Headlines News :
Home » » Tips Menjadi Orang Kaya

Tips Menjadi Orang Kaya

Diposting Oleh aosin suwadi pada Jumat, 26 Desember 2014 | 23.15


Tips Menjadi Orang  Kaya
 


https://www.google.com


            Bagi siapa saja yang terobsesi untuk menjadi orang kaya, silakan Anda baca, pahami, dan bijaki tulisan ini. Penulis tidak mampu melakukan konsep ini, karena dalam kenyataannya, terlalu banyak faktor (manusiawi) yang mempengaruhinya. Tapi walaupun begitu, saya berharap siapa tahu para pembaca ada yang mampu mewujudkan ide saya ini.
Miskin dan kaya definisinya relatif, tidak ada yang mutlak. Secara leksikal, KBBI mengartikan “kaya” adalah mempunyai banyak harta (uang dsb). Perkataan “banyak harta” dalam definisi ini juga relatif. Artinya berapa banyak harta yang harus dimiliki oleh seseorang, hingga dikatakan orang kaya. Begitu juga dengan istilah “miskin”. Separah apa kondisi ekonomi seseorang, hingga dikatakan miskin. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kaya itu bukan semata-mata dilihat dari harta kekayaan, tapi juga dilihat dari kebesaran hati pemilik harta. Ada juga pendapt bahwa orang miskin adalah orang yang memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhan hidup. Dalam konteks ini banyak pekerja atau pegawai, bahkan PNS, yang jelas-jelas mempunyai penghasilan tapi jauh dari mencukupi kebutuhan hidup. Apakah mereka dapat kita golongkan kepada orang miskin?
            Dulu, pada zaman pemerintahan Orde Baru, pernah dilakukan pendataan terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Miskin dan kaya waktu itu diistilahkan dengan prasejahtera, sejahtra I, sejahtera II. Salah satu kriterianya dilihat dari bangunan rumah. Jika suatu keluarga tinggal di rumah gubug berlantai tanah dan tidak memiliki MCK, maka masyarakat seperti itu dikatakan prasejahtera (miskin). Waktu itu diluncurkan program pembutan WC/MCK dan semenisasi gratis untuk warga prasejahtera. Pendataan ini sangat relatif, dan jauh dari akurat. Pada kenyataannya banyak warga yang rumahnya tidak berlantai semen, kondisi ekonominya lebih baik dari warga yang rumahnya disemen dan memiliki MCK. Begitu pula sebaliknya.
            Jika kita cermati lebih jauh lagi, program pemerintahan Orde Baru ini mengandung strategi politik. Mungkin maksudnya pemerintah ingin menaikkan derajat bangsa Indonesia di kancah internasional. Untuk kepentingan politik, program itu mungkin baik. Akan tetapi pada kenyataannya kondisi ekonomi masyarakat tidak bisa diubah dengan program kilat satu repelita. Buktinya, repelita berakhir masyarakat miskin, tetap miskin.
            Masalah yang sangat umum dirasakan oleh setiap orang yaitu “besar pasak dari pada tiang”. Dari sinilah awalnya penulis punya ide untuk menulis tips ini. Berapa pun besarnya tiang, jika pasaknya terlalu besar, tidak akan seimbang. Sebaliknya berapa pun kecilnya tiang, jika ingin seimbang buatlah pasak yang kecil mengikuti ukuran tiang. Artinya berapa pun besarnya penerimaan, jika semuanya dikeluarkan, tentu tidak akan ada sisa. Sebaliknya berapa pun kecilnya penghasilan, jika pengeluarannya disesuaikan, tidak akan terjadi kekuarangan (teori).
            Ada beberapa strategi yang dapat kita lakukan agar kita menjadi orang kaya. Pertama dapat kita lakukan dengan memperbesar tiang, tapi pasaknya jangan diperbesar. Artinya perbesar penghasilan, tapi pengeluarannya jangan diperbesar. Kedua dengan ukuran tiang yang sama kita perkecil pasaknya. Artinya dengan penghasilan yang sama pengaluarannya diperkecil. Ketiga, kalau mungkin perbesar penghasian, perkecil pengeluaran. Sulit bukan? Sekali lagi saya katakan, saya tidak mampu melakukan ide ini.
            Mari kita kembalikan “miskin” dan “kaya” kepada keyakinan diri kita sendiri. Saya ingat nasihat ibu saya yang intinya “sedikit cukup, banyak ada sisa”. Artinya jika kita punya penghasilan sedikit harus cukup. Berapa pun penghasilan kita, secara logika pasti bisa dibagi 30 hari. Contoh soal:
1.      Dalam skala kecil; jika kita punya penghasilan Rp1.200.000,00 perbulan, maka balancing penerimaan dengan pengeluarannya menjadi 1.200.000 : 30 hari = 40.000. Berarti kalau ingin cukup, jangan mengeluarkan uang lebih dari Rp 40.000 perhari.
2.      Dalam skala yang lebih besar; jika kita punya penghasilan Rp4.500.000,00 perbulan, maka balancing penerimaan dengan pengeluarannnya menjadi 4.500.000 : 30 hari = 150.000. Berarti kalau ingin cukup, jangan mengeluarkan uang lebih dari Rp150.000 perhari.
3.      dst.
Jika kita ingin memiliki harta kita bisa menggunakan skala pengeluaran yang lebih kecil. Misalnya jika kita punya penghasilan seperti pada nomor 2, pengeluarannya gunakan nomor 1 yaitu 4.500.000 : 30 hari = (40.000+x). Nilai x = Rp110.000,00. Dengan begitu tentunya kita punya sisa Rp110.000,00 untuk tabungan masa depan.
Demikian tulisan ini saya publikasikan, dengan harapan siapa tahu ada pembaca yang mampu “menjaring angin”, artinya mampu pewujudkan sesuatu yang sangat sulit. Terima kasih atas apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.


Share this article :

3 komentar:

  1. Siapa bilang teori ini “menjaring angin” . Buktinya, saya baru saja 2 hari menjalankan teori Bapak ini, langsung kaya kok !

    BalasHapus
  2. Dengan definisi tertentu, kiita-kita ini memang telah lama menjadi orang.

    BalasHapus

Content yang Anda baca semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar.

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi