa dengan dia? Mengapa dia menjadi sangat asing?
Aku
menanyakan kabarnya dan sekaligus memperkenalkan Jimin padanya. Namun, hal tak
terduga terjadi. Dia mendorongku, untungnya Jimin berada di padanya apakah aku temannya. Dan yang Regina
katakan cukup membuatku sangat terkejut. Ia bilang bahwa dia tidak mengenalku
dan dia tidak sudi berteman dengan orang sepertiku. Memangnya aku ini kenapa?
Apa ada yang salah dengan penampilanku?.
Aku
benci bagaimana waktu berjalan meskipun di moment ini. Regina yang berubah atau
aku yang berubah? Aku pikir memang itulah yang terjadi pada semua orang. Apakah
aku membencinya? Ya tentu saja aku sangat membencinya. Dia meninggalkanku
bersama dengan kekecewaanku yang dibuatnya.
Aku
sangat ingin menangis namun aku malu karena di sini banyak orang.
Jimin yang melihatku tersiksa seperti ini segera membawaku pulang ke
penginapan. Aku sangat beruntung karena dia ada di sisiku saat ini. Aku
meluapkan semuanya pada Jimin. Dan dia berusaha untuk menenangkanku.
Saat
aku sudah merasa lebih baik, aku mengirimkan pesan kepada Regina yang isinya
“aku sangat kecewa padamu. Regina, bahkan ini di hari ulang tahunku tapi
kau malah merusaknya. Tak apa jika kamu ingin meninggalkanku, namun sehari pun aku tidak akan
pernah melupakanmu. Sejujurnya aku merindukanmu, namun sekarang aku akan
melupakanmu. Karena itu akan lebih menyakitkan daripada harus membencimu.
Terimakasih atas kenangan-kenangan indah yang kamu berikan. Semoga hidupmu
selalu bahagia.”
Jimin
mengajakku jalan-jalan untuk membuatku melupakan kejadian tadi siang yang tak
terduga. aku diajak ke sebuah tempat yang sangat cantik. Air Mancur Trevi. Aku sangat menyukainya. Suasana
yang terlihat sangat kuno dan seni pahat yang indah membuatku bisa melupakan
Regina. Aku sangat menikmati momen
seperti
ini.
Tak
terasa malam pun telah tiba. Aku diajak ke Koloseum, bangunan tua arena
gladiator Romawi kuno yang ikonis.
Aku sangat menikmati suasana di
sini.
Jimin benar-benar membuatku bahagia. Saat kami sedang istirahat, tiba-tiba
banyak sekali kembang api yang dinyalakan. Alangkah terkejutnya aku ketika
kembang api itu membentuk suatu kalimat “will
you marry me?” Kemudian Jimin
mengeluarkan kotak berisi cincin dan Regina datang tersenyum bahagia padaku.
Apakah ini nyata? Aku bingung sekaligus bahagia. Aku menerima lamaran Jimin dan
Regina meminta maaf atas apa yang dia lakukan padaku. Ternyata dalang dari
semua ini adalah Jimin. Dia sukses membuat perasaanku campur aduk seperti ini.
Aku sangat bahagia dan sangat beruntung bisa kenal dengan orang seperti Jimin
dan Regina. Yang jelas hari ini, malam ini tidak akan pernah aku lupakan. Thank a lot my dear.
Demikian cerita ini dipublikasikan
semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, dan jika berkenan mohon
tinggalkan komentar.
Anjay mabar
BalasHapusWah bagus 😀
BalasHapusMantul
BalasHapus