Konsep Dasar Pemerolehan Bahasa
A. Pendahuluan
Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan yang menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi. Kedwibahasaan adalah hasil dari pemerolehan bahasa. Kedwibahasaan ini menimbulkan interferensi sebagai salah satu penyebab kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa merupakan umpan balik bagi pengajaran bahasa. Pemerolehan bahasa adalah produk dari pengajaran bahasa.
Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan yang menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi. Kedwibahasaan adalah hasil dari pemerolehan bahasa. Kedwibahasaan ini menimbulkan interferensi sebagai salah satu penyebab kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa merupakan umpan balik bagi pengajaran bahasa. Pemerolehan bahasa adalah produk dari pengajaran bahasa.
B. Pengertian pemerolehan bahasa
Memperoleh bahasa baik B 1 maupun B 2 secara alamiah disebut pemerolehan bahasa sedangkan pengajaran bahasa secara ilmiah di sebut pemelajaran. Pemerolehan bahasa merupakan aktivitas seseorang dalam menguasai bahasa. Pemerolehan bahasa kedua adalah prosess disadari atau tidak disadari dalam, mempelajari bahasa kedua setelah seseorang menguasai bahasa ibunya baik secara alamiah maupun secara ilmiah.
Pemerolehan bahasa anak melibatkan dua hal keterampilan yaitu, kemempuan untuk menghasilkan tuturan secara spontan dan kemampuan memahami tuturan orang lain.
Pemerolehan bahasa adalah proses pemikiran kemampuan berbahasa, baik berupa pemahaman maupun pengungkapkan secara alami tanpa melalui kegiatan pembelajaran formal (Tarigan)
Dipertegas oleh Kiparsky bahwa pemerolehan bahasa adalah suatu proses yang digunakan anak-anak untuk meyelesaikan serangkaian hipotesa dengan ucapan orang tua sampai dapat memilih kaidah cara bahasa yang paling baik dan sederhana dari bahasa yang bersangkutan.
Jadi pemerolehan bahasa terjadi dalam situasi informal, tanpa beban dari luar sekolah.
C. Ragam Pemerolehan Bahasa.
Pemerolehan bahasa bisa kita tinjau dari berbagai sudut pandangan.
1. Berdasarkan bentuk
a. Pemerolehan bahasa pertama (Ferst language aeqcuistion)
b. Pemerolehan bahasa kedua (Scord language aeqcuistion)
c. Pemerolehan bahasa ketiga (reaeqcuistion)
2. Berdasarkan urutan
a. Pemerolehan bahasa pertama (monolingual aeqcuistuin)
b. Pemerolehan bahasa kedua (scond language aeq cuistuon)
3. Berdasarkan jumlah
a. Pemerolehan satu bahasa(monolingual aeqcustion)
b. Pemerolehan dua bahasa (bilingual aeqcuistion)
4. Berdasarkan media
a. Pemerolehan bahasa lisan (oral language aeqcuistion)
b. Pemerolehan bahasa tutur (written language aeqcuistion)
5. Berdasarkan keaslian
a. Pemerolehan bahasa asli (suative language aeqcuistion)
b. Pemerolehan bahasa asing (fonoeigen language aeqcuistion)
D. Siasat/ Strategi Pemerolehan Bahasa
Landasan atau dasar kognitip pemerolehan bahasa sangat mudah terlihat dalam 3 hal;
1. Perkembangan semantik anak
2. Pekembangan sintaksis permulaan
3. Penggunaan aksif anak sejenis siasat belajar
Strategi pemerolehan bahasa;
1. Gunakan pemahaman non linguistik sebagai dasar pemberian
2. Gunaka segala sesuatu yang menarik hati
3. Anggaplah bahwa bahasa dipakai secara refrensial/elos presesif
4. Amatilah cara orang lain mengekspresi makna
5. Ajukan pertanyaan untuk memancing data diinginkan
6. Tirulah apa yang dikatakan orang lain
7. Gunakan beberapa oprasi umum untuk menetapkan bahasa
8. Buatlah sebanyak mungkin dari yang telaj dimiliki
9. Hasilkanlah bahsa dan lihat cara orang lain berrespon
E. Pemerolehan Bahasa Anak
Menurut Darjowidjojo dalam Tarigan (1997 ; 17) terdapat lima/5 tahapan dalam perkembangan bahasa anak;
1. Tahap pralinguistik
Tahap ini berlangsung sejak anak lahir sampai umur 12 bulan, dalam masa ini ada 4 tahap perkembangan bahasa anak.
a. Pada unur 0-2 bulan, bunyi-bunyi refleksi yang disuarakan oleh anak untuk menyatakan rasa lapar, sakit dan ketidaknyamanan, serta bunyi vegetatip/ batuk, bersin dan sendawa.
b. Pada umur 2-5 bulan, anak mulai mendengkur dan mengeluarkan bunyi-bunyi vocal yang bercampur dengan bunyi-bunyi mirip konsonan
c. Pada umur 4-7 bulan, anak mulai mengeluarkan bunyi agak utuh dengan durasi yang lebih lama, berkonsonan nasal/m/m/sudah mulai muncul
d. Pada unut 6-12 bulan, anak mulai berceloteh vokal yang muncul adalah, A Dengan konsonan lambat-lambat labrak (P,B,majal& T, D)
2. Tahap Holoirasis (tahap satu kata)
Tahap ini berlangsung ketika usia 12-18 bulan, pada masa ini anak menggunakan satu kata memiliki arti yang mewakili satu atau bahkan lebih dari prase (kalimat)
3. Tahap Telegrafik
Tahap ini disebut juga dua kata/dua tahap, anak mulai menggunakan dua kata dalam beberapa frase ini, berlangsung sewaktu anak berusia setelah 18-24 bulan.
4. Tahap Banyak Kata
Frase ini berlangsung pada usia 2-5 tahun/ sampai mulai bersekolah, tahap ini merupakan Frase perkembangan bahasa anak yang telah mempertutur dengan menggunakan gramatikal yang lebih baik
F. Faktor yang mempengaruhi bahasa anak.
Ada dua faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak yaitu, potensi biologis yang dimiliki anak dan dukungan sosial yang diperolehnya serta dua faktor penunjang yang dapat mempengaruhi tingkat kemampua bahasa yang diperoleh anak yaitu, intelegensi dan motivasi.
1. Faktor Biologis
Setiap anak yang baru lahir secara kodrat dilengkapi dengan kemampuan untuk menguasai potensi yang bahasa secara alamiah Chomsky dalamTarigan (1994; 224) menyembut potensi yang terkandung dalam perangkat biologis anak dengan istilah piranti Pemerolehan bahasa” (language acquisition devise). Ada juga yang mengatakan perlengkapan pemerolehan bahasa adalah sejenis kotak hitam( black box.) Romkinal Rodman dalam Nababan menjelaskan bahwa, perangkat biologis menentukan anak dapat memperoleh kemampuan bahasanya ada 3 yaitu
a. Otak/ sistem syarap pusat
b. Alat dengar
c. Alat ucap
Dalam proses berbahsa, seseorang dikendalikan oleh sistem syaraf yan ada diotak. Pada otak sebelah kiri terdapat broca yang mempengaruhi dan mengontrol produksi atau penghasilan bahasa seperti, berbicaradan menulis dam pada otak sebelah kanan terdapat wilayah wernireke yang mempengaruhi dan mengendalikan pemahaman bahsa seperti, menyimak dan membaca. Diantara kedua bagian otak terdapat wilayah motor suplembker, Yang berfungsi untuk mengendalikan fisik penghasil ajaran.
2. Faktor Lingkungan Sosial
Faktor ini banyak mempengaruhi pemerolehan bahsa anak, dalam kalimat ini adalah bagian prilaku berbahasa setiap individu seperti orang tua, saudara anggota masyarakat sekitar. Untuk memperoleh kemampuan bebahasa anak memprilakukan contoh atau model berbahasa, respon serta teman-teman utuk berlatih dan beruji coba dalam belajar bahasa dalam bentuk yang sesungguhnya. Berkenaan dengan model berbahasa, menurut Brown bahwa bahasa ibu mempunyai kecenderungan menerima kalimat yang salah merurut tata bahasa, asal isian benar. Artinya bila anak dapat menyatakan dengan baik apa yang ingin dikatakannya. Sebab para ibu tidak mau menerima kalimat yang sebetulnya benar menurut tata bahasa, tapi tidak betul isinya. Bahwa bahasa anak belajar untuk meluaskan kalimat dari contoh kegiatan berbahasa dari lingkungan sosial.
a. Bahasa semang (methersse) yaitu pemerolahan bahasa oleh orang tua ketika berbicara dengan (anak kecil).
b. Para frase yaitu, pengungkapkan kembali ujaran yang diucapkan anak degan cara berbeda.
c. Menegskan kembali (eohing) yaitu, mengulang apa yang dikatakan anak .
d. Memperluas (expanding) yaitu, mengingkapkan kembali apa yang dikatakan anak dalam bentuk kebahasan yang lebih kompleks.
e. Menamai (labeling) yaitu, mengidentipikasi nama-nama benda yang sebenarnya atau benda tiruan.
f. Penguatan (reinforcement) yaitu, menanggapi atau memberi respon fositif atau orilaku bahasa anak.
g. Permidekan (modeling) yaitu, contoh berbahasa yang dilakukan otang tua (orang dewasa).
3. Faktor Intelegensi
Intelengensi yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang memperoleh perhatian besar dari ahli-ahli psikologis maupun pendidik, bawa intelegensi bersifat bawaan dan sulit untuk diubah ada pula yang bependapat, bahwa rangkaian stimulus yang diberikan pada usia dini dapat membentuk keadaan kognitip yang tidak sebanding dari anak-anak yang berasal dari lingkungan masyarakat dengan keadaan sosial ekonomi yang sangat rendah. Pengertian intelegensi sediri terdapat lebih dari satu. Salah satu diantaranya yang banyak dianut ialah intelegensi sebagai gabungan dari kemampuan-lemampuan untuk memahami gubungan berpikir secara teoritis, belajar, memecahkan masalah, memanipulasi simbol-simbol dan berurusan dengan lingkungannya secara efektif.
Zamden mengartikan intelegensi, sebagai kesanggupan seseorang dalam memecahkan masalah, intelegensi erat kaitannya dengan daya tahu kemempuan anak dalam berpikir (bernalar).
4. Faktor Motivasi
Faktor ini erat kaitanya dengan prilaku awal (ebtering behavior), yatu keafaan kemampuan anak pada saat memasuki suatu kelas.
Pada dasarnya motuvasi tumbuh karena3 faktor; semangat, harapan dan imbalan. Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi prilaku yaitu, pembawaan sejak lahir, intelegensi, kebiasaan, kemempuan memanipulasi dan beradaptasi.
Benson mengatakan kekuatan motivasi dapat menjelaskan seorang anak yang normal sukses mempelajari bahasa ibunya, karena mendapat dari sdumber motivasi yaitu dari dalam dan dari luar. Salah satu contoh dalam belajar bahasa seorang anak tidak terdorong demi bahasa sendiri, dia belajar bahasa karena kebutuhan dasar yan bersipat praktis; seperti lapar, haus, serta perlu dan kasih sayang, yang disebut motipasi intrinsic anak itu sendiri .
Dalam perkembanganselanjutnya sianak merasakan bahwa komunikasi bahasa yang dilakukannya memnuat orang lain senang dan gembira, juga menerima pujian dan respon baik dari mitra bicaranya yang disebut motivasi extrinsic (berasal dari luar dirinya)
G. Kedwibahasaan
Kedwibahasaan merupakan penguasaan dua bahasa atau lebih …(Enciyclopedia Britanica, 1965). Kedwibahasaan adalah penguasaan dua bahasa secara sempurna. Tentu saja penguasaan dua bahasa itu tidak dapat dijelaskan secara tepat karena penguasaan itu berjenjang atau relatif (Bloomfield, 1993)
Kedwibahasaan dipengaruhi oleh banuyak faktor yaitu, idiologi, politik, demografibudaya, agama, sejarah, ekonomi, militer/pertahanan.
Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan (Harding dan Riley; 1986 : 27). Kedwibahasaan ini merupakan slah satu faktor penyebab kesalahan berbahasa. Kesalahan itu sendiri merupakan umpan balik bagi pengajaran berbahasa. Pemerolehan bahasa merupakan produk dari pengajaran bahasa.
Memahami kesalahan bahasa berarti memahami pengajaran bahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, dan pengaruh-pengaruhnya. Pada situasi pertama (B1) pengajaran bahasa diperoleh secara alamiah (langsung praktek berbahasa, Bahasa ini sering disebut sebagai bahasa ibu, seperti anak-anak kecil mencapat pengajaran berbahasa dari lingkungan keluarganya. Atau orang-orang B 2 di lingkungan B 2
Pada situasi kedua; para pelajar secara ilmiah memperoleh pengajaran bahasa pada lembaga formal (sekolah). Misalnya belajar bahasa Indonesia menggunakan pengantar bahasa Indonesia. Pemerolehan bahasa kedua ini merupakan proses yang disadari
PENGAJARAN BAHASA
|
UMPAN BALIK
| |
PEMEROLEHAN BAHASA
| ||
KEDWIBAHASAAN
| ||
INTERFERENSI
| ||
KESALAHAN BERBAHASA
|
sangat bermanfaat izin kopi pak, terimakasih
BalasHapus