Aliran-Aliran dalam Seni Rupa (kelas XII)
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya dengan media yang bisa ditangkap dengan mata dan dirasakan dengan rabaan. Seni rupa dibedakan ke dalam seni rupa murni, kiya, dan desain. Sei rupa murni mengacu kepada tujuan pemuasan ekspresi, sedangkan kriya dan desain, menitikberatkan fungsi dan kemudahan produk. Seni lulis adalah cabang dari seni rupa. Melukis merupakan pengembangan dari menggambar. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau mermukaan dari obyek tiga dimensi untuk mendapatkan kesan tertentu.
Apresiasi tentang aliran seni rupa imulai dari periode klasikisme, yang di mancanegara dikelan dengan “modern art” diikuti oleh penganutnya di nusantara. Aliran-aliran dalam seni lukis terdiri dari:
1. Aliran Realisme (1800-an)
Aliran ini memandang dunia sebagai sesuatu yang nyata, dan menghindari imajinasi. Pada perkembangannya terjadi dua kecenderungan, yaitu: ada yang memilih obyek bagus/enak dilihat, dan ada yang memilih:
a. Realisme cahaya: impresionisme (memiiki goresan kuas yang kuat dan berwarna
cerah)
b. Realisme Baru Sosial: (menggunakan obyek dampak industri di perkotaan)
c. Realisme Fotografis: (dikaitkan degan keberadaan dan kekuatan untuk
menyamai fotografi).
2. Aliran Naturalisme
Aliran ini danggap bagian dari realisme, yang mempunyai ciri cenderung memperindah obyek secara berlebihan. Tokoh-tokohnya: Rembrandt, Coerge, John Constable, Luis Alvarez Calala, William Callow.
3. Aliran Romantilisme
Aliran yang mengembalikan seni pada emosi imajiner, yang memiliki ciri: warna lebih meriah, lebih lincah, emosi lebih tegas (melebihi kenyataan).
4. Aliran Inpresionisme/Realisme
Aliran ini berusaha nerekam efek atau kesan-kesan cahaya, yang memantul pada obyek (terutama cahaya matahari). Tokohnya: Claude Monet. Aguste Renoir, Camille Pissarro, Paul Cezanne.
5. Aliran Ekspresionisme
Aliran ini berusaha mengekspresikan aktualitas bukan saja dengan indra penglihatan, tapi juga dengan pengalaman batin. Hasil lukisannya sering distorsi atau sensasi, sedangkan pengamatan visual tidak lagi menjadi pertimbangan.
6. Aliran Faufisme (binatang jalang)
Aliran ini berusaha untuk membebaskan diri dari batasan-batasan aliran sebelumnya. Aliran ini menekan pada penggunaan garis kontur yang tegas dan berusaha mengembalika warna pada peranan yang mutlak.
BERSAMBUNG
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !