Frasa dan Aneksi
A. Frase
1 1. Pengertian
Ada beberapa batasan tentang frase yang diajukan para ahi, yang intinya adalah sebagai berikut:
a. G. Sitindoan; kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Jos Daniel Parera; satuan yang dapat dibentuk oleh dua kata arau lebih.
c. Ramlan; satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
d. Harimurti Kridalaksana; gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif.
Frase sering dikacaukan oleh kata majemuk yang sama-sama terdiri dari dua kata atau lebih, bahkan contoh frase sama dengan contoh kata majemuk, seperti Gorys Keraf menuliskan “rumah makan” pada contoh frase, sekaligus juga pada contoh kata majemuk. dan Sitindoan menuliskan“rumah makan” contoh dari frase.
Agar perbedaan frase dengan kata majemuk ini tidak terlalu kabur, berikut ini berikut ini dikemukakan dua cirri kata majemuk:
a. salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata, dan
b. strukturnya tidak mungkin dipisahkan atau diubah atau diselingi dengan kata lain
Contoh : “meja makan” tidak bisa di sisipi kata lain seperti “yang”. Jika dipaksakan, tentu akan mengubah makna. Maka yang demikian disebut kata majemuk.
2. Macam-Macam Frase
a. Berdasarkan Distribusi Unsur Pembentuknya
1) Frase Endosentrik; yaitu frase yang mempunyai kesejajaran dengan unsur langsungnya, seperti dalam kalimat berikut. Suami istri pergi berhaji Frase Endosentrik dibagi menjadi:
a) Subordinatif; yaitu salah satu unsurnya sebagai pokok, yang lain atribut. Contoh: seorang anak, malam ini, suatu hari, buku baru. Bandingkan dengan Hukum DM!
b) Koordinatif; yaitu yang unsure-unsurnya memiliki kedudukan yang setara.
Contoh; suami istri, ayah ibu, belajar dan bekerja, ini dan itu dua tiga(hari), dsb.
c) Apositif; unsur-unsurnya memiliki kedudukan yang sama setara, tetapi tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung. Contoh: Amin teman saya, Indonesia tanah airku, Bogor kota hujan, dsb
2) Frase Eksosentrik
Tidak memiliki kesetaraan dengan unsure-unsurnya. Contoh: di sekolah, ke Jakarta, dsb.
b. Berdasarkan Jenis kata yang menduduki unsur pusatnya
1) Frase benda; yang memiliki unsur pusat kategori nominal. Contoh: mahasiswa lama, kapal terbang, jalan raya, dsb.
2) Frase kerja; yang memiliki unsur pusat kategori verbal. Contoh: akan pergi, duduk lagi,. tidur nyenyak, makan minum sudah datang, dsb.
3) Frase sifat; yang memiliki unsur pusat kategori ajektif. Contoh: sangat cantik, cantik sekali, hitam putih, sangat jahat, dsb.
4) Frase bilangan: yang memiliki unsur pusat kategori bilangan. Contoh: tiga ekor, lima helai, tiga liter, dsb.
5) Frase keterangan; yang memiliki unsur pusat kategori keterangan. Contoh: tadi malam, kemarin sore, sekarang ini, dsb.
6) Frase depan; yang memiliki penanda berupa kata depan. Contoh di rumah, di sebuah gubug,dari Jakarta, kepada temannya, dsb.
B. ANEKSI
1. Pengertian
Gabungan kata dalambahasa Indonesia, baik frase maupun majemuk (bagi yang setuju) memperlihatkan hubungan yang diterangkan dengan yang menerangkan lazim disebut DM. Hubungan erat antara yang diterangkan (bagian inti) dengan yang menerangkan (bukan inti) disebut aneksi. Hubungan ini menghasilkan makna baru. Contoh: orang tua, artinya orang yang sudah tua (tidak muda lagi), atau orang yang dianggap tua (dituakan), lukisan Abdullah, artinya lukisan milik Abdullah, lukisan yang dibuat oleh Abdullah, atau lukisan yang menggambarkan Abdulah.
2. Macam-Macam Aneksi
a. Aneksi Subyektif; bagian inti merupakan hasil perbuatan bagian yang lain. Contoh : keputusan hakim, auman harimau, tangisan adik, dsb. Makna yang timbul dari gabungan ini adalah yang dihasilkan oleh ….
b. Aneksi Obyektif; memperlihatkan bagian D atau inti sebagai obyek. Contoh: pembangunan bangsa, penataran pegawai, dsb.
c. Aneksi Posesif; menyatakan kepemilikan. Bagian M merupakan peMilik bagian D. Contoh uang ayah, polisi Negara, istri pejabat, dsb.
d. Aneksi Komparatif; menyatakan perbandingan atau persamaan. Bagian M merupakan pembanding atau persamaan dari bagian D. Contoh: merah padam, putih bersih, lompat katak, gaya kupu-kupu, muka tembok. Untuk membuktikan hubungan makna ini dapat kita sisipkan kata : seperti, bagaikan, sama dengan, dan seolah-olah.
e. Aneksi Lokatif; menyatakan tempat asal. Bagian M merupakan tempat asal bagian D. Contoh: orang hutan, ikan laut, orang dalam, orang pedalaman, direktur bank, dsb.
f. Aneksi Ablatif; menyatakan asal atau bahan. Bagian M merupakan asal atau bahan dari bagian D. Contoh: dodol Garut, tape singkong, sarung Bugis, dsb.
g. Aneksi Instrumental; menyatakan alat. Bagian M merupakan alat dari bagian D. Contoh: perang nuklir, tulisan tangan, kereta api listrik, perahu layar, dsb.
h. Aneksi Partiotif; menyatakan makna bagian dari keseluruhan. Bagian M merupakan bagian dari D. Contoh: awal bulan, pagi hari, siswa hidup, setengan hari, ahir hayat, dsb.
i. Aneksi Kualitatif; menyatakan sifat. Bagian M merupakan sifat dari bagian D. Contoh: kambing hitam, sakit keras, muka tebal, meja hijau, dsb. Untuk membuktikan hubungan makna ini, dapat kita sisipkan kata”yang”.
j. Aneksi Final; menyatakan tujuan. Bagian M merupakan tujuan dari bagian D. Contoh: kamar mandi, uang belanja, makanan ayam, rumah makan.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !