Jakarta – Partai Demokrat mengambil langkah
yang mengejutkan publik dalam voting pengesahan Rancangan Undang-Undang Pilkada
yang disahkan pada Jumat (26/9) dinihari.
Demokrat
yang sebelum mendukung pilkada langsung dengan 10 catatan, akhirnya walkout
dalam voting RUU Pilkada.
Langkah Demokrat ini, membuat opsi pilkada lewat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) meraih kemenangan telak dengan perolehan suara
226. Sedangkan opsi pilkada langsung hanya didukung oleh 135 suara.
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Komite Pemilih
Indonesia (Teppi) Jeirry Sumampow menilai partai Demokrat dan SBY memainkan
peran politik bermuka dua.
Menurutnya, politik bermuka dua membuat partai
demokrat dan SBY seolah-olah berusaha mengakomodasi aspirasi dan kepentingan
rakyat, tetapi sebenarnya mereka hanya melakukan pencitraan yang menguntungkan
kepentingan partainya.
“Demokrat dan SBY jalankan politik bermuka dua.
Seolah-olah hadir sebagai penyelamat demokrasi dengan mendukung pilkada
langsung dan mengakomodasi aspirasi rakyat, padahal tidak. Mereka melakukan
drama yang mencitrakan bahwa mereka baik, padahal itu hanya pencitraan semata,”
ujar Jeirry ketika menjadi pembicara dalam terkait pandangan “Koalisi
Masyarakat Sipil terkait Hasil Paripurna DPR Tentang RUU Pilkada dan Sikap
Partai Demokrat” di Kedai Kopi Deli, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (26/9).
Selain Jeirry, hadir juga Peneliti Senior Formappi
Lucius Karus, Direktur Lima Indonesia Ray Rangkuti, Wakil Sekjen Komite
Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Girindra Sandino.
Jeirry memandang bahwa politik bermuka dua merupakan
politik yang sangat kecam. Kekecaman politik bermuka adalah menampilkan sesuatu
yang tidak sesuai dengan kenyataan untuk menumbuhkan harapan dan citra positif
di mata publik.
“Kalau kita jeli, sebenarnya SBY sudah dari awal
memainkan peran politik bermuka dua. Awalnya, dia mendukung pilkada lewat DPRD
sebagai tertuang dalam RUU Pilkada. Kemudian, tiba-tiba berubah sikap mendukung
pilkada langsung dengan 10 persyaratan. Namun, akhirnya, walkout dalam
voting RUU Pilkada sehingga memenangkan opsi pilkada lewat DPRD. Ini suatu
kebohongan dan pengkhiatan yang besar terhadap publik,” jelas Jeirry.
Jeirry mengharapkan bahwa publik melihat permainan
yang dilakukan Partai Demokrat dan partai pendukung Pilkada lewat DPRD. Jeirry
mendorong publik untuk menghukum partai politik tersebut sehingga tidak dipilih
lagi dalam pemilu yang akan datang.
“Publik harus memperhatikan Partai Demokrat, Partai
Golkar, PAN, PKS dan PPP yang sering mempermainkan mandat dan aspirasi rakyat.
Publik harus memberikan catatan kepada partai-partai ini agar tidak memilihnya
dalam pemilu berikut,” tandas Jeirry.
Sumber: http://www.beritasatu.com/politik/212980-demokrat-dan-sby-jalankan-politik-bermuka-dua.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !