Headlines News :
Home » » Sebatas Teman

Sebatas Teman

Diposting Oleh aosin suwadi pada Senin, 02 Desember 2019 | 04.04


Karya Upich Sepfitri Rizpevicha
Kelas: XI MIPA 3 SMA Negeri 6 Kota Serang 2019/2020

Rachel Mutia itulah namaku. Aku biasa dipanggil Acel. Aku kelas XI SMA Harapan Bangsa.  Suatu hari, saat selesai upacara aku memasuki kelas, lalu tiba-tiba.... "Tokk...tokk..tokk..." Suara mengetok pintu. "Assalamualaikum, anak-anak kelas kalian kedatangan murid baru pindahan dari Sukabumi." Ucap Bu Sinta. "Silahkan perkenalkan dirimu." Ucapnya lagi. "Baik bu, selamat pagi semua nama saya Putra Pratama, saya pindahan dari Sukabumi, saya pindah karena ayah saya pindah tugas ke sini".

Beberapa hari kemudian Putra sudah mulai akrab dengan semua anak kelas, sudah tidak ada rasa canggung saat kita semua sedang ngobrol bersama. Tetapi aku merasakan ada hal aneh, putra selalu melihat ke arahku, dan tersenyum. Kenapa dia selalu melihat dan tersenyum kearahku? Apakah ada yang aneh denganku? Tapi jujur, aku senang saat putra sedang menatapku sambil tersenyum.
Saat aku sedang duduk sambil memainkan ponsel-ku, tiba-tiba putra duduk di sebelahku... "Ekhemmm...". Putra mendeham. "Kenapa?" Tanyaku. "Hari ini jadi beli bahan-bahan pratikum kimia?” Tanyanya. "Jadi, kenapa? Jawabku. "Anak-anak yang lain ga bisa ikut beli bahan-bahan buat pratikum kimia, kita pergi berdua aja gimana?" Tanyanya lagi.  "Hmmm... Ya udh beli berdua aja". Jawabku sedikit cuek.
Akhirnya kita pergi berdua untuk mencari bahan-bahan pratikum, hanya berdua.  ku berfikir pasti akan ada rasa canggung saat kami sedang jalan berdua tapi ternyata tidak, justru sebaliknya kita ngobrol dengan sangat akrab, tertawa bersama seperti sudah lama kenal. Aku merasa nyaman saat itu, dan aku sangat bahagia bisa sedekat itu dengan putra.
Semakin lama aku dan putra semakin dekat, bahkan berangkat dan pulang sekolah pun selalu bareng, dan kami pun sering main bersama. Malam Minggu ini, aku menghabiskan waktu bersama dengan putra, hangout bersama seperti anak muda lainnya. Putra mengajakku nonton dan makan. Seperti biasa, malam itu aku sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama putra semakin lama aku bersama dengan putra, aku semakin yakin bahwa putra menyukaiku. tapi kenapa dia tidak pernah membahas tentang itu? Kenapa dia tidak mengungkapkan perasaannya kepadaku? Apa kita akan terus selalu menjadi teman? Hmmmm aku tidak habis pikir dengan itu, aku tidak tau apa yangg harus aku lakukan saat ini, aku sangat menyukai putra tapi apa putra juga menyukaiku?
Suatu hari, aku dan Putra pergi bersama, tiba tiba putra menanyakan sesuatu.."Cell...." Panggil putra "Kenapa?" Tanyaku sambil tersenyum. "Lo pernah ga si ngerasain jatuh cinta?" "Jatuh cinta? Pernah lah.... Kenapa emang?" Tanyaku pada Putra. Tiba-tiba putra menarik tanganku dan meletakkan di dadanya tepat di detak jantungnya.."Kaya gini?" Tanya Putra. Seketika aku terdiam saat merasakan detak jantung putra yang begitu kencang, mengapa detak jantungku juga berdetak kencang??? Tuhan apa yang harus aku lakukan saat ini...Setelah tangan ku terlepas dari dada putra, dia bertanya kembali.."Cel cewe tuh biasanya suka apa ya?" Tanya Putra.
Keesokan harinya aku datang lebih pagi kesekolah, karena hari ini jadwal aku piket kelas. Saat aku masuk ke kelas betapa terkejutnyanya aku melihat bunga dan coklat di atas mejaku, tetapi di dalam kelas tidak ada siapa pun, tanpa berpikir panjng aku langsung lari untuk mengambil bunga dan coklat itu. Aku benar-benar sangat yakin kalau bunga dan coklat ini dari Putra.  Aku tidak bisa berhenti tersenyum. Aku sangat bahagia, lalu aku mengambil surat yang ada di bunga itu,  "Untukmu Angely. Salam manis. Putra. (isi surat itu).
Betapa kagetnya aku, ternyata bunga dan coklat itu untuk Angely, jadi selama ini yang putra suka adalah Angely, teman sebangkuku. Hatiku benar-benar hancur saat aku tau bahwa putra menyukai Angely, bukan aku. Aku benar-benar sangat sedih, kecewa, marah, tapi aku tidak bisa melakukan apa pun.
"Eh Cel, kapan Lo sampe?" Tanya putra yang tiba tiba dating. "Hah.. aaa...emmm ba..baa..baru kok, gue baru sampe"  Jawabku terbata-bata sambil tersenyum kecewa.  "Gimana Cel, kira-kira Angely suka kan sama bunga dan coklat ini?" Tanya putra. "Jadi selama ini Lo suka sama Angely?" Tanyaku. "Sejak kapan? Kenapa Lo ga pernah cerita sama gue? Kenapa tiba tiba Lo suka sama dia?" Tanyaku kembali.
"Santai cel, jangan ngegas haha, gue suka sama dia udah lama, tapi gue belum berani untuk bilang semuanya, sampai akhirnya gue kepikiran buat minta bantuan Lo, jadi gue ngedeketin Lo. Tapi lama-lama nyali gue udah kumpul sampai akhirnya gue berani untuk deketin Angely dan ternyata gue bisa deket sama dia tanpa bantuan Lo." Jawab putra.
"Oh iya, Lo ingetkan waktu gue nanya sama Lo, Lo pernah jatuh cinta atau ngga, dan Lo ngerasain   detak jantung gue. Hari itu gue baru saja pacaran dengan Angely, gue bahagia banget Cel." Jawabnya lagi sambil tersenyum.walau terpaksa.
Aku benar-benar diam seperti patung, tidak bisa berkata apa pun, aku berusaha menahan air mataku agar tidak menetes. aku sangat kecewa selama ini Putra hanya menganggapku teman. "Putra, maksud lo selama ini ngedeketin gue, ngasih perhatian lebih ke gue itu buat apa?  Semata-mata cuma biar lo bisa deket sama Angely, dan Lo tega mempermainkan perasaan gue?" "Kenapa lo gak bilang dari awal kalau lo suka sama Angely? Kenapa baru sekarang? Di saat hati gue udah milih lo?"
"Jadi selama ini lo anggep gue lebih dari temen? Maaf Cell tapi hati gue gak bisa bohong, gue sukanya sama Angely bukan sama lo. Semoga lo dapat yang lebih baik dari gue. Makasih buat semua kebaikan yang udah lo kasih ke gue".  Jawab putra raut wajah terkejut lalu meninggalkanku.
Aku benar-benar tidak menyangka, tidak ada tanda-tanda sedikit pun kalau putra menyukai Angely. Kenapa aku tidak menyadari itu semua. Aku benar-benar kecewa dengan Putra, aku membencinya, tapi aku mencintainya. Saat kita sedang duduk berdua dan kita berbincang, sempat terbesit dalam kepalaku apakah kita bisa bersama? Apakah kita bisa saling mencintai? Ataukah kita hanya akan menjadi teman? Sekarang semua sudah terjawab, kita hanyalah teman, dan tidak akan bisa lebih dari itu. Dan aku akan menjadi teman yang terbaik untukmu.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi