Headlines News :
Home » » Kita Bertetangga

Kita Bertetangga

Diposting Oleh aosin suwadi pada Selasa, 15 Januari 2019 | 16.50


Kita Bertetangga
Karya: Ratu Miswa Yusifa
Kelas XII IPS 5 Tahun Pelajaran 2018/2019

Perkenalkan namaku adalah Syifa, anak ke 2 dari 4 bersaudara. Aku mempunyai sahabat dekat bernama Dhea. Dia adalah anak indigo. Munkin di benak kalian anak indigo adalah sosok yang aneh dan menyeramkan, namun menurut saya tidak, ia adalah seorang sahabat yang sangat baik dan menyenangkan. Pada suatu hari ketika aku sedang duduk sendirian, tiba-tiba Dhea menghampiriku: Hey.. syifa kenapa kamu sendirian dikelas? kamu tidak takut kalau nanti ada hantu? Tanya Dhea. “Ih kamu apaan sih, jangan nakutin gtu dong. Pertanyaan Dea membuuatku  ketakutan. “Hahahaha.. tidak perlu takut, mereka tidak mengganggu kok asalkan kamu tidak berbicara dan berprilaku sembarangan. Kata Dhea. Aku : “Udah ah. yuk mendingan kita ke kantin aja. Ajakku
“Huuuuu... dasar penakut kamu”. Kata Dhea.

Keesokan harinya pukul 09.00 aku bangun karena hari ini adalah hari libur sekolah, waktunya aku bersantai ria dirumah. Setelah aku sarapan pagi aku masuk kembali ke kamar dan membaca buku, tapi kali ini aku akan membaca buku tentang cerita horor. Dengan judul "Hantu Merah". Sekitar jam 11.00 aku mendengar bel rumahku berbunyi, Ting tong, ting tong. Bunyi bel itu membuatku terkejut. Karena sedang membaca buku yang seram, aku semakin takut dengan suara bel itu yang berulang ulang berbunyi. Semoga itu ayah dan ibu yang datang. Kataku dalam hati. Dengan perasaan takut aku membuka pintunya dan memegang erat buku yang kubaca. Kreeeeeek… pintu kubuka pelan-palan. “Tapi ko gak ada orang". Akhirnya aku menutup pintu dan lari ke kamar dengan ketakutan. Karena orang tuaku sedang berada di luar kota, akhirnya aku berinisiatif untuk menghubungi Dhea, memintanya untuk menginap malam ini di rumahku.
“Hallo dhea!”Sapaku. “Iya ada apa Syif? Tanya Dhea. “Malam ini kamu bisa gak menginap di rumahku?” Pintaku. “ Lah emang ada apa? orang tuamu ke mana?” Tanya Dhea. “Orang tuaku sedang berada di luar kota aku sendirian di rumah. Aku takut jadi butuh teman. Plissss... Dhea mau ya? Aku memohon. “Ya ampun Syifa kamu tuh penakut banget sih. Oke oke aku akan menginap di rumahmu malam ini.” Jawab Dhea. “Ihhh.. baik banget si sahabatku ini, oke oke aku tunggu ya. Jangan malam malam kesininya kalau bisa jam 17.00 sore kamu sudah ada di rumahku” Pintaku. “Iya iya tenang aja”. Aku : oke udah dulu ya. Ditunggu ya Dhea jangan sampai lupa. “Oke…. Bye” Dea menutup telepon
*************
Malam hari nya di kamar syifa
Dhea : “Syifa kamu mau denger tidak bagaimana perjalananku tadi menuju kerumahmu.” Tanya Dhea. “Mau aku mau dengar tapi jangan cerita seram ya, aku takut”. Jawabku.
Dhea :
   "Sudah dengarkan saja pasti seru deh. Tadi ketika aku mengendarai motorku, terasa ada yang aneh. Baru saja pukul 19.00 tapi jalanan sudah sangat sepi. Tiba tiba laju motorku jadi melambat dan perlahan mesinnya mati. Akhirnya aku terpaksa  mendorong motorku dan berharap masih ada bengkel yang buka. Setelah beberapa meter aku mendorong motor aku merasakan kalau ada yang memperhatikanku, padahal tidak ada siapapun di sana. Malam semakin sunyi dan udara seakan semakin menusuk tidak ada satupun orang yang melewati  jalan itu. Namun aku tetap berjalan di tengah tengah keheningan yang semakin mencekam. Sudah hampir setengah jalan menuju rumahmu, tapi kini kakiku terhenti. Di hadapanku terhampar begitu banyak pohon sawit yang terlihat menyeramkan. Entahlah kenapa aku jadi setakut ini, mungkin karena suasana yang begitu sepi. Setelah menarik nafas, mulai kulangkahkan kembali kaki ini. Namun baru beberapa langkah, aku mendengar suara yang berasal dari pohon sawit tersrbut. Kupercepat langkahku, aku tidak takut pada makhluk makhluk ghaib yang kutakutkan di suasana sepi seperti itu adalah perampok. Setelah ku percepat langkahku akhirnya aku bisa melewati tempat itu. Namun lagi-lagi suara itu terdengar. Kali ini suaranya seperti dari segala penjuru. Lama kelamaan suara itu terdengar jelas dan menyeramkan. Seperti suara-suara teriakan yang bikin bulu kudukku merinding. Aku merasa sangat takut jika hanya mendengar suara suara tanpa mengetahui wujud nya. Lebih baik aku langsung melihat wujudnya daripada suara-suara yang malah membuatku merinding”.
“Kamu serius! aku makin takut nih, udah ah tidur yuk, aku sangat ngantuk nih!” Ajakku
“Baru juga jam sembilan, masa kamu sudah ngantuk sih”. Kata Dhea. ” Iya juga sih. Ya sudah deh kalau begitu aku ingin mengerjakan PR saja”. Kata Syifa.
“Nah.. gitu dong, itu baru namanya anak pintar”. Kataku. “Ya sudah kalau begitu aku saja yang tidur duluan ya, hehehee.. Hoamzzzz...  aku sudah sangat ngantuk nih”. Kata Dhea sambil menguap. “Iihhh.. ko jadi kamu sih yang ngantuk”. Kataku. “Ya udah deh tidur sana!” Syifa meletakkan buku di atas meja saambil menggerutu.
"2 jam berlalu syifa mengerjakan tugas nya".
Hoamzzzz... sudah jam segini tugasku masih banyak. "Tiba tiba ada satu hal yang aneh". Aku kok tadi seperti melihat bayangan hitam ya. Ih itu bayangan apaan sih? kok bayangan nya gede banget. Ah, mungkin itu hanya lemari kali (ucap syifa dalam hati). 
   "syifa yang melihat jelas bayangan tersebut berusaha cuek dan tidak takut. Dalam pikirannya mungkin itu hanyalah sebuah bayangan biasa. Dan tidak ada yang perlu ditakutkan. Setelah itu syifa segera merapihkan buku buku nya".        Untung saja malam ini aku ada yang menemani tidur, jadi aku tidak perlu khawatir. Mendingan aku cek hp duku deh... liat status status terbaru di sosmed, hehe (syifa pun mengambil handphone kesayangannya). 
   "Setengah jam berlalu. Syifa masih bermain hp kesayangannya, tiba tiba ia mendengar suara wanita tertawa, sangat jelas terdengarnya. Ketawanya pun sangat aneh. Bukan seperti manusia."      Aduhh... aku kok pengen buang air kecil ya, turun duku ah ke kamar mandi. "ia pun segera turun ke lantai bawag untuk ke kamar mandi. setelag selesai dari kamar mandi ia pun segera naik ke kamarnya lagi". 
   Alhamdulillah akhirnya lega juga. Aku segera melangkahkan kaki ku untuk kembali ke kamar tidur. Tiba tiba aku mendengar suara wanita tertawa. Siapa itu? kok malam malam gini tertawa keras sekali. Tapi ko suara nya mirip kaya ibu kun kun ya... ! Ihhh.. jadi makin takut. 
   "Tanpa berfikir panjang syifa pun segera lari ke lantai atas sambil membaca ayat kursi. Dikamarnya syifa pun segera membangunkan dhea yang sedang tidur pulas". 
   Dhea bangun! Dhea bangun! cepetan bangun!!! (Teriak syifa kepada dhea dengan penuh ketakutan). Ih ada apa sih? ganggu lagi tidur aja deh (jawab dhea dengan nada yang masih ngantuk). Tadi aku dengar suara kuntilanak ketawa ketawa gitu (ucap syifa yang sambil ketakutan). Kuntilanak? ah... Kamu ada ada aja, kamu salah dengar kali (jawab dhea) Bener sumpah aja, itu pasti suara kuntilanak karena suaranya sangat aneh (jawab syifa dengan nafas terpenggal penggal). Ya udah gak usah di ingat ingat, mendingan kita tidur, hari sudah malam (jawab dhea). "Syifa pun berusaha tidur. Namun ia masih sangat ketakutan dengan apa yang ia dengad tadi".
Keesokan harinya orang tua syifa pulang dari luar kota."Syifa syifa bangun, mama dan papa mu sudah pulang!”  Perintah Dhea, sambil menggoyah goyahkan tubuh Syifa.. "Syifa pun langsung bangun dan segera turun ke lantai bawah "Mamaaaa...!!! Teriak syifa, sambil memeluk mama nya. “Ma, semalam aku melihat bayangan hantu dan suara kuntilanak”. Kata Syifa. “Ah kamu ada ada aja, mana mungkin ada hantu di rumah kita”. Kata mamah Syifa. “Kamu mimpi kali!” Timpal papanya. “Tapi ini beneran mah, pah aku melihat sendiri bayangan itu hitam besar dan jelas terlihat. Suara wanita tertawa sangat aneh terdengar”. Ucap syifa, berusaha menyakinkan mama dan papanya. “Kamu yakin begitu?” Tanya papa kemudian. “Iya Pah, Syifa yakin, Syifa ga bohong”. Jawab syifa. “Ya udah Papa dan mama percaya sama kamu, begini aja, supaya hati kamu tenang, mulai  sekarang kamu perbanyak salat, mengaji dan berdoa memohon perlindungan kepada Allah SWT”. Ucap papanya sambil menenangkan syifa. “Iya sayang. Mulai sekarang kamu harus memperkuat iman kamu, niscaya jika imanmu kuat kamu tidak akan diganggu lagi. Sambung mamanya.
Sejak kejadian itu Syifa lebih giat dan khusyuk dalam beribadah. Ia selalu salat tepat waktu, mengaji setelah selesai salat magrib dan selalu berdoa memohon perlindungan kepada Allah SWT.

TAMAT
Jika berkenan, silakan baca juga karya-karya lainnya di http://aosinsuwadi.blogspot.com/

Share this article :

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.COM
    minimal depo dan wd cuma 20 ribu
    dengan 1 userid sudah bisa bermain 8 games
    pin BB : D_8_E_B_A_A_7_C

    BalasHapus

Content yang Anda baca semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar.

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi