Karta Maftuhatu Rizkiyah
Kelas: XI MIPA 2 SMA Negeri 6 Kota Serang 2019/2020
Ada seorang
wanita bernama Khairunnisa, ia bersekolah di pondok pesantren ternama di kota
Bandung. Ia begitu cantik dengan wajahnya yang natural, ia juga memiliki mata
yang bulat berwarna hitam pekat,
dilengkapi lesung
pipit
yang mempercantik dirinya. Bisa dibilang dia adalah wanita yang hampir
sempurna. Dengan keahlian yang dimilikinya di bidang akademik atau pun non
akademik, akhlaknya yang terpuji, dan hatinya yang tulus, semakin menunjukan berapa indah ciptaan Tuhan.
Pada suatu hari,
Nisa mengikuti kumpulan angkatan di aula pondok pesantren. Di situ, Para santriwan
dan santriwati membahas tentang acara yang akan dilaksnakan bulan depan. Suatu ketika, Adam pun
mengusulkan pendapatnya untuk membuat acara menjadi meriah. Adam adalah salah satu seorang santriwan yang
terkenal dengan keahliannya di bidang Tahfidzul Quran. Tak heran jika ia dikagumi
oleh beberapa santriwati. Dengan wajah yang sumringah,
Adam pun menyampaikan beberapa pendapatnya itu.
Tak sengaja Adam pun melirik Khairunnisa yang sedang menulis beberapa
agenda acara yang akan diselenggarakan nanti. Adam pun merasa ia sangat
mengagumi sosok wanita yang ia cintai dari awal ia masuk di pondok pesantren itu.
Rasanya ia ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan selama ini. Ia selalu berserah
diri kepada Allah untuk menjadikan Nisa sebagai istrinya kelak jika Allah
mengizinkan.
Sama halnya
seperti yang Adam rasakan, Nisa pun diam-diam menebar sedikit senyuman kepada
Adam walaupun Nisa tahu Adam tidak melihat senyuman itu, rasa bahagia yang
sedang Nisa rasakan saat Nisa bisa melihat Adam yang begitu gagahnya dan pintar
dalam segala bidang.
Sampai saatnya
datang, pimpinan pondok pesantren pun menginformasikan bahwa Khairunnisa
merupakan santriwati yang terpilih sebagai santriwati yang mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan study ke Kairo Mesir. Nisa yang mendengar informasi tersebut
langsung terkejut dan terharu atas apa yang telah diberikan oleh gurunya itu. Nisa pun percaya ini
merupakan rencana Allah yang memberikan kesempatan kepada Nisa untuk
melanjutkan study di luar negeri. Berbeda halnya dengan Adam, ia terlihat sedih
saat mendengar kabar gembira tersebut, karena dia harus berpisah dengan wanita
yang ia cintai selama ini, dia
pun
tidak bisa berkata apa-apa
lagi. Adam harus mengikhlaskan
kepergian Nisa untuk menuntut ilmu di negeri orang.
Dua
tahun sudah, Nisa kulih di Kairo, dan kinbi dia sudah
terbiasa menjalani hari-harinya
di sana. Ia sangat bersemangat
dan selalu bersyukur atas apa yang telah ia dapatkan selama ini.
Tak terasa kini ia pun akan menghadapi
wisuda, ia merupakan salah satu mahasiswi yang berprestasi di universitas fakultasnya. Tak heran jika ia
akan lulus dalam waktu cepat. Ia pun sering memberi kabar kepada keluarganya di
Indonesia dan bercerita hal apa saja yang ia alami selama di Kairo, Mesir.
Senin, 21 Agustus 2019 adalah
hari ia merasakan kebahagiaan yang tak pernah terpikirkan olehnya. Waktu wisuda adalah
waktu yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang berprestasi
untuk menerima hasil apa yang telah mereka laksanakan selama ini.
Waktu yang
dinanti nanti pun telah tiba, keluarga Nisa pun telah menghadiri acara
tersebut. Nisa pun terlihat anggun dengan gaun yang ia kenakan. Setelah melaksanakan
wisuda dan Nisa merupakan lulusan terbaik di fakultsnya, ia pun bergegas untuk pulang ke
Indonesia. Dengan tidak
disangka-sangka ada seorang pria yang
tiba-tiba datang dengan membawa buket bunga yang besar dan dengan gagahnya ia
berjalan mendekati Nisa dan keluarganya. Pria itu adalah Adam, pria yang selama
ini Nisa selalu doakan agar bisa menjadi imamnya itu. Adam pun memberikan senyuman
termanisnya kepada Nisa dan Nisa pun membalasnya. Tanpa basa basi Adam pun
langsung berbicara tentang apa yang ingin ia akukan sekarang. “Nisa, betapa
rindunya diriku tanpa dirimu. Aku selalu berdoa kepada Allah agar engkau bisa
menjadi wanita surgaku, engkaulah yang selama ini yang aku dambakan, aku tak
bisa mengungkapkan perasaanku selama ini karena aku percaya Allah akan
memberikan rencana yang lebih baik untukku.
Dan ini adalah hasil dari ikhtiarku selama ini, pada kesempatan
ini izinkan aku mencintaimu, menyayangimu dan menikahimu. Mau kah kamu menjadi
istriku?” Tanya Adam.
Pada saat
bersamaan, Nisa pun tak sadar ia meneteskan air matanya karena terharu dengan
apa yang Adam katakan, dan ia pun sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
studinya dan adanya seorang
pria yang ia cintai selama ini melamarnya. Nisa pun tak ragu untuk menerima lamaran
pria yang ia cintai dalam diamnya selama ini.
Nisa langsung mengganggukan
kepalanya dan berkata “Iya , aku siap menjadi istrimu”. Subhanallah begitu
bahagianya Nisa pada saat itu, rencana Allah memang terbaik untuk hamba hamba-Nya yang ingin berusaha
dan Istiqomah kepada-Nya.
Sesampainya di
Indonesia, Nisa pun tidak sabar menunggu hari ia akan menjadi seorang istri
dari seorang pria penghafal Alquran itu. Ia akan melangsungkan pernikahan 2
hari lagi. Ini
memang rencana Adam yang tidak ingin menunda-nunda
pernikahan. Semua keperluan untuk pernikahannya telah Adam persiapkan secara
matang.
Hari ini adalah
hari pernikahan mereka.
Nisa yang sudah cantik mengenakan gaun putih yang membalut dirinya dan sapuan make up tipis yang membuat orang
pangling jika melihatnya, ia sangat cantik, begitu anggun dan Adam yang
mengenakan jas hitam dan peci membuat ia terlihat gagah. Saat yang
ditunggu-tunggu pun akhirnya datang, mereka akan melaksanakan ijab kabul. Dengan lihainya
Adam mengucapkan ijab kabul
dengan
lancar dan saat itu juga semua keluarga dan tamu undangan berkata “SAH”. Alhamdulillah
tabarakallah. Proses pernikahan itu pun berjalan dengan lancar. Mereka pasangan
yang serasi, bukan hanya materi yang Nisa atau Adam cari pada setiap pasangan
masing-masing melainkan Akhlak yang dimiliki oleh setiap pasangannya.
Nisa dan Adam
pun menikmati hidup berdua bersama
dengan penuh kebahagiaan. Mereka selalu bersyukur dan tidak pernah untuk
meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri atau suami sekaligus umat
Islam. Nisa sempat merenungkan keluh kesahnya selama ini tentang mencintai
dalam diam, namun Nisa tidak perlu khawatir lagi dengan hal itu karena sekarang
dia telah mendapatkan kebahagiaan dari apa yang ia lakukan selama ini. Bagi sebagian
orang cinta dalam diam itu menyakitkan,
tapi faktnya ternyata
beberapa orang yang mendapatkan kebahagiaan yang sama seperti Nisa.
Sesungguhnya Allahlah yang telah mengatur semua urusan hamba-Nya. Dia maha tahu segalanya.
Demikian
cerita ini dipubliksikan, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya,
dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !