Headlines News :
Home » » Cukup Mengagumi

Cukup Mengagumi

Diposting Oleh aosin suwadi pada Sabtu, 30 November 2019 | 03.17


Karya  Dela Yulianti Pratiwi Kelas XI MIPA 3
SMA Negeri 6 Kota Serang 2019/2020

Tringgggg..."Vio bangunnn….. Udah jam berapa ini?" Ucap tetehku sambil menarik selimutku. Adek gue tidur atau pingsan dah? Dari tadi kagak denger gue teriak. Gumam teh Lia.
Oh ya kenalin namaku Viona Natasya, aku anak terakhir dari 3 bersaudara, terlahir dari keluarga yang sederhana, sedangkan tetehku yang pertama bernama Adinda Natasya dan yang kedua bernama Thalia Natasya. Ibuku sudah meninggal sejak aku berusia 5 tahun. Kini aku tinggal bersama ayah dan tetehku yang kedua.

"Hah udah jam segini? Teh ko gabangunin Vio sih? " Ucapku sambil membereskan tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi. “Lah dari tadi gue bangunin Lu kagak bangun-bangun kaya orang pingsan. Kata teh Lia.
"Pagi… ayah… teh Lia…" Ucapku  kepada ayah yang sedang menunggunya di meja makan. "Pagi juga Vio…" Ucap ayah dan teh Lia secara bersamaan. "Jangan lama-lama makannya nanti kalian telat berangkatnya". Ucap ayah.  "Siaaaap ayah" Ucapku dan teh Lia.
Setalah selesai aku dan teh Lia langsung bergegas menaiki mobil kesayangan teh Lia dan langsung pergi ke sekolah, kebetulan sekolah kita bareng. "Teh Lia lama amat si ngebut dikit napa". Ucap aku dengan gelisah karna takut telat. Teh lia mencepatkan laju mobilnya. Sesampainya di sekolah kita bersyukur untung saja pintu gerbang belum tertutup. Setelah memarkirkan mobil kita langsung bergegas masuk kelas masing-masing dengan gelisah.
Bughhhhh….."Aww sakitttt!!" Ucapku sambil menunduk meringis kesakitan. Ketika aku bangun dan melihat siapa yang menabrak ternyata dia adalah pria bernama Randy Sanjaya. Dia tetangga kelasku. Entah kenapa tiba-tiba aku diam mematung melihatnya. "Sory!!" Ucapnya dengan muka datarnya. "Hmm lain kali liat-liat kalo jalan" Ucapku. "Ya uda gue harus apa biar Lo maafin" Ucap Randy. "Ga perlu makasih". Ucapku lalu pergi begitu saja meninggalkan dia.
Tringgg... Tringg....Tring... Bel istirahat pun berbunyi.  Aku dan teman-temankuku memutuskan peergi ke kantin, dan di sana kita mencari bangku yang kosong. "Gaisss itu masih ada bangku kosong ayo cepet kesana". Ucap salah satu temanku sambil duduk dan memesan makanan. Ketika aku sedang menunggu makanan datang tiba-tiba Randy datang membawakan segelas jus jeruk. "Apa ini?" Tanyaku. "Jus jeruk buat Lo". Jawab Randy. "Buat apa? Gue ga mesen jus jeruk". Tanyaku kembali. "Anggap aja ini sebagai permintaan maaf gue, karena tadi gue nabrak Lo". Jawab Randy sambil pergi meninggalkanku. "Randyyyy!!!" Teriakku. Randy pun membalikan badannyaa sambil mengangkatkan alisnya heran. "Thanks minumannyaa" Ucapku. "Iyaa…" Jawabnya lalu pergi meninggalkan kantin.
Setibanya di rumah aku terus memikirkan kejadian tadi pag,i entah kenapa ada yang berbeda dengaku, tapi aku tidak akan menyimpulkan begitu cepat kalau aku mengaguminya, karna aku tau bahwa mengagumi tidaklah mudah.
Beberapa bulan kemudian kulewati bagaimana diam-diam aku memandangi dia, Memperhatikan dia walau dari kejauhan, aku senang mengikutinya dari belakang, cara tersenyumnya adalah kesukaanku, dan dia jUga penyemangatku sekolah.
Tokk..tokk..tokkk..."Iyaa masuk!" Jawabku dari dalam kamar, pintu pun terbuka ternyata teh Lia yang mengetuk pintu. "Dek! Gue mau cerita nih". Ucapnya. "Sok… cerita apaan? Tumben banget". Jawabku. "Jadi gue lagi deket nih sama adik kelas". Ujar teh lia. "Wahh siapaa?" Tanyaku penasaran. "Randy sanjaya anak kelas X1 Mipa 2". Ucapnya. Deggggg rasanya sakit banget mendengarnya, bagaimana bisa orang yang aku kagumi selama ini ternyata dia dekat dengan tetehku sendiri. Tapi tetehku tidak boleh tau kalo aku menyukainnya. "Ohhh Randy tetangga kelas gue itu". Ucapku. "Iyaaa nih gue udah beberapa minggu ini deket sama dia". Ucap teh Lia."Yauda langgeng yaa". Jawabku seadanya."Ko lo lemes gitu jawabnya?" Tanyanya."Ahh biasaa aja perasaan teteh aja mungkin". Ucapku."Ahaha iya mungkin, Udah ah gue mau ke kamar mau ngabarin Randy dulu bayyy". Ucapnya lalu pergi dari kamarku.
Semoga lo bahagia teh, gue akan lupain dia secepatnyaa. Gumamku. Cukup lelah hari ini dan akhirnya aku memutuskan untuk tidur.

Pagi ini aku bangun lebih awal, aku membereskan tempat tidurku dan langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badanku, setelah hampir 15 menit aku bersiap-siap untuk sarapan sambil menunggu teh Lia. "Pagiiiiii dekkk". Ucap teh Lia menghampiriku di meja makan. "Pagi juga bawelll". Balasku.
"Dek kayanya gue ga bisa berangkat bareng Lo deh". Ucap teh Lia."Lahh kenapa? " Tanyaku heran. "Hari ini gue dijemput Randy hehe". Jawabnya. Aku harus kuat bagaimana juga Randy bukan siapa-siap aku dia pantas kalau bersama orang lain walaupun orang lainnya adalah tetehku sendiri. "Ohh ga masalah Vio bisa naik taxi". Jawabku."Adekk terbaik ya gini". Jawabnyaa. Tokk...tokkk...tokkk… "Dekk pasti itu Randy lo bukain pintunya dulu ya, gue mau ke kamar mandi bentar". Ucapnya langsung pergi ke kamar mandi.
"Ya,… Allah cobaan apa lagi ini pagi pagi". Gumamku. Mau ga mau gue akhirnya membukakan pintunya, Dia melihatku seperti heran. "Biasa aja kali liatnya". Jawabku. Akhirnya dia tersadar dari lamunanya. "Ehh iya sory, gue cuma heran doang". Ucapnya.
"Hmmm, Mau tunggu di sini atau mau masuk?" Tanyaku sebenernya aku degdegan di dekatnya aku jga tidak berani ngobrol seperti ini. "Tunggu di sini aja". Jawabnya dengan muka dingin. "Okey, kalo teh Lia lama masuk aja gue mau berngkat duluan". Ucapku lalu pergi.Gue baru tau kalo lia dan vio ternyata adik kaka. Randi bergumam.
***************
Malam ini adalah malam Sabtu, karena sangat kesel aku memutuskan untuk memainkan handphone. "Tidak ada yang menarik". Kataku dalam hati. Lalu aku menekan tombol menu dan mematikannya. Derttt...derttt..dertttt...  Tiba-tiba ponsel-ku berbunyi, ketika kulihat ternyata nomor tidak dikenal. Karna penasaran akhirnya aku mengangkat telnon itu. "Hallo" Ucap orang itu. "Ini siapa?" Tanyaku. "Gue Randy". Jawabnya. Oh ada apaa ya?" Tanyaku kaget. "Gue mau minta tolong lo nih". Kata Randi.  "Minta tolong apa?" Tanyaku penasaraan.
"Jadi besok malem gue mau nembak teteh lo di caffe deket sekolah". Jawabnya. Degggg rasanya hatiku hancur mendengarnya. "Ohh terus? Mau gimana renacanya?" Tanyaku. "Lo besok tinggal ajak teteh lo ke caffe itu". Jawabnya. "Hmm okey". Jawabku. "Oke thanks ya"  Lalu aku langsung memutuskan telpon itu. Aku memikirkan ucapan itu sampai akhirnya aku tertidur.
Keesokan harinya aku memasuki kamar teh Lia untuk mengajaknya sarapan bareng. "Teh yu ke bawah sarapan bareng".Ucapku mengajak teh Lia. "Duluan aja dek ntar gue nyusul". Jawabnya sambil membereskan tempat tidur. "Okey gue tunggu". Ucapku lalu pergi ke meja makan. Aku dan teh Lia sarapan bareng. Ketika aku dan teh Lia makan suasanya hening tidak ada satu pun yang mengajaknya ngobrol, ku muli menyampaikan permintaan Randy. "Teh nanti malem ke caffe yang didekat sekola itu yu" Ucapku memecahkan keheningan. "Tumben banget ngajak keluar". Ucapnya dengan heran. "Ga papa pengen aja, Ayoo teh" Ucapku "Hmm iya deh gue mau". "Oke tetah harus dandan yang cantik". Pintaku. "Iyaa iyaa bawel banget". Aku hanya membalas dengan tersenyum palsu.
Malam pun tiba aku memutuskan untuk menelpon Randy untuk mengabarkan kalau aku sedang bersiap-siap untuk menuju caffe itu. "Hallo Ran". Ucapku. "Ya kenapa? " Tanyanya. "Gue sama teh Lia bentar lagi otw caffe nih". Kataku. "Okey gue tunggu". Lalu aku memutuskan telponnya, dan menuju kamar teh Lia. sesampainya di depan kamar teh Lia aku mengetuk pintu kamarnya.
Tokk..tokk...tokk.... "Teh udah siap belum? "Tanyaku di depan pintu. "Iyaa bentar lagi nih tunggu". Teriaknya dari dalam. Tidak lama kemudian teh Lia keluar dengan berpakaian dress dan rambut digerai begitu saja tak lupa memakaikan make up tipis di wajahnya. "Cukup cantik. Gumamku. Setalah selesei bersiap-siap kami langsung berangkat ke caffe itu. Sesampainya di sana teh Lia heran karna caffe yang biasanya cukup ramai tapi malem ini sangat sepi padahal malem ini adalah malem Minggu. Kami memasuki caffe itu dan mencari bangku yang berada di pojok. Sambil menunggu pesanan makanann kami  memainkan ponsel.
"Ke toilet sekarang". Kata Randy. "Ya tunggu". Kataku.
Akupun menuju kamar mandi, menacari keberadaan Randy.  Beb rapa menit mencari aku menemuinya dan langsung menyusul dia. "Tugas gue sekarang gimana?" Tanyaku. "Lo nanti tutup mata dia, entar lo kasih aba-aba kalo udah siap biar gue langsung masuk".. Jaawabnya. "Hmm okey" Ujarku dengan nada pelan.
Aku kembali ke tempat meja makanku, lalu menutup mata teh Lia menggunakan kain, semua lampu pun dimatikan, aku memberi aba-aba untuk Randy. Randy pun datang membawakan buket bunga dan langsung duduk tepat di depan kursi teh Lia. "Vio... Lo ke mana ini gelap banget". Teriak the Lia. "Buka kain di matamuu teh". Jawabku. Teh Lia membuka matanya heran melihat Randy ada di depannya.
"Ko lo bisa di sini? " Tanya teh lia pada Randy. "Hmm iyaa, lia gue mau ngomong sesuatu sama lo". Ujar Randy. "Iyaa boleh ngomong apaan?" Tanya teh Lia dengan perasaan yang tidak enak. "Jadi selama ini gue suka sama lo. Lo mau jadi pacar gue? "Tanya Randy dengan suara lantangnya lalu menyodorkan buket bunga yang dia siapkan sebelumnya. "Gu... Gue juga suka sama lo Ran". Jwb the Lia. "Jadi? " Tanya Randy butuh kepastian. "Gue mau jadi pacar lo". Jawab teh lia dengan yakinnya.
Aku tak bisa lagi membendung air mata ini akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari sini. Aku bukan wanita kuat yang sanggup menahan ini sendiri. Aku juga bukan wanita hebat yang berani mengakui perasaanku padanya. Aku yakin Tuhan pasti punya rencana lain untukku yang lebih indah.
'Gue akan ikhlasin Randy buat lo teh, gue akan ngelupain dia secepat mungkin, gue ga mau larut dalam kesedihan. Semoga lo bahagia dengannya karena bagaimana pun juga gue cuma pengagum dalam diam. Gumamku.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi