Headlines News :
Home » » Teman Tapi Menikah

Teman Tapi Menikah

Diposting Oleh aosin suwadi pada Minggu, 08 Desember 2019 | 21.14


Karya Dina Munawaroh Kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 6 Kota Serang
Tahun Pelajaran 2019/2020

Namaku Fatmawati selaku ibu rumah tangga, dan aku  biasa dipanggil Fatma. Aku memiliki cerita cinta yang yang unik, karena suamiku adalah sahabatku.

10 Tahun yang lalu ketika aku duduk di bangku SMP, aku mempunyai seorang sahabat laki-laki yang selalu melindungi dan menemaniku, yaitu Muhammad Ustman Muntassin. Aku dan dia memiliki kisah remaja yang sangat indah. Setiap pagi ketika aku akan berangkat sekolah dia selalu menjemputku dengan tepat waktu. Dia menjemputku mengendarai sepeda kesayangannya dan aku duduk tepat di belakangnya. Sepanjang perjalanan menuju sekolah,aku dan dia berbincang-bincang membahas soal pelajaran sekolah. Sering juga kita membicarakan hal yang sangat tidak penting. Tak terasa aku dan dia telah sampai di sekolah. Dia langsung menyimpan sepeda kesayangannya di pojok sekolah. Setelah itu aku dan dia langsung bergegas menuju kelas dan kebetulan aku dan dia duduk satu bangku.
    Tingggg....tingggg..tingg.... Bel istirahat terdengar di telingaku..... Setiap jam istirahat kita selalu pergi ke kantin berdua, hingga banyak yang mengira bahwa kita adalah sepasang kekasih,  namun nyatanya kita hanya berteman.
       Beberapa bulan kemudian kita telah nyelesaikan UKK (Ulangan Kenaikan Kelas). Dan pembagian raport, sekaligus pengumuman pembagian kelas. Pengumuman di tempel di mading koridor sekolah. Aku sangat berharap untuk satu kelas kembali dengan Ustman. Namun nyatanya aku sangat kecewa karna dia tidak sekelas denganku lagi. Setelah pembagian rapor guru menyampaikan bahwa kita akan libur panjang. Pada saat libur panjang aku dan dia selalu menghabiskan waktu bersama, mulai dari bersepeda bersama, pergi ke alun-alun kota, menonton dan piknik bersama. Hingga tidak terasa waktu yang berjalan begitu cepat bahwa kita sudah berada di penghujung liburan. Sebetulnya aku sangat malas untuk berangkat sekolah karena Ustman tidak sekelas lagi denganku.
        Senin pagi telah tiba, entah mengapa aku sangat malas untuk bangun dan berangkat sekolah. Namun tiba-tiba HP-ku berdering. Tringgg...tringgg.. Aku langsung membuka notif yang ada di HP-ku dan ternyata itu notif dari Ustman. Aku sangat terkejut dan senang. Isi pesan dari Ustman "Fat…...hari ini kita berangkat bareng kan? Kamu  uda mandi dan solat kan? Setengah jam lagi aku ke rumahmu." Aku sangat senang dan terkejut, aku yang baru saja bangun tidur langsung bergegas untuk membalas pesan Ustman.  "Iya? Aku siap siap." Balasku dengan singkat. Aku langsung bergegas beranjak dari tempat tidurku dan siap siap untuk sekolah. Aku kira Ustman tidak lagi mengantar jemputku karena kita tidak lagi satu kelas, namun dugaanku salah, Ustman tetap menjemputku. Ketika aku sudah siap, Ustman mengirim pesan kembali. "Fat,aku berangkat ke rumah kamu". Kata Ustman. "Iya Man, hati-hati". Aku kembali membalas.
Beberapa menit kemudian Ustman datang di depan rumahku, aku terkejut karena Ustman berubah. Ustman tidak lagi mengendarai sepeda kesayangannya, namun ustman mengendarai sepeda motor yang baru. Aku keluar rumah dan menatap Ustman dengan tatapan yang sangat aneh karena melihat perubahan Ustman. "Hahahaha Ustman? Ko, bawa motor?" Nada ucapanku bercanda sambil tertawa. "Kenapa, kaget ya? Aku makin keren kan?" Ujar Ustman dengan nada bercanda. "Aku lebih suka naik sepeda man...". Aku membalas dengan nada cuek."Udah cepet naik, nanti telat. Aku pakein helmnya, dasar manja!" Ustman mengatakan dengan nada pelan. Kemudian, kita bergegas ke sekolah, setelah sampai di sekolah kita langsung menuju kelas dan Ustman hanya mengantarku sampai depan kelas. "Belajar yang benar! Gak ada aku gak boleh manja." Pinta Ustman. Aku hanya menjawab dengan senyuman. Kemudian aku masuk kelas dan duduk bersama Valerine. teman dekatku yang sangat baik.
Jam istirahat pun tiba, Ustman menghampiri kelasku dan mengajakku untuk membeli makanan di kantin. Ketika pulang sekolah Ustman menghampiri kelasku dan kita pulang bersama. Setiap hari selalu seperti itu.
Tiga bulan kemudian kekecewaanku timbul kembali. Itu terjadi  karena Ustman mulai berubah. Setiap aku menguhunginya dia tidak pernah mengangkatnya. Lalu aku mengirimkan pesan  kepadanya. "Ustman hari ini kamu memjemputku kan?" Tanyaku. "Aku udah di sekolah, maaf Fat."Jawaban Ustman yang membuatku kecewa.
Hari-hari pun berlalu, semua makin berubah, yang biasanya kemana pun aku selalu bersama Ustman tapi sekarang tidak, dia selalu saja memberi alasan ketika aku mengajaknya pergi. Aku sangat heran, apa yang sebenarnya terjadi pada Ustman, kenapa sikapnya sekarang berubah kepadaku.
Pada suatu hari, aku berinisiatif untuk mengikuti Ustman ketika berangkat sekolah, betapa terkejutnya aku ketika aku melihat Ustman menjemput teman perempuan yang sekelas dengannya. Aku benar-benar kecewa dan sakit hati. Ustman menjauhiku karena Ustman mempunyai teman dekat yang baru dan mungkin lebih baik dariku. Aku tahu aku dan Ustman hanya berteman, tapi entah mengapa hatiku sangat hancur setelah aku tau bahwa Ustman menghianatiku. Entah mengapa hatiku berkata “aku tidak akan lagi menghubungi ustman”. Setelah kejadian itu, aku dan Ustman tidak lagi berkomunikasi. Kini hari-hariku tanpa dia...
Sampai akhirnya... Beberapa bulan kemudian..
Tepat dihari Minggu pagi yang sangat cerah aku bangun dan bergegas mandi, setelah mandi aku langsung dipanggil ibuku untuk sarapan bersama. Aku duduk di samping ibuku, dan tanpa basa basi, ibu langsung berbicara. "Fatma, ibu mau ngomong serius sama kamu nak, kemarin malam ayahmu nelpon ibu, katanya atasan ayah kamu bilang kalo ayah kamu bakal dipindah ke kota lainm yang lumayan jauh. Ayah pengen kalau ibu dan kamu ikut pergi ke sana dan kamu bakal melanjutkan SMA di sana". Ujar ibu dengan nada yang sangat lembut. "Aku ikut yang terbaik menurut ayah dan ibu". Jawabku singkat. Setelah selesai sarapan aku kembali menuju kamar dan entah mengapa air mataku menetes di pipi.
Waktu terus berputar dan tidak terasa satu minggu lagi adalah hari yang aku tunggu yaitu kelulusan. Sebetulnya aku sangat enggan untuk meninggal kota kelahiranku, teman-temanku dan harus minggal kan Ustman. Namun, mau tidak mau aku harus melakukannya karena ini sudah menjadi tamggung jawab ayahku. Aku harus mengubur dalam-dalam untuk melanjutkan SMA di SMA favorit dan aku telah berjanji kepada Ustman akan melanjutkan SMA bersama-sama. Sampai di hari kelukusanku, Ustman tetap tidak menghubungiku, dan dia tidak tau jika aku akan pindah kota cukup lama.
Akhirnya hari kepergianku telah tiba,10 menit aku berikan waktu untuk duduk bersantai d iteras rumah dan menunggu sopir menjemputku, entah mengapa bantinku berbicara "kenapa Ustman tidak menghubungiku dan tidak datang menemuiku". Dengan berat hati aku tetap pergi, aku menatap rumahku... Aku dan ibu pun berangkat.
Ketika aku sampai lampu merah, tiba tiba mobilku ada yang menabrak, aku sangat terkejut dan aku lagsung keluar dari mobilku. Dan aku sangat tidak menyakaaaa.....Itu adalahhh.... Ustman. Aku benar benar sangat senang, ingin aku memeluknya dan tak akan kulepas. Supirku langsung membangunkan dan membawa  Ustman ketepi jalan. Dan tiba tiba aku nyeletuk. "Lo ngapain nabrak mobil gue? Naik sedepa lagi". Ujarku dengan nada cuek. "Tadi gue ngejar lo dari rumah lo naik sepeda ngebut banget, gua ga liat ada lampu merah di sini dan tib tiba sepeda gue ga ada remnya, bablas aja gitu". Jawab ustman dengan nada lemas. "Ngapain ngejar-ngejar gue? kan lo uda ada cewe baru lo, uda laha gue ga ada waktu buat ngobrol sama lo Man!" Aku jawab cuek karena aku sangat marah dengan Ustman. "Gua sayang lo Fat, gua yakin, gua bakal ketemu lo lagi. Dan bukan jadi temen biasa, tapi teman hidup".  Ustman berbicara dengan nada sangat serius. Tidak berpikir panjang, aku langsung meninggalkan kota kelahiranku dan meninggalkan Ustman. Setelah sampai di Jakarta aku langsung membereskan barang-barang dan beristirahat karena aku sangat lelah.
Hari Senin telah tiba, aku mulai sekolah di SMA 1 kota Jakarta dan menjalani dan menikmati hidup bersama teman-teman baru di sana. Tak sedikit pun aku ingat dengan Ustman dan teman teman ku di Bandung. Entah mengapa aku menjalani hidup yang sangat bahagia di Jakarta. Sampai pada akhirnya waktu sangatt cepat sekal berlalu.
Tiga tahun sudah aku lewati, dan hari kelulusanku tiba. Aku berinisiatif untuk melanjutkan kuliah di Bandung kembali.  Ya! tepat di kota kelahiranku. Dan aku melanjutkan kuliah di salah satu Universitas di Bandung.  Aku menjalani dengan sangat senang. Pada semester kedua, ketika aku akan membayar uang SPP tiba-tiba ada yang memegang pundakku. Aku sangat terkejut, tidak menyangka ketika aku menoleh ke belakang, itu adalahhh.... Seorang laki-laki yang sudah sangat berubah. Ya! Itu Ustman. Aku benar-benar senang bisa bertemu dengannya. Setelah itu aku dan Ustman berbincang dan melakukan hal-hal yang pernah kita lakukan dulu. Ya, aku selalu diantar-jemput oleh Ustman ketika kuliah.
Tak terasa waktu berjalan.... Akhirnya aku dan Ustman lulus S1 dengan gelar S.I Kom Setelah wisuda, Ustman mengajakku ke alun alun kota, menikmati malam yang sangat menyenangkan.  Ustman mengajakku ketempat yang sangat romantis, aku sangat tidak menyangka jika Ustman juga bisa romantis seperti itu. Dan tiba-tiba Ustman Melamarku di tempat itu, dan Ustman ingin bertemu orang tuaku.

 Tepat pada hari Sabtu, aku dan orang tua Ustman mendatangi Orang tuaku di jakarta.       Orang tua Ustman datang ke rumah orang tuaku, dan sekaligus Ustman melamarku dan merencanakan ibadah yang sangat luar biasa yaitu Menikah. Rencana sudah dilaksanakan dan kamii menikah di hari Jumat.  

Kini aku dan Ustman menjalani hidup dengan sangat bahagia.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi