Headlines News :
Home » » Labirin

Labirin

Diposting Oleh aosin suwadi pada Rabu, 27 November 2019 | 22.23


Karya Putri Rizqa Kelas 11 MIPA 2
SMA Negeri 6 Kota Serang Tahun Pelajaran 2019/2020

Namaku Citra mahasiswa jurusan Seni di salah satu universitas favorit di Indonesia. Aku mempunyai teman dekat yang bernama Regina. Aku dan dia telah berteman semenjak kami duduk di bangku SMA. Dan aku tidak menyangka bahwa aku dan Regina satu kampus. Ia sangat pintar sehingga ia mengikuti program pertukaran pelajar dan ia mendapatkannya. Karena program pertukaran itu aku kehilangan teman dekat dan sekaligus mendapatkan seseorang yang bisa mengisi kekosongan hatiku,namanya Jimin. Ia keturunan darah Korea. Ia sangat tampan dan memiliki senyuman yang manis. Ia sangat ramah kepada semua orang. Itulah mengapa aku menyukainya. Kami mulai berpacaran pada awal semester 4. Ada hal-hal yang menyenangkan dan hal-hal yang membuatku sedih. Aku senang karena aku bisa dekat dengan Jimin, orang yang selama ini aku harapkan ternyata iapun memiliki perasaan yang sama sepertiku.

Di sisi lain aku sudah jarang berbicara dengan Regina. Entah akhir-akhir ini dia sibuk atau karena hal lainn. Aku merasa kami tak sedekat dulu. Aku sangat merindukannya, aku selalu melihat foto-foto kebersamaan kami dulu namun dengan melihat foto saja tidak bisa menjadi obat penawar rinduku.
Waktu sangatlah kejam, untuk melihat wajahnyapun sekarang begitu sulit. Aku sangat ingin bertemu dengannya dan mengajaknya berjalan-jalan sambil memakan eskrim rasa vanila kesukaannya. Berapa banyak kerinduan yang harus berjatuhan seperti salju. Bahkan salju itu tak kunjung mencair karena tidak mendapatkan sinar matahari. Andaikan saja aku menjadi debu, agar aku bisa lebih cepat untuk menemuinya.
Berapa hari lagi aku harus menunggu? Kau menjanjikan sesuatu padaku, Regina. Kau menjanjikan pertemuan itu, namun sampai sekarang kau pun tak sempat membalas pesanku. Aku ingin kau mengenal Jimin, pria yang selama ini membuat hari-hariku ceria dan menjadikan aku lebih bersemangat. Kebetulan, lusa aku akan berangkat ke Roma, Italy untuk melihat pertunjukan seni di sana. Aku akan mengunjungi Regina tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Jimin yang mengusulkan ide ini. Aku benar-benar tidak sabar.
Saat-saat yang kunantikan pun tiba. Aku berangkat ke Italy bersama Jimin. Pertama-tama aku ingin mengunjungi pameran namun alangkah terkejutnya ternyata Regina mendatangi pameran itu dan kita bertemu. Regina menatapku seolah-olah tak percaya. Aku refleks memeluknya namun, pelukan hangat yang aku berikan untuknya ditolak. Ada apa dengan dia? Mengapa dia menjadi sangat asing?
Aku menanyakan kabarnya dan sekaligus memperkenalkan Jimin padanya. Namun, hal tak terduga terjadi. Dia mendorongku, untungnya Jimin berada di  padanya apakah aku temannya. Dan yang Regina katakan cukup membuatku sangat terkejut. Ia bilang bahwa dia tidak mengenalku dan dia tidak sudi berteman dengan orang sepertiku. Memangnya aku ini kenapa? Apa ada yang salah dengan penampilanku?.
Aku benci bagaimana waktu berjalan meskipun di moment ini. Regina yang berubah atau aku yang berubah? Aku pikir memang itulah yang terjadi pada semua orang. Apakah aku membencinya? Ya tentu saja aku sangat membencinya. Dia meninggalkanku bersama dengan kekecewaanku yang dibuatnya.
Aku sangat ingin menangis namun aku malu karena di sini banyak orang. Jimin yang melihatku tersiksa seperti ini segera membawaku pulang ke penginapan. Aku sangat beruntung karena dia ada di sisiku saat ini. Aku meluapkan semuanya pada Jimin. Dan dia berusaha untuk menenangkanku.
Saat aku sudah merasa lebih baik, aku mengirimkan pesan kepada Regina yang isinya “aku sangat kecewa padamu. Regina, bahkan ini di hari ulang tahunku tapi kau malah merusaknya. Tak apa jika kamu ingin meninggalkanku, namun sehari pun aku tidak akan pernah melupakanmu. Sejujurnya aku merindukanmu, namun sekarang aku akan melupakanmu. Karena itu akan lebih menyakitkan daripada harus membencimu. Terimakasih atas kenangan-kenangan indah yang kamu berikan. Semoga hidupmu selalu bahagia.”
Jimin mengajakku jalan-jalan untuk membuatku melupakan kejadian tadi siang yang tak terduga. aku diajak ke sebuah tempat yang sangat cantik. Air Mancur Trevi. Aku sangat menyukainya. Suasana yang terlihat sangat kuno dan seni pahat yang indah membuatku bisa melupakan Regina. Aku sangat menikmati momen seperti ini.
Tak terasa malam pun telah tiba. Aku diajak ke Koloseum, bangunan tua arena gladiator Romawi kuno yang ikonis. Aku sangat menikmati suasana di sini. Jimin benar-benar membuatku bahagia. Saat kami sedang istirahat, tiba-tiba banyak sekali kembang api yang dinyalakan. Alangkah terkejutnya aku ketika kembang api itu membentuk suatu kalimat “will you marry me?” Kemudian Jimin mengeluarkan kotak berisi cincin dan Regina datang tersenyum bahagia padaku. Apakah ini nyata? Aku bingung sekaligus bahagia. Aku menerima lamaran Jimin dan Regina meminta maaf atas apa yang dia lakukan padaku. Ternyata dalang dari semua ini adalah Jimin. Dia sukses membuat perasaanku campur aduk seperti ini. Aku sangat bahagia dan sangat beruntung bisa kenal dengan orang seperti Jimin dan Regina. Yang jelas hari ini, malam ini tidak akan pernah aku lupakan. Thank a lot my dear.
            Demikian cerita ini dipublikasikan semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.

Share this article :

3 komentar:

Content yang Anda baca semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar.

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi