Headlines News :
Home » » Cinta dalam Diam Berbuah Kebahagiaan

Cinta dalam Diam Berbuah Kebahagiaan

Diposting Oleh aosin suwadi pada Sabtu, 30 November 2019 | 03.18


Karta Maftuhatu Rizkiyah
Kelas: XI MIPA 2 SMA Negeri 6 Kota Serang 2019/2020

Ada seorang wanita bernama Khairunnisa, ia bersekolah di pondok pesantren ternama di kota Bandung. Ia begitu cantik dengan wajahnya yang natural, ia juga memiliki mata yang bulat berwarna hitam pekat, dilengkapi lesung pipit yang mempercantik dirinya. Bisa dibilang dia adalah wanita yang hampir sempurna. Dengan keahlian yang dimilikinya di bidang akademik atau pun non akademik, akhlaknya yang terpuji, dan hatinya yang tulus, semakin menunjukan berapa indah ciptaan Tuhan.
Pada suatu hari, Nisa mengikuti kumpulan angkatan di aula pondok pesantren. Di situ, Para santriwan dan santriwati membahas tentang acara yang akan dilaksnakan bulan depan. Suatu ketika, Adam pun mengusulkan pendapatnya untuk membuat acara menjadi meriah.  Adam adalah salah satu seorang santriwan yang terkenal dengan keahliannya di bidang Tahfidzul Quran. Tak heran jika ia dikagumi oleh beberapa santriwati. Dengan wajah yang sumringah, Adam pun menyampaikan beberapa pendapatnya itu. Tak sengaja Adam pun melirik Khairunnisa yang sedang menulis beberapa agenda acara yang akan diselenggarakan nanti. Adam pun merasa ia sangat mengagumi sosok wanita yang ia cintai dari awal ia masuk di pondok pesantren itu. Rasanya ia ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan selama ini. Ia selalu berserah diri kepada Allah untuk menjadikan Nisa sebagai istrinya kelak jika Allah mengizinkan.
Sama halnya seperti yang Adam rasakan, Nisa pun diam-diam menebar sedikit senyuman kepada Adam walaupun Nisa tahu Adam tidak melihat senyuman itu, rasa bahagia yang sedang Nisa rasakan saat Nisa bisa melihat Adam yang begitu gagahnya dan pintar dalam segala bidang.
Sampai saatnya datang, pimpinan pondok pesantren pun menginformasikan bahwa Khairunnisa merupakan santriwati yang terpilih sebagai santriwati yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan study ke Kairo Mesir. Nisa yang mendengar informasi tersebut langsung terkejut dan terharu atas apa yang telah diberikan oleh gurunya itu. Nisa pun percaya ini merupakan rencana Allah yang memberikan kesempatan kepada Nisa untuk melanjutkan study di luar negeri. Berbeda halnya dengan Adam, ia terlihat sedih saat mendengar kabar gembira tersebut, karena dia harus berpisah dengan wanita yang ia cintai selama ini, dia pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Adam harus mengikhlaskan kepergian Nisa untuk menuntut ilmu di negeri orang.
Dua tahun sudah, Nisa kulih di Kairo, dan kinbi dia sudah terbiasa menjalani hari-harinya di sana. Ia sangat bersemangat dan selalu bersyukur atas apa yang telah ia dapatkan selama ini.
Tak terasa kini ia pun akan menghadapi wisuda, ia merupakan salah satu mahasiswi yang berprestasi di universitas fakultasnya. Tak heran jika ia akan lulus dalam waktu cepat. Ia pun sering memberi kabar kepada keluarganya di Indonesia dan bercerita hal apa saja yang ia alami selama di Kairo, Mesir.
Senin, 21 Agustus 2019 adalah hari ia merasakan kebahagiaan yang tak pernah terpikirkan olehnya. Waktu wisuda adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang berprestasi untuk menerima hasil apa yang telah mereka laksanakan selama ini.
Waktu yang dinanti nanti pun telah tiba, keluarga Nisa pun telah menghadiri acara tersebut. Nisa pun terlihat anggun dengan gaun yang ia kenakan. Setelah melaksanakan wisuda dan Nisa merupakan lulusan terbaik di fakultsnya, ia pun bergegas untuk pulang ke Indonesia. Dengan tidak disangka-sangka ada seorang pria yang tiba-tiba datang dengan membawa buket bunga yang besar dan dengan gagahnya ia berjalan mendekati Nisa dan keluarganya. Pria itu adalah Adam, pria yang selama ini Nisa selalu doakan agar bisa menjadi imamnya itu. Adam pun memberikan senyuman termanisnya kepada Nisa dan Nisa pun membalasnya. Tanpa basa basi Adam pun langsung berbicara tentang apa yang ingin ia akukan sekarang. “Nisa, betapa rindunya diriku tanpa dirimu. Aku selalu berdoa kepada Allah agar engkau bisa menjadi wanita surgaku, engkaulah yang selama ini yang aku dambakan, aku tak bisa mengungkapkan perasaanku selama ini karena aku percaya Allah akan memberikan rencana yang lebih baik untukku. Dan ini adalah hasil dari ikhtiarku selama ini, pada kesempatan ini izinkan aku mencintaimu, menyayangimu dan menikahimu. Mau kah kamu menjadi istriku?” Tanya Adam.
Pada saat bersamaan, Nisa pun tak sadar ia meneteskan air matanya karena terharu dengan apa yang Adam katakan, dan ia pun sangat bersyukur karena telah menyelesaikan studinya dan adanya seorang pria yang ia cintai selama ini melamarnya. Nisa pun tak ragu untuk menerima lamaran pria yang ia cintai dalam diamnya selama ini. Nisa langsung mengganggukan kepalanya dan berkata “Iya , aku siap menjadi istrimu”. Subhanallah begitu bahagianya Nisa pada saat itu, rencana Allah memang terbaik untuk hamba hamba-Nya yang ingin berusaha dan Istiqomah kepada-Nya.
Sesampainya di Indonesia, Nisa pun tidak sabar menunggu hari ia akan menjadi seorang istri dari seorang pria penghafal Alquran itu. Ia akan melangsungkan pernikahan 2 hari lagi. Ini memang rencana Adam yang tidak ingin menunda-nunda pernikahan. Semua keperluan untuk pernikahannya telah Adam persiapkan secara matang.
Hari ini adalah hari pernikahan mereka. Nisa yang sudah cantik mengenakan gaun putih yang membalut dirinya dan sapuan make up tipis yang membuat orang pangling jika melihatnya, ia sangat cantik, begitu anggun dan Adam yang mengenakan jas hitam dan peci membuat ia terlihat gagah. Saat yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang, mereka akan melaksanakan ijab kabul. Dengan lihainya Adam mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan saat itu juga semua keluarga dan tamu undangan berkata “SAH”. Alhamdulillah tabarakallah. Proses pernikahan itu pun berjalan dengan lancar. Mereka pasangan yang serasi, bukan hanya materi yang Nisa atau Adam cari pada setiap pasangan masing-masing melainkan Akhlak yang dimiliki oleh setiap pasangannya.
Nisa dan Adam pun menikmati hidup berdua bersama  dengan penuh kebahagiaan. Mereka selalu bersyukur dan tidak pernah untuk meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri atau suami sekaligus umat Islam. Nisa sempat merenungkan keluh kesahnya selama ini tentang mencintai dalam diam, namun Nisa tidak perlu khawatir lagi dengan hal itu karena sekarang dia telah mendapatkan kebahagiaan dari apa yang ia lakukan selama ini. Bagi sebagian orang cinta dalam diam itu menyakitkan, tapi faktnya ternyata beberapa orang yang mendapatkan kebahagiaan yang sama seperti Nisa. Sesungguhnya Allahlah yang telah mengatur semua urusan hamba-Nya. Dia maha tahu segalanya.
Demikian cerita ini dipubliksikan, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi