Headlines News :
Home » » Forever Rain

Forever Rain

Diposting Oleh aosin suwadi pada Kamis, 28 November 2019 | 08.13


Karya Putri Rizqa Kelas XI MIPA 2
SMA Negeri 6 Kota Serang Tahun Pelajaran 2019/2020

Namaku Kayla. Aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang berkecukupan. Sangat mudah mendapatkan sesuatu yang aku mau. Namun, ada satu hal yang tidak bisa aku dapatkan, yaitu kasih sayang dari kedua orang tuaku. Tidak seperti sebuah keluarga pada umumnya, aku selalu mendapat perlakuan yang buruk dari kedua orang tuaku, tepatnya ayahku.

Awalnya semua terasa normal. Namun, ketika aku menginjak usia 12 tahun semuanya terasa begitu kacau. Ayahku mengkhianati ibuku. Saat itu, ibuku sedang mengandung adikku. Karena perlakuan ayahku yang buruk ibuku menjadi stress dan akhirnya ia keguguran. Semakin hari, kelakuan ibuku semakin menjadi. Mulai dari berbicara sendiri kemudian tiba-tiba menangis atau tertawa. Ia tidak bisa mengontrol emosinya bahkan terkadang ia mengamuk. Ayahku berpikir bahwa ibuku sudah mulai tak waras. Kemudian ia mengirim ibuku ke rumah sakit jiwa.
Sekarang tinggal bersama ayah dan istri barunya serta saudara tiriku. Mereka bahkan memperlakukanku dengan sangat buruk. Bahkan ayahku sendiri tidak berpihak kepadaku ketika aku ditindas saudara tiriku. Terkadang mereka memberiku sisa makanan untuk aku makan bahkan terkadang mereka sama sekali tidak memberiku makan. Ibu tiriku memperlakukanku seperti seorang pembantu uang tidak digaji. Ia juga terkadang menuduhku melakukan sesuatu yang buruk demi mendapatkan perhatian dari ayahku agar aku  dimarahi atau bahkan di hukum.
Sangat sulit untukku keluar dari neraka ini. Terkadang aku diam-diam menemui ibuku untuk memeriksa kondisinya. Aku rasa ia semakin membaik. Terkadang aku ingin mengadu kepadanya namun aku tidak ingin ia menjadi begitu khawatir atau terlalu memikirkan aku. Masalahnya dirinya saja sudah berat dan aku tidak mau menambah bebannya.
Hari demi hari terasa sangat sulit untukku lewati. Berbagai masalah muncul menimpahku. Aku semakin tidak percaya diri. Aku selalu berpikiran negatif. Tinggal di dalam neraka ini membuatku tertekan. Aku ingin kabur dari sini namun begitu sulit. Beberapa kali aku ketahuan kabur dan yang terjadi selanjutnya adalah aku dipukuli, ditendang, seakan akan aku tidak punya hak untuk hidup.
Perkataan, perbuatan yang mereka lakukan padaku sangat tidak manusiawi. Bahkan aku pun ikut menyakiti diriku sendiri. Percobaan bunuh diri berulang-ulang pernah kulakukan, namun gagal dan membuatku semakin terluka. Pahitnya hidup ini membuatku putus asa akan semua hal. Aku seperti tak layak untuk hidup. Bahkan tuhan pun tak menggubris curahan hatiku.
Canda tawaku  sudah lama tak terdengar. Bahkan, aku sendiri lupa bagaimana caranya tersenyum. Kata-kata penyemangat dari ibuku pun sudah lama tak terdengar dan aku sangat merindukannya. Aku lelah dengan hidup ini, aku lelah jika terus menerus memakai topeng untuk menutupi lukaku. Luka yang tak akan pernah sembuh bahkan menjadi semakin dalam.  Bahkan torehan luka yang kuderitat kian terukir dan membekas semakin dalam.
Aku merasa bahwa diriku tak berguna lagi, bahkan jika aku pergi pun tidak akan ada seorang yang akan menangisi kepergianku atau merasa kehilangan, karena aku bukan siapa-siapa dan aku tidak memiliki siapa pun.
Terimakasih untuk ayahku tersayang, keluarga yang bahkan tidak menganggapku, da di dunia. Kini aku semakin hancur berkeping-keping. Dan terima kasih banyak karena sudah membuat hari-hariku selalu dihiasi dengan airmata penderitaan. Sampai aku lupa rasanya bahagia.
Demikian cerita ini kukisahkan, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.

Share this article :

1 komentar:

Content yang Anda baca semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar.

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi