Jumpa Pertama
Karya: Muhamad Yusril
Kelas XII IPA 5 Tahun Pelajaran 2018/2019
Tidak terasa kini aku sudah mulai tumbuh remaja. Aku kini berusia 14 tahun dan aku sekarang duduk di bangku kelas 3 SMP di Serang. Aku sering dipanggil Ucil oleh teman-temanku di sekolah. Aku sangat senang berolahraga. Jadi di sekolah aku lebih senang pelajaran olahraga atau penjaskes daripada pelajaran yang lainnya. Menurutku kegiatan olehraga bisa mengespresikan diri dengan bermain bola atau yang lainnya.
Bahkan pada saat jam pelajaran lain pun aku dan teman teman sering bermain futsal di lapangan sekolah, walaupun kami tidak memakai kaos olahraga, melainkan baju seragam. Apa lagi jam istirahat, pasti kami gunakan untuk berolahraga. Ketika memasuki kelas sudah pasti baju seragam kami kotor. Guru pun menegur kami. “Itu kalian anak laki-laki, kenapa baju seragam kalian kotor seperti itu?”. Aku dan teman-teman lelakiku pun terdiam karena takut terkena hukuman dan dikeluarkan dari kelas. Ketika kami terdiam, temanku yang perempuan kami yang menjawab “Mereka main futsal di lapangan Bu pada saat jam istirahat”. Jawab Tiara. Jawaban Tiara mengakibatkan kami dihukun di depan kelas walaupun hanya sekedar push up 20 kali, tidak di keluarkan dari kelas. Tapi wapaupun begitu kami malu juga. Tiara adalah wanita yang bawel di kelasku. Setiap ada hal apa saja yang dibicarakan orang lain, ia terus saja mencari tahu.
Aku dibilang anak yang rajin di kelas, setiap ada tugas di kelas yang diberikan oleh guru, aku selalu mengerjakannya. Ada rasa kesal yang kurasa jika aku sudah susah payah mengerjakan soal matematika di rumah, lalu ketika sampai di sekolah keesokan harinya, temanku berbicara “Cil tugas matematika yang dikasih bu Ega udah dikerjain belum, coba gua liat”. Tanya Topik teman sekelasku. Topik berambut lurusn, berkulit sawo matang, mukanya yang seram, namun di balik muka seramnya tersimpan sifat setia kawan yang lebih besar dibandingkan dengan teman-temanku yang lain. Ia ketika aku sedang kesusahan contohnya motor yang sedang mogok, ia membantu untuk menyetepnya, bahkan terkadang dia bersedia mengantarku sampai ke rumah. Begitulah kurang lebih karakter dia.
Setiap selesai melaksanakan UAS, sekolah selalu menyelenggarakan acara classmeeting, yang diisi dengan kegiatan lomba-lomba terutama olahraga. Ini adalah acara yang aku tunggu di setiap tahunnya, apalagi tahun kemarin kelas kita menjadi juara satu lomba futsal. Topik berbicara “Kita harus juara satu untuk semua mata lomba, dan kita harus lebih baik dari tahun lalu”. Kataa Topik. Aku pun menjawab “Kalau kita berusaha dan kerjasama pasti kita bisa Juaar umum”. Teman teman ku pun antusias mendengarnya. Pada saat acara classmeeting berjalan, aku melihat sosok wanita berjalan di depanku, aku merasa ada yang aneh dengan perasaanku, dan akupun mulai bertanya-tanya tentang dia kepada teman-temanku. Ia bernama Putri kelas 3 C. Tingginya hampir sama denganku.
Keesokan harinya aku berbicara kepada topik “ Pik, gua ngerasa beda ya kalau melihat Putri”. Kataku. “Mungkin itu namanya lo jatuh cinta Cil”. Jawab Topik. “Ah... masa sii Pikk”. Sangkalku. Waktu aku masuk kelas 1 SMP tidak pernah merasakan hal itu, mungkin aku terlalu sibuk belajar dan belum pernah merasakan jatuh cinta sama sekali. “Kalo gua jatuh cinta sama dia, terus gua harus gimana Pik?” Tanyaku. “Ya deketin atuh Cil gimana mah, malah nanya!” Topik menjawab “Gua ga tau caranya Pik, kan gua belum pernah pacaran”. Aku pun berbicara seperti itu. “Ya minta nomor HP-nya aja, atau kalau ngga minta kontak BBM-nya”. Topik memberi saran. Aku pun membalasnya “Nah itu boleh gua coba, makasih Pik sarannya”. Lalu ketika pulang sekolah aku memberanikan diri meminta nomor HP dan kontak BBM-nya. “Put, Put, Put gua minta konta BBM lo dong, kalo boleh sama nomor HP-nya juga ya hehe”. Putri menjawab “Buat apaan?”. “Ya buat nambah kontak aja”. Seperti itulah alasanku untuk meminta kontaknya. Tidak lama Putri pun memberikan nomor HP dan kontak BBM-nya.
Pada saat malam hari aku mulai chat Putri “Put, ini no hp gua disave ya jangan lupa”. Pintku. “Ohh iyaa siap” Putri membalasnya seperti itu. Terus aku mulai berbasa basi agar bisa chat dengan dia terus. “Lo guru matematikanya siapa yang ngajar Put?” Tanyaku. Lalu Putri menjawabnya “Bu Ega”. “Wah berarti beda ya, dikira gua gurunya sama, kan kalo ulangan bisa tukar soal gitu hehe”. Kurang lebih seperti itu, terus hingga larut malam chat bersama Putri sampai akhirnya akut ertidur.
Di sekolah, aku dan Putri semakin dekat, dan berani berbicara langsung, mengobrol hal apa saja, penting dan tidak penting selalu kita bicarakan. Tidak terasa aku dan Putri sudah sudah menjadi teman dekat salam 2 bulan. Dan aku memutuskan untuk menembak Putri langsung dan mengungkapkan perasaan yang aku pendam selama ini, semoga saja dia mmempunyai perasaan yang sama dengan apa yang aku rasakan saat ini. Pada saat pulang sekolah aku mulai menemui Putri dan berbicara “ Put kalo aku suka sama kamu gimana?”. Putri lalu menjawabnya “ Hmm gimana ya? Aku juga sebenernya suka sama kam”. Aku mendengar jawaban Putri itu sungguh aku tak menyangka. Lalu aku berbicara “Kita jadian ya Put?“. Putri pun menganggukkan kepalanya, itu pertanda jika ia menerimaku. Pada hari itulah lebih tepatnya tanggal 28 Agustus 2015 aku merasa lebih bahagia atas kehadirannya. Entah mengapa, mungkin ini adalah rasa jatuh cinta pertamaku saat kelas 3 SMP.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !