Sepasang Tasbih yang Terpaut (2)
Karya Deasy Puspitasari
Kela XII IPS 3 SMA Negeri 6 Kota Serang 2014/2015
Kela XII IPS 3 SMA Negeri 6 Kota Serang 2014/2015
Sebelum membaca bagian kedua ini, ada baiknya jika Anda membaca Sepasang Tasbih yang Terpaut bagian kesatu terlebih dahulu.
“Raf, aku takut Rista kenapa-kenapa.” Ujar Fiana sambil menarik jaket yang dipakai Rafa.
“Raf, aku takut Rista kenapa-kenapa.” Ujar Fiana sambil menarik jaket yang dipakai Rafa.
“Aku juga takut, Fi. Tapi kita do’akan semoga Rista nggak baik-baik saja dan ayo kita cari dia lagi.”
“Oh iya, nomor handphone dia aktiv nggak?”
“Udah nggak aktiv dari 1 jam yang lalu.” Tiba-tiba Nida datang dan menangis tersedu-sedu. “Hiks hiks hiks... Kakak !!”
“Apa De’? kok nangis?”
“Kak Rista kemana? Aku takut.”
“Udah jangan nangis, lebih baik berdo’a.”
“Ya udah kita shalat tahajud yuk!!” Ajak Fiana.
Setelah berjam-jam mencari tapi tak menemukan sosok gadis yang berparas cantik itu. Akhirnya Pak Dani dan guru-guru memutuskan untuk melaporkan kejadian ini kepada polisi setempat dan orang tua Rista.
Anak-anak menangisi Rista, tak terkecuali Rafa. Walaupun Rafa terkenal sangat cuek, tapi hati ia luluh ketika mengetahui wanita yang mengisi hatinya selama ini tak bersamanya lagi. Rafa sangat khawatir sampai-sampai ia tak memikirkan yang lain. Hanya Rista,Rista dan Rista. Rafa sangat takut kehilangan Rista karena hanya dia yang dapat mencairkan hati Rafa yang beku walaupun Rafa tak mengucapkan kata-kata itu kepada Rista. Karena baginya itu tak penting diketahui orang lain dan rasa kagum jika diungkapkan akan melebar kemana-mana.
Orang tua Rista langsung datang ke lokasi. Ibunda Rista langsung mencari Rafa “Rafa... Rafa... Rafa dimana kamu,Nak??.”
Rista adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara tapi sayang kakak Rista meninggal karena kanker otak pada usia 12 tahun dan adik Rista berumur 13 tahun saat ini dan Muhammad Zaidan Maulana namanya, tapi ia tinggal di Pesantren Modern La’tantsa di Rangkas, jadi hanya Rista satu-satunya anak Pak TB.Dicha Pramudia dan Ibu Ana Farida Rahmawati. Ayah Rista seorang Walikota Kota Serang dan Ibunya seorang anggota DPRD Banten. Rista terlahir dari orang tua yang kaya raya dan menurut polisi itu salah satu penyebab terjadinya penculikan ini.
“Bu, jangan menangis terus. Anak ibu sebentar lagi ketemu tapi Ibu harus tegar dan terus berdo’a.” Ujar polisi di Polsek Anyer.
Sudah dua hari Rista belum ditemukan. Anak-anak telah pulang dari Anyer, begitupun Rafa. Semenjak Rafa kembali ke rumah ia tak mau makan sedikitpun,di fikirannya selalu ingat Rista “Bagaimana Rista sekarang? Sedang apa dia disana?Ya Allah lindungilah sahabatku itu. Jaga dia dari marabahaya.”
Polisi terus berusaha menemukan Rista. Mencari setiap saat namun belum juga ditemukan. Akhirnya, setelah tiga hari menghilang Rista ditemukan di sebuah Villa kosong . Ia sama sekali tak berdaya karena 3 hari menahan lapar dan dahaga.
“Alhamdulillah Ya Allah, Engkau telah mengabulkan do’aku.” Sambil menahan air mata Ibunda Rista memeluk Rista. Rafa ikut menjemput Rista di Polsek Anyer dan hati Rafa sangat bahagia ketika ia bisa menatap wajah Rista. Saat itu wajah Rista terlihat sangat pucat.
“Ternyata penyebab anak Ibu dan Bapak diculik adalah faktor dendam. Seseorang mengawasi gerak-gerik anak Bapak dan ketika anak Bapak lengah sang penculik beraksi. Ia membawa Rista ke Villa kosong untuk menceritakan mengapa ayahnya bisa menjadi seorang Walikota dan mengapa ketika pemilu suara Pak Dicha sangat tinggi?ia tak terima dengan semua itu makanya menculik anak Bapak dan ia ingin memeras harta kekayaan Bapak.” Penjelasan dari Kapolsek Anyer.
“Siapa dia?Mengapa ia seperti itu?.”
“Beliau adalah Pak Subagyo, calon Walikota Serang yang tak terpilih.”
“Astaghfirullah jadi ini balasan dari semua kebaikanku terhadapnya?”
“Sudahlah,Pah. Yang penting Rista telah ditemukan.”
Setelah peristiwa itu terjadi Pak Dicha meminta Rafa untuk menemani Rista setiap saat, khususnya ketika Rista pergi dan pulang sekolah. Ayah Rista meminta agar Rafa mengantar dan menjemput Rista setiap hari. Rafa tak keberatan sedikitpun dengan permintaan Pak Dicha. Sebagai anak laki-laki ia harus bisa menjaga teman-teman perempuannya terutama Rista. “Oke Pak. Aku siap menjalankan perintah Bapak dengan senang hati.”
“Nah itu baru calon menantu yang buaiiik hehehe.”
“Aamiin Ya Allah.”
“Udah ihh ada yang senyum-senyum sendiri tuh jadinya.” Sambung ibunda Rista.
“Ihh apaan sih mamah..” Rista tersipu malu. Sorotan matanya tak bisa menutupi perasaan di hatinya.
Setiap pagi dan siang hari Rafa mengantar Rista ke rumahnya di perumahan elit di sekitar Kota Serang. “Assalamu’alaikum ukhti. Aku pulang dulu yah. Besok akan ku jemput lagi kau di pelantaran pintu rumah hehehe.” Rafa berpamitan sambil mengajak Rista bercanda. “Wa’alaikum salam. Ahhh gayamu puitis banget sih? Bikin aku dag dig dug hehe. Hati-hati yah di jalan, besok aku tunggu kamu lagi di istana miniku.”
Tak henti-henti Rista tersenyum.
Satu bulan kemudian. . .
Keluarga Rista jatuh miskin, karena ayahnya ditipu seseorang yang mengajak bisnis tetapi malah mengambil semua harta dan aset-aset milik Pak Dicha. Rista sangat sedih. Ayahnya dipenjara karena dituduh penipu, tetapi sebenarnya ia yang ditipu. Rista hanya tinggal bersama ibundanya.
“Mah, mengapa kita mendapat cobaan seperti ini?.”
“Sabar, Nak. Mamah juga sangat sedih tapi inilah hidup. Harus tetap kita lalui walaupun badai menerjang.”
Setelah ayah Rista dipenjara,rumah mewah lenyap,kendaraan hilang dan uang hanya tersisa 50.000 rupiah. Akhirnya ibunda Rista banting stir menjadi seorang penjual kue dengan modal 50.000 rupiah dan mereka tinggal di rumah kosong milik Pak Raden Rizal Cahyo Anwar Seto Diningrat. Setiap hari selalu ada yang menghina Rista dan bundanya. Terkadang hatinya geram tapi sedih. “Mengapa papah bisa tertipu? Mengapa papah harus dipenjara padahal ia tak salah?Mengapa ini terjadi pada keluargaku Ya Allah???” Jeritan hati Rista.
Setelah beberapa minggu akhirnya Pak Dicha dibebaskan karena tidak terbukti bersalah dan ekonomi keluarga Rista mulai stabil walaupun tak ada istana mewah,mobil mewah dan harta berlimpah.
Tiga bulan kemudian....
Hari pertama Ulangan Akhir Semesterpun tiba. Matematika dan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah mata pelajaran pembuka di UAS SMPN 10 Kota Serang. Hari pertama berjalan dengan lancar, karena Rafa telah mempersiapkan diri dari hari-hari sebelumnya. Ketika sedang berjalan di depan kelas Rafa bertemu dengan Bu Dian “Assalamu’alaikum.”
“Ehh Rafa, wa’alaikumsalam. Bagaimana tadi soal-soalnya? Mudah bukan?” Bu Dian tersenyum sambil mencubit tangan Rafa.
“Wah Bu, soalnya sangat mudah tapi untuk menjawabnya harus memeras otak. Hehe.”
Setelah satu minggu menghadapi UAS, akhirnya pembagian rapor tiba dan khusus untuk kelas 9 yang harus mengambilnya adalah orang tua siswa. Rafa, Rista dan kawan-kawan 9a sangat penasaran “Siapakah pemenangnya?” ujar Rista.
“So pasti Rafa. Karena dia itu perfect dan multitalent.” Adit menjawab pertanyaan Rista dengan gurauan.
“Ahh kamu ini, Dit. Bikin aku jadi melayang.” Rafa menjawab dengan singkat.
“Melayang terbang ke awaaan nananana.” Adit menyanyikan sebuah lagu milik Ungu Band.
“Weh, suara kaya kaleng kerupuk gitu aja di pamerin. Hihihi peace, Dit.” Sambung Rista.
Setelah bersenda-gurau akhirnya pengumuman dimulai.
“Peringkat 5 diduduki oleh si ganteng, Aditya Wijaya, di peringkat 4 diduduki oleh Fiana Maha Suci, di peringkat 3 ada si manis, Raihan Triwibowo, peringkat 2 diraih dengan total nilai 1226 oleh si cantik nan imut, Rista Fakhirahani Pramudia dan peringkat 1 diraih dengan total nilai 1227 oleh si pemilik nama terpanjang di kelas ini,Raden Rafa Fakhrizal Anwar Seto Diningrat.” Wali kelas 9a menyebutkan peringkat 5 sampai 1.
“Prok...prok .. prok” Semua berbahagia.
“Ibu sangat bangga dengan anak-anak 9a. Kalian kompak, cerdas dan perhatian kalian luar biasa. Ibu sangat senang menjadi wali kelas 9a. Ibu bangga, Nak. Kalian sudah seperti keluarga ibu, kalian ada setiap saat untuk ibu dan teman. Pokoknya student 9a is the best for me and for all. Oh iya hampir lupa, Rafa dan Rista total nilainya hanya beda 1 angka, kalian berdua benar-benar hebat. Teruslah bersaing dengan sportif anak-anakku!” Pesan dan kesan dari Bu Dian.
Suasana di kelas menjadi hening. Semuanya meneteskan air mata, tak terkecuali orang tua siswa 9a.
Sebagai KM Rafa beranjak dari tempat duduk menuju meja guru untuk mewakili 9a menyampaikan sepatah kata “Assalamu’alaikum Bu Dian, wali murid dan teman-teman saya disini mewakili teman-teman untuk menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bu Dian yang telah membimbing kami selama setengah tahun, wali murid yang telah manyisihkan waktu untuk berkumpul disini dan teman-teman yang telah berusaha semaksimal mungkin untuk membanggakan dan mengharumkan kelas 9a. Saya dan teman-teman merasa sangat bahagia hari ini. Semoga kebahagiaan ini tak hilang begitu saja.”
Empat bulan kemudian. . .
Ujian Nasional tiba. Inilah saat yang paling menegangkan tetapi ini juga saat yang paling membahagiakan.
“Bismillahirrahmanirrahim. Semoga hasil belajarku selama 3 tahun di sekolah ini tak sia-sia, Ya Allah. Semoga nilaiku tak mengecewakan orang tua dan guru-guru yang telah membimbingku hingga saat ini.” Do’a Rafa sebelum menjawab soal-soal Ujian Nasional tahun pelajaran 2011/2012.
Setelah 4 hari bertempur dangan soal-soal UN 2011/2012 perasaan Rafa menjadi lebih tenang.
Kamis, 3 Mei 2012 adalah hari yang ditunggu-tunggu siswa SMP di seluruh Indonesia karena hari ini adalah pengumuman kelulusan.
“Ya Allah, semoga aku tak mengecewakan orang-orang yang menyayangiku.” Do’a Rafa sebelum melangkahkan kaki dari rumahnya.
Pukul 10.00 WIB tiba. Inilah saatnya kertas kelulusan diberikan kepada orang tua siswa.
“Raf, yakinlah bahwa kamu lulus. Optimis, Nak.” Nasehat ayah Rafa sebelum membuka amplop yang berisi kertas kelulusan. Rafa sangat deg-degan dan akhirnya kertas itu dibuka “Alhamdulillah, Nak. Kamu lulus sayang.” Rafa sangat bahagia dan terus dipeluk ayahnya bahkan ia sampai meneteskan air mata. Tak sia-sia perjuangan Rafa selama ini. Selain shalat 5 waktu, ia juga rajin puasa sunnah senin dan kamis,shalat sunnah tahajud dan dluha serta tentunya belajar setiap hari walaupun aktivitasnya sangat padat. Pagi hari sampai pukul 13.00 WIB belajar di sekolah, setelah itu belajar tambahan di guru privat sampai pukul 16.00,lalu ia harus mengaji sampai adzan magrib tiba, setelah itu ia belajar dan tengah malam ia harus bangun dari lelapnya tidur untuk shalat tahajud dan belajar, begitu setiap hari.
Hari ini saatnya geladibersih untuk acara “Penglepasan Siswa Kelas 9 Tahun Ajaran 2011/2012”. Rafa dan Rista menjadi pengantin adat karena jumlah nilai mereka tertinggi di SMPN 10 Kota Serang. Rista terlihat sangat anggun dengan kebaya modern khas Yogyakarta dan Rafa terlihat gagah dengan kebaya modern khas kota gudeg,Yogyakarta dan menggunakan blangkon.
“Wah, luar biasa. Baru geladibersih saja sudah khusu seperti ini.” Ujar Raihan ketika mengikuti geladibersih hari ini. Air mata bercucuran ketika prosesi upacara adat dimulai.
Sabtu, 19 Mei 2012, inilah saat yang di tunggu-tunggu semua siswa SMPN 10 Kota Serang.
“Raf, aku nggak mimpi kan?Aku sangat bahagia hari ini meski hati kecilku menangis karena akan berpisah dengan teman-teman tapi aku sangat bahagia karena dihari ini aku bisa mendampingimu sebagai pengantin adat dan semua bahagia.” Rista bertanya kepada Rafa.
“Kamu nggak mimpi kok, kalau nggak percaya aku cubit nih. Hehe.”
“Ihh Rafa. Aku serius.”
Acara Penglepasan Siswa Kelas 9 dimulai. Diawali dengan prosesi upacara adat yang dipimpin oleh Kepala Sekolah. Semua siswa kelas 9 memakai pakaian adat.
Rafa dan Rista disambut dengan hangat, mereka bagaikan raja dan ratu sehari. Rafa terlihat sangat tampan dengan balutan kebaya modern khas kota pelajar,Yogyakarta dan Rista memakai kebaya modern khas Yogya berwarna ungu. Mereka begitu serasi dan mempesona. Tentunya menjadi pusat perhatian siswa yang lain.
“Subhanallah, cantik dan ganteng banget nih dua sahabatku. Semoga aku bisa melihat kalian seperti ini ketika kalian menyatukan janji suci nanti.” Ucap Adit dalam hati.
“Wkwkwk makasih ya sobat. Tapi kalau mengucap janji suci itu mah masih lama kali. Tapi do’akan saja hehe.” Rista terlihat sangat bahagia kala itu.
Acara berjalan dengan lancar. Suasana khidmat mulai terasa sejak awal prosesi upacara adat. Ketika Fiana membacakan puisi yang berjudul perpisahan seperti ini :
Perpisahan telah diambang mata
Di SMPN 10 Kota Serang ini kita pernah bersama
Melewati hari penuh canda tawa
Meski terkadang ada duri menusuk duka
Hingga terbitkan tangisan jiwa
Di SMPN 10 Kota Serang ini kita pernah searah
Bulatkan tekad demi cita-cita
Meski sejenak langkah terhenti saat realita menguji diri
Kini saat persimpangan itu
Menghadang jalan kita
Ada jalan yang harus kita urai
Ada cerita yang harus kita rangkai
Meski tersirat rasa berat
Tapi.....
Jalan hidup harus tetap dilalui
Dan hanya 1 ucapan yang selalu berdendang sebagai pertanda berakhirnya sebuah kisah
Tetaplah jadi kebanggaan
Bagi serpihan kisah panjang kita
Semoga suatu hari nanti tangan takdir ‘kan pertemukan kita kembali dalam ruang dan rasa yang sama
Seperti saat kita masih bersama
Selamat jalan para sahabatku
Terimakasih atas hari-hari yang tak tergantikan itu
Selamat jalan para sahabatku
Dan ingatlah saat engkau tersandung nanti ada hati yang ‘kan selalu merindukanmu disini
Aku sangat mencintaimu sobat
Suasana menjadi hening dan air mata berjatuhan di wajah mereka. Kata-kata Fiana begitu menyayat hati. Hari itu perasaan Rafa bercampur aduk. Ia bahagia karena bisa menjadi juara 1 di kelas juga di SMPN 10 Kota Serang dan ia juga bahagia karena bisa menjadi pengantin adat di prosesi upacara adat yang dilaksanakan tadi.
“Hay,Raf. Selamat yah bisa menjadi nomor 1 di sekolah ini. Pokoknya kamu dan Rista is the best .” Sapa Adit ketika bertemu dengan Rafa usai acara.
“Ah lebay deh. Tapi makasih yah ucapannya.” Jawab Rafa sambil tersipu malu.
Setelah acara benar-benar selesai, Rafa dan Rista bertukar kado dan surat. Rafa memberi sebuah tasbih putih untuk Rista serta sepucuk surat yang berisi: Ukhti Rista, jangan pernah lupakan aku meski kita sudah tak satu sekolah. Jaga dirimu baik-baik, ambilah pelajaran dari pengalaman-pengalaman kita dan jangan lupa shalat 5 waktu harus tetap berjalan. Semoga nanti kita bertemu di singgahsana.
Dan ternyata Rista juga memberi sebuah tasbih puih dan album foto yang berisi kenangan-kenangan bersama anak-anak “COMSEA” yang artinya Community Sembilan A. Rista juga memberi seuntai kata untuk Rafa yang berisi :Akhi, kau sahabatku yang paling setia. Kau bagai pelangi saat hatiku mendung. Jangan lupakan aku dan kenangan bersama sahabat di kelas 9a. Tetaplah menjadi kebanggaan dan semoga kita bertemu lagi di pelantaran pintu surga Firdaus Aamiin..
Setelah bertukar kenang-kenangan mereka mereka berkumpul dengan anak-anak 9a. Lalu mereka menangis bersama.
“Jangan menangis berlebihan. Masa lalu jadikanlah kenangan dan masa depan jadikanlah harapan !! Aku tahu memang berat rasanya berpisah dengan kalian tapi yakinlah suatu saat nanti kita akan bersama lagi. Tetap semangat kawan !! Banggakan dan harumkan nama sekolah kita. Ini adalah perpisahan yang indah.” Dengan bijak Rafa mengelus bahu teman-temannya. Mereka berpisah dan melanjutkan pendidikan di SMA pilihannya masing-masing. Rafa di SMAN 1 Kota Serang dan Rista di SMAN 2 Kota Serang. Sungguh perpisahan yang sangat indah. Banyak pelajaran yang diterima Rafa dari pengalamannya sebagai siswa SMPN 10 Kota Serang dan sebagai ketua Osis priode 2011/2012.
__SELESAI_
Semoga setelah membaca cerita ini ada hikmah yang dapat dipetik. Aku sangat mencintai SMPN 10 Kota Serang :*
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !