Renjana

Karya: Maulana Mustaqim
Kelas: X MIPA V

            Late is better than never (telat lebih baik daripada tidak sama sekali). Katanya itu prinsip orang malas. Ya seperti temanku Ruben. Ia selalu terlambat datang ke sekolah setiap hari. Karena aku sering melihatnya sedang menghadap tiang bedera di lapangan.

            Ketika di kelas ia pun diberi pertanyaan oleh wali kelas, “Ini pukul 08.00, Ruben. Kenapa selalu telat?” Ruben pun menjawab “Hm maaf, Bu.” Setelah itu Ruben langsung duduk di bangkunya. Aku jadi penasaran dan bertanya kepada Ruben. “Kenapa sih kamu selalu telat setiap hari?” Ruben menjawab,”Late is better than never.”

            Bel istirahat berbunyi. Hari ini Ruben mendapat hukuman untuk membersihkan toilet siswa. Saat ia sedang menjalani hukuman, banyak siswa yang mengejek dan menertawakannya, Ruben hanya bisa tersenyum dan melanjutkan hukumannya.

            Esoknya Ruben terlambat lagi dan mendapatkan hukuman yang berbeda, yaitu lari mengelilingi lapangan selama 10 menit dan push up sebanyak 50 kali. Hal ini menjadi hiburan gratis bagi penghuni sekolah. Ruben pun merasa kesal karena sering diejek, ia berlari mengejar salah satu siswa yang mengejek dan langsung memukulnya dengan sangat keras sampai tidak sadarkan diri, lalu seorang guru melerai amarah Ruben dan langsung membawanya ke ruang BP untuk dinasehati dan memberikan surat peringatan yang pertama kepada Ruben agar ia tidak mengulangi lagi perbuatannya. Aku menghampiri Ruben dan bertanya “Kenapa memukul orang yang mengejekmu?” Ruben menjawabnya dengan nada yang cukup tinggi. “Karena aku kesal dengan dia, dia yang selalu mengejekku dan menghasut siswa yang lainya untuk mengejekku. Jujur ya, bagiku dihina itu lebih sakit dibandingkan dengan dipukul karena jika dipukul hanya menyisakan luka luar yang suatu saat akan sembuh. Tetapi jika dihina akan menyisakan luka dalam yang sangat sulit untuk disembuhkan.” Bel pulang berbunyi. Aku dan Ruben bergegas untuk pulang.

            Keesokan harinya Wali kelas melihat Ruben sedang mengantar adiknya ke rumah neneknya, kebetulan rumah neneknya satu komplek dengan Wali Kelas Ruben. Wali Kelas Ruben sekarang sudah tahu bahwa yang membuat Ruben selalu telat adalah mengantar adiknya ke rumah neneknya.

            Saat sampai di sekolah Ruben telat lagi. Ia mendapat hukuman hormat kepada bendera merah putih selama 30 menit. Siswa yang kemarin dipukul oleh Ruben mengejek dan menertawakannya lagi, Ruben langsung berlari dan menendangnya sampai siswa tersebut jungkir balik dan bagian mukanya terluka. Lukanya lumayan parah, saat itu juga Kepala Sekolah langsung menghampiri Ruben dan membawanya ke ruang BP. Ia mendapatkan surat peringatan kedua dan diskors selama satu minggu.

Setelah satu minggu berlalu seharusnya Ruben sekolah, tetapi ia tidak masuk. Dua hari Ruben tidak masuk sang Wali Kelas pun penasaran, ia langsung menuju rumah Ruben untuk memastikan bahwa Ruben ada di rumahnya. Setelah sampai, Wali Kelas kebingungan karena di rumah Ruben sangat ramai dan terdapat bendera kuning. Karena penasaran ia pun bertanya kepada salah satu orang yang ada di situ, “Pak ini siapa yang meninggal ya?” Dengan raut wajah yang sedih orang itupun menjawab “Itu keponakan saya Bu, dua hari yang lalu ia cerita bahwa dirinya sering mendapat ejekan dari siswa-siswa di sekolahnya dan kemarin ia gantung diri di dalam kamarnya”.

Demikian cerita ini dipubliksikan, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.