Headlines News :
Home » » Pergi Saja

Pergi Saja

Diposting Oleh aosin suwadi pada Rabu, 16 Januari 2019 | 17.53


Pergi Saja
Karya: Iyen Safitri
Kelas XII IPS 1 Tahun Pelajaran 2008/2009
            Di sekolah itu banyak siswa-siswi yang mengikuti kegiatan di luar jam pelajaran atau orang-orang biasa menyebutnya ekstrakurikuler. Lara rupanya mengikuti salah satu ekstrakurikuler yang dia suka dan sesuai dengan passionya. Tanpa sepengetahuan Lara, ternyata ada laki-laki yang diam-diam memperhatikannya setiap hari yang ternyata memang satu ekstrakurikuler dengan Lara. Seiring berjalannya waktu, setiap kegiatan yang mereka ikuti di ekstrakurikuler itu mereka saling bergurau satu sama lain, karena bagi Lara menghibur orang itu sungguh menyenangkan. Baginya, apapun masalah yang dihadapinya di rumah atau di sekolah, Lara selalu ingin terlihat ceria dan selalu mencari lelucon agar di hadapan teman-temannya Lara terlihat tidak mempunyai beban apapun.

             Lara menganggap semua teman itu sama, jika bercanda pun Lara tidak pernah baper (bawa perasaan). Suatu ketika, Rangga yang sering memperhatikan Lara itu memulai pembicaraannya melalui pesan singkat di WhatsApp. Awal pertama mereka chatting biasa-biasa saja tanpa ada emoticon yang meramaikan room chat mereka, tidak ada topik pembicaraan yang mereka bahas. Mereka hanya menanyakan seputar ekstrakurikuler, setelah itu mereka tidak menanyakan apa pun yang meramaikan notifikasi WhatsApp mereka. Setiap hari mereka seperti itu, tetapi Lara sering menyelipkan sedikit gurauan agar tidak terlalu monoton. Lara tidak tahu jika Rangga mempunyai rasa yang beda terhadap Lara.
             Hari-hari yang dipenuhi banyak kegiatan membuat Lara dan Rangga sering bersama, hingga menunjukkan sikap peduli dan perhatiannya kepada Lara. Dari situlah Lara merasa bahwa ada yang berbeda dengan Rangga. Setiap malam merek selalu bertukar pikiran dan terkadang Lara bercerita tentang masalahnya kepada Rangga. Lambat laun Lara merasakan kenyamanan dan terbiasa bersikap terbuka dengan Rangga.
                Beberapa Minggu kemudian, Rangga mulai sibuk dengan kegiatannya di organisasi lain. Sedangkan Lara, sebenarnya menunggu pesan singkat dari Rangga walaupun hanya sekedar menanyakan kabar. Realita nya Rangga menghiraukan Lara. "Ah sial, kenapa aku jadi merasa kehilangan sesuatu" ucap Lara yang kesal tanpa adanya kabar dari Rangga.  Hampir setiap hari Lara jarang bertemu dengan Rangga walaupun mereka satu sekolah. Jika ada kegiatan ekstrakurikuler pun mereka tidak pernah bercanda seasik dulu, sedekat dulu, dan sehangat dulu. Rangga yang sering memperhatikan Lara kini mendingin sebeku salju di Kutub Utara. Rangga hanya fokus kepada tugasnya saja. Begitu pun Lara, dia mulai resah dengan sikap Rangga yang seperti itu. Ditambah lagi, Rangga terlihat begitu akrab dengan perempuan yang tidak lain adik kelasnya sendiri.
"Hiraukan... hiraukan hal itu semua". Ucap Lara dalam hati. Namun, semakin hari mereka sering melakukan hal itu berdua, terlihat kehangatan yang dulu Lara rasakan saat bersama Rangga. Namun posisi itu sekarang digantikan olehnya sang Dede gemes (adik kelasnya).
              Rangga memulai percakapan lagi via WhatsApp dengan Lara. Tanpa punya rasa bersalah setelah tida menghiraukan Lara dan berpaling terhadap Dede gemes."Ra...". Sapa Rangga "Iya". Kujawab singkat.
"Yaelahhh  jawabnya gitu banget.  Kenapa, Hemm ganggu yah, ya uda maaf"". Rangga tak puas dengan jawabanku. ". Jawabku "Ngga". "Yauda aku ngantuk Ra, tidur duluan yah". Lara tidak membalasnya, karena kesal, Rangga tidak mengerti apa yang Lara rasakan selama ini.
"Ah kenapa semuanya jadi seperti ini sih, kan dulu juga dia cuek kaya gitu, tapi aku biasa aja, ngga ngerasain sakit dan patah hati seperti ini. Aku tak suka ". Kataku dalam hati.
               Semenjak itu, aku tidak pernah bercanda atau melakukan hal konyol yang membuat temannya bahagia. Aku sering melihat Rangga dengan adik kelasnya itu. Hatiku semakin patah, walaupun Lara sadar dia tidak mempunyai hubungan apa pun dengan Rangga. Tapi, selama ini yang Rangga lakukan itu membuat Lara merasa nyaman dan dia pendengar setia yang sekarang menjelma jadi orang asing.
                Kekesalan pun tidak bisa Lara pendam sendiri, dia memantapkan diri untuk mengungkapkan rasa sakitnya kepada Rangga dengan menanyakan banyak pertanyaan. Rangga pun menjawab dengan yakin dan panjang lebar. Yang akhirnya, Rangga memutuskan untuk berkomitmen dengan Lara untuk tidak saling mengecewakan lagi. Tetapi Lara dengan mantap menjawab "sudahlah... Jika kita diciptakan Tuhan untuk saling bersatu tanpa ada hati yang tersakiti, kita pasti bersatu dengan cara yang baik. Jadi sekarang, pergi saja sesukamu. Dan segeraa kembali jika kau lelah. Aku siap menjadi rumahmu"
Selesai

Share this article :

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.COM
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 8 games
    pin BB : D_8_E_B_A_A_7_C

    BalasHapus

Content yang Anda baca semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar.

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi