Headlines News :
Home » » Datang untuk Pergi

Datang untuk Pergi

Diposting Oleh aosin suwadi pada Rabu, 27 November 2019 | 21.58


Karya Yunia Rahayu Kelas XII MIPA 3
SMA Negeri 6 Kota Serang tahun Pelajaran 2019/2020

            Cerita ini diangkat dari kisah seorang sahabat, teman, bahkan mungkin bisa dibilang keluarga. Keduanya saling melengkapi ketika Ria membutuhkan Rio, Rio akan selalu ada di samping Ria. Cerita ini dimulai sejak mereka sama-sama duduk di bangku sekolah dasar. Mereka merupakan murid yang yang memiliki pertemanan yang baik di antara teman-temannya yang lain.

            Pagi hari itu , seperti layaknya anak-anak sekolah dasar  mereka pergi sekolah bersama. Menjemput Ria setiap pagi sudah menjadi hal yang rutin bagi Rio. Pagi itu Rio kembali menjemput Ria yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya. Tak butuh waktu lama, Rio sampai di rumah  Ria. Rio bertemu dengan orang tua Ria yang tengah duduk santai di halaman depan rumahnnya. “Assalamualaikum Pak, Bu. Ria sudah siap?” Ucap Rio kepada orang tua Ria. “Wa’alaikumussalam nak Rio, Ria masih bersiap diri nak. Ucap ayah Ria dengan nada yang lembut. Mendengar Rio yang  sudah sampai di rumahnya, Ria pun segera bergegas  untuk pergi berangkat ke sekolah dengan Rio.
            Mereka berangkat berpamitan kepada orang tua Ria dan berangkat bersama ke sekolah. “Assalamualaikum Pak, Bu …. Ria Rio berangkat”. Serentak orang tua Ria pun menjawab. “Iya nak, hati-hati”. Begitu seterusnyasetiap berangkat sekolah, hingga akhirnya waktu penghujung kelulusan itu pu tiba, seluruh siswa sibuk akan ke mana mereka melanjutkan pendidikannya. Namun, berbeda dengan Ria dan Rio yang sudah tenang karena mereka sudah diterima di sekolah lanjutan yang mereka pilih.
            Memasuki libur semester, Rio tak seperti murid lainnya mereka menghabiskan waktu untuk pergi berlibur bersama keluarganya, akan tetapi ia lebih asyik dengan sendirinya dalam mempersiapkan diri dalam melanjutkan ke jenjang pendidikan di luar kota yang lumayan jauh dari pusat kota, penjara suci namanya. Hingga akhirnya, hari keberangkatan Rio pun tiba, akan tetapi Ria tidak bersama Rio pada saat itu. Meskipun ria tidak seperti biasanya yang selalu bersama Rio, Ria tetap tidak lupa untuk mengucapkan selamat tinggal kepadanya.  Kala itu, Ria memiliki urusannya sendiri yang tidak bisa ditinggalkan olehnya, Ria sebenarnya cukup sedih karena Rio akan meninggalkannya dalam wakatu yang lama.
Tak terasa waktu terus berjalan dengan segala aktivitas yang telah dilakukan, hingga tibalah waktu kepulangan untuk Rio. Rio dijemput oleh orang tuanya dan pada saat itu Ria ikut bersama orang tua Rio untuk menjemputnya. Mereka menghabiskan waktu selama 5 jam dari pusat kota untuk tiba di tempat Rio sekolah. Tempat itu asing baginya karena itu sangat jauh berbeda dengan kehidupannya di kota. Tempat itu dipenuhi dengan kedisplinan, dan peraturan. Melihat reaksi Ria yang terlihat aneh dengan suasana di sekolah Rio, Rio pun bertanya kepada Ria. “Gimana sekolahku, nyaman bukan? Sudahlah, pindah saja ke sini supaya kita bisa bersama-sama lagi. Ucap Rio dengam maksud membujuk Ria.  Ria membalas ucapan Rio. “Ga mungkin pindah Ri”. Ucap Ria dengan pasrah.
            Waktu libur rio dimanfaatkan olehnya dengan baik, seperti bertemu dengan beberapa kawannya dulu, berlibur dengan keluarga besar, dan tak lupa untuk bermain dengan Ria.  Hingga tak terasa waktu untuk kembali ke penjara suci itu tiba, karena waktu berlibur rio sudah habis. Hingga pada tahun keempat Rio menjalani pendidikannya, orang tua memutuskan untuk pindah rumah yang lumayan jauh dari rumah yang sebelumnya. Karena keadaan tersebut, hubungan antara Ria dan keluarga Rio pun tak lagi sedekat dulu, karena jarak yang memisahkan. Hingga pada akhir tahun keempat, orang tua Ria mengajak Ria untuk berkunjung kerumah Rio sekaligus menyambungkan kembali tali silaturahmi.
            Pada akhir tahun kelima, waktu perpulangan Rio pun tiba, dan pada saat itu, mereka sama-sama sudah memasuki usia yang biasa orang orang sebut legal atau diakui oleh negara sebagai warga negara. Rio mencari tahu keberadaan Ria dengan berbagai cara, hingga akhirnya ia mendapatkan nomor telepon Ria dan Rio langsung menghubunginya. Rio mengirim pesan kepada Ria. “Halo mbanya, masih ingat?” Tak butuh waktu lama Ria pun membalas pesan yang diterimanya. “Wah, ada orang jauh mengubungiku”. Balas Ria dengan maksud mencairkan suasana.
            Pesan tersebut terus terjalin hingga akhirnya Rio memutuskan untuk bertemu secara langsung dengan Ria. Rio mengajak ria menonton film yang terbaru di bioskop. Rio ingin menghabiskan waktu berliburnya dengan maksimal karena Rio hanya memiliki waktu 7 hari untuk berlibur. Mereka berdua bertemu di tempat yang sudah direncakan melalui pesan. Mereka berdua bertemu di lobi mal dengan Rio yang sudah berada di sana terlebih dahulu. Setelah mereka saling bertemu. Ria terasa canggung untuk berjalan bersama rio karena usia mereka yang sudah sama-sama memasuki usia remaja yang dan sudah merasakan rasa yang berbeda.  Namun Ria berusaha menutupi rasa canggungnya dengan terus memegang Handphone-nya. Hingga tanpa sadar, Rio mengajaknya untuk makan terlebih dahulu sebelum waktu masuk bioskop tiba. Akan tetapi, Riza menolak ajakan Rio tersebut dengan alasan bahwa ia sudah makan sebelumnya. Padahal, ria belum makan sama sekali, itu hanyalah alasan yang Ria buat karena ia tidak ingin berdua bersama Rio terlalu lama.
            Terdengar informasi bahwa film yang akan mereka tonton akan segara tayang, Ria langsung mengajak Rio untuk bergegas masuk kedalam bioskop. Tempat duduk sudah dipenuhi dengan banyak pengunjung lainnya dan Ria merasa malu karena saat itu Rio bertemu dengan teman satu pesantrenny. Ria memutuskan untuk pergi ke tempat duduknya lebih dulu sementara Rio masih asik berbincang dengan teman temannya.
            Terdengar dari tempat duduk Ria, Rio sedang memperkenalkan Ria kepada teman temannya entah dengan maksud apa akan tetapi Ria hanya berdiam duduk di tempat duduknya. Hingga akhirnya Rio pun datang ke tempat duduk di samping Ria. “Tadi itu mereka siapa?” Tanya Ria. “Mereka teman sekamarku”. Rio menjawab. Ria menganggukan kepala tanda mengerti.  Film dimulai, dan Ria mulai mencari tempat ternyamannya untuk menikmati film tersebut. N amun tanpa sadar, ada Rio yang memperhatikannya. Rio terus menatap Ria dengan senyum yang ia lontarkan. Tetapi Ria memilih untuk memainkan handphone-nya karena ia malu untuk diperhatikan oleh Rio.
            Di pertengahan film, ada seseorang yang menelpon kepada Ria yang membuat suasana antara meereka menjadi tidak nyaman karena orang tersebut terus terusan menghubungi Ria. Hingga akhirnya Ria memutuskan untuk mematikan HP-nya dan kembali melanjutkan menonton film tersebut. Setelah 90 menit mereka berada di dalam bioskop, film itu pun berakhir dan Rio memutuskan untuk mengajak Ria makan dan Ria kembali menolak untuk makan bersama Rio. Akhirnya, mereka memutuskan hanya minum saja di tempat yang Ria pilih yang sudah menjadi tempat favorit Ria di mal tersebut. Rio pun hanya mengiyakan dan mengikuti kemauan Ria. setibanya di  kedai minuman tersebut ria langsung memesan minuman favoritnya dan Rio yang mengikut di belakangnya sambil mengataka. “Mas pesananku sama dengan dia ya”. Ria sedikit jengkel karena Rio yang selalu tepat berada di sampingnya’.
            Mereka memilih tempat duduk untuk menikmati minuman yang telah dipesan. Tidak ada obrolan pada saat itu karena keduanya mungkin bingung tentang apa yang akan dibicarakan. Rio pun memulai obrolan dengan membahas sekolahnya  dan pengalaman yang ia dapatkan di sana. Tanpa menyadarinya, Ria pun memulai obrolannya dengan Rio. Rio bertanya kepada Ria. “Bagaimana sekolahmu?” Ria menjawab pertanyaan rio dengan nada yang sangat flat karena menurutnya sekolahnya berjalan seperti siswa siswa lainnya. Lalu tanpa ditanya oleh Ria, Rio menceritakan suka dukanya selama dia menjadi santri.
            Obrolan keduanya sangatlah panjang hingga berakhir pada obrolan yang menurut Ria itu merupakan obrolan yang sangat penting baginya karena Rio bertanya kepada Ria. “Kamu sendiri sekarang?” Ria berpura-pura untuk tidak mendengarkan pertanyaan yang Rio berikan, karena ia tahu maksud dari pertanyaan tersebut. Rio kembali melanjutkan pertanyaannya. “Kalau gue jauh, jangan sama siapa siapa ya. Tunggu aja, sendiri aja dulu”. Pertanyaan itu terus ada di pikiran Ria hingga saat ini.
            Tahun ajaran baru pun tiba, Rio harus kembali ke sekolahnya dan itu merupakan tahun terakhir baginya untuk berada di tempat tersebut. Rio mengucapkan kata selamat tinggal dan terimakasih kepada ria karena telah membuat liburannya menjadi lebih bahagia dan menitip pesan kepada Ria untuk selalu menunggu Rio kembali. Ria hanya menganggukan kepala terhadap apa yang diucapkan oleh Rio.
            Demikian cerita ini dipublikasikan, semoga bermanfaat. Terima kasih ats apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi