Headlines News :
Home » » Menunggu Kembalian

Menunggu Kembalian

Diposting Oleh aosin suwadi pada Selasa, 12 November 2019 | 00.12

Menunggu Kembalian
Karya Aosin Suwadi SMAN 6 Kota Serang 2019

            Semua manusia yang dilahirkan baik pria maupun wanita, diberi naluri ingin mencintai dan dicintai lawan jenisnya. Pria tampan dan wanita cantik, atau pria dan wanita yang buruk rupa sekalipun, jika dia terlahir normal, pastiah dia memiliki perasaan seperti itu. Untungnya tuhan maha adil. Tampan dan cantik itu diciptakannya dengan penilaian yang reltif. Seseorang bisa menilai orang lain itu tampan atau cantik sesuai dengan selera dan sudut pandangnya masing-masing. Bayangkan jika tampan dan cantik itu penilaiannya mutlak, maka pastilah yang orang jelek atau buruk rupa tidak akan mendapatkan pasangan seumur hidupnya. Akan tetapi biasanya pria tampan atau wanita cantik akan lebih mudah mencari pasangan, bahkan biasanya menjadi rebutan. Sebaliknya pria atau wanita buruk rupa akan sangat sulit mencari pasangan. Tapi jika Anda kebetulan dilahirkan dalam kondisi buruk rupa, jangan hawatir…… yakinlah tuhan maha adil.

            Sukra adalah seorang remaja yang beranjak dewasa, dilahirkan dengan wajah yang buruk rupa. Akan tetapi dia memiliki bentuk tubuh atau postur yang sangat sempurna dan ideal. Sebenarnya banyak wanita yang tertarik oleh Sukra, karena wanita itu melihat postur atau fisik Sukra dari samping atau dari belakang. Akan tetapi setelah mereka melihat wajah Sukra, maka semuanya balik kanan teratur.
Setiap hari pria lulusan SMA ini selalu menjadi pro kontra obrolan teman-temannya. Bahkan Sukra sering mendapat bulian dari teman-teman wanitanya. Apa lagi jika Sukra menaksir salah seorang teman wanitanya, maka dia akan dicemoohkan. “Alaaaah dasar Sukro …., ga bakalan laku lho…..” Nani mencemoohkan Sukra dengan mengolok-olok dan memanggilnya dengan sebutan Sukro. Karena Sukra memiliki sikap yang sangat baik, selalu menghargai orang lain, dan tidak pernah marah walaupun sering dihina, maka banyak juga teman-teman Sukra yng membelanya jika ada yang membuli atau menghinanya. “Lho emang cantik, tapi hati Lho jauh lebih busuk dari wajah Sukra”. Junadi memarahi Nani untuk membela Sukra. Nani terdiam karena jauh dalam lubuk hatinya mengiyakan terhadap omongan Junadi. Selain itu, sebenarnya Nani juga menaruh hati terhadap Junadi yang menurut penilaiannya Junadi itu tampan dan gagah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Selama ini Nani tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Junadi, karena Junadi tidak sedikit pun memperlihatkan rasa simpati kepadanya. Bahkan mereka sering bertengkar, jika tema pembiccaraannya kebetulan melibatkan Sukra. Padahal Nani sangat berharap Junadi menjadi pacarnya. “Jun!.........”. Nani memanggil Junadi dengan nada yang tidak biasanya. Kali ini Nani memanggil Junadi dengan suara lembut. Junadi terdian beberapa saat menebak-nebak apa maksud  Nani. “Apaan Lho manggil-manggil gue?” Tanya Junadi setengah membentak. Hati Nani terasa sakit, tapi dia menyadari kalau selama ini bentaka-bentakan Junadi banyak benarnya. Nani merasa sepertinya Junadi sedang mengajari dirinya agar bisa bersikap baik kepada orang lain.
Pada suatu malam ketika Sukra, Junadi, Nani dan kawan-kawannya sedang menghadiri perlombaan menyambut HUT ke-57 RI Nani mendapat kesempatan yang baik untuk mengutarakan rasa cintanya kepada Junadi. Waktu itu seluruh teman mereka sedang menjadi panitia perlomban, sementara Junadi selaku ketua panitia sedang duduk mengawasi jalannya perlombaan. “Jun… aku mau ngomong serius niiih”. Ucap Nani dengan nada lirih. Junadi terdiam sambil bertanya dalam hatinya. Sebenarnya mau ngomong apa sih dia? “Ih……..kamu ko diem aja sih…..!” Tidak biasanya Nani bersikap manja kepada Junadi. “Sebenarnya Lho tuh mau ngomong apa sih?” Tanya Junadi. “Ih……. Lho tu yah ga ngerti aja”. Nani kesal. Sebenarnya Junadi sangat mengerti apa yang akan dibicarakan oleh Nani, cuma dia pira-pura tidak tahu, karena ingin menguji kesungguh-sungguhan hari Nani.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
            “Aku sangat memaklumi kamu pasti berat untuk menerimaku menjadi pacarmu”  Kata Sukra kepada Hera. Hera adalah seorang gadis cantik dan berahlak baik pula. Hera merupakan anak ketiga setelah Junadi dari pasangan Ustaz  Husaeri dengan  Hapsah. “Ga gitu juga kali……., aku tuh takut sama bapa dan ibu, yang selalu melarang aku berpacaran”. Jawab Hera. “Kata bapak dan ibuku, dalam agama kita tidak ada istilah pacaran, ada juga ta’arruf”. Hera menirukan nasihat ibunya. “Maksudnya?” Tanya Sukra. “Kata Bapak kalau ada laki-laki yang menyukai Hera, suruh datang ke bapak!” Hera menirukan omongan bapaknya dengan intonasi agak keras. “Tapi…..kan…..aku harus tahu dulu isi hati Hera, mau menerima atau enggak?” Tanya Sukra. Cukup lama Sukra dan Hera bercakap-cakap, tapi Sukra tidak berhasil mendapatkan jawaban yang diinginkan. Akan tetapi walaupun begitu Sukra sangat senang, karena ucapan-ucapan Hera benar-benar menyenangkan. Sikap Hera mirip dengan Junadi kakaknya.
            Pada suatu hari ketika para pemuda di kampung itu sedang berlatih sepak bola, Junadi memanggil Sukra. “Kamu benar-benar suka sama Hera?” Tanya Junadi. Ditanya seperti itu merahlah muka Sukra karena malu, kemudian menjawab dengan terbata-bata. “I..i…iya Kak…. eh…. Jun!” Jawab Sukra gugup, sampai-sampai memanggil kakak kepada Junadi. Junadi hanya tersenyum melihat tingkah Sukra. “Kalau memang kamu benar-benar suka dan sayang sama adikku, datang aja ke bapak saya. Enak ko ngobrol sama bapakku”. Saran Junadi. “I…i…iya nanti saya datang, tapi saya ingin tahu dulu jawaban Heranya, mau engga menerima aku”. Kata Sukra ragu. “Ya udah…. sana tanya Heranya”.
Hera…….”. Sukra memanggil Hera dengan intonasi lembut. “Iya….. apa sih…….?” Jawab Hera sambil mengulum senyum manisnya, membuat Sukra merasa semakin terpana.”Kan kemaren udah dijawab, ko masih nanya sih…..”. Hera benar-benar pandai menyusun kata-kata, hingga jawaban-jawaban Hera tidak membosankan, malah enak untuk didengarkan, padalah jawaban yang diinginkan tidak pernah diucapkan. Lagi-lagi Sukra gagal mendapat jawaban dari Hera.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
            Jauh di lubuk hatinya Junadi mengakui bahwa Nani itu sangat cantik, dan dia sudah lama menaruh hati kepadanya. Akan tetapi karena ahlaknya yang berbanding terbalik dengan sikapnya maka sampai  saat ini Junadi belum menerima Hera menjadi pacarnya.
Situasi dan kondisi yang dihadapi oleh Junadi dan Hera, memaksa mereka  untuk berdiri di antara  suka dan tidak suka. Sampai kapankah Hera dan Sukra  harus menunggu jawaban? Mereka kesal menunggu bagaikan orang belanja lama menunggu kembalian.
Demikian cerita ini dipublikasikan, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi