Headlines News :
Home » » Menyusuri Kronologi Yuni

Menyusuri Kronologi Yuni

Diposting Oleh aosin suwadi pada Sabtu, 06 Juni 2015 | 00.13



Menyusuri Kronologi Yuni
Januari - Juni 2015

Berikut ini penulis menyusun beberapa bait puisi bukan dalam satu konteks, tetapi  berdasarkan perjalanan asa dan ide selama 5 bulan, sejak dari awal Januari sampai dengan awal Juni 2015 dalam kronologi  facebook milik Yunianti Munigar. Antara bait dengan bait, tentu saja lepas konteks, karena sesuai dengan ide yang muncul waktu itu.

Puisi ini disusun dalam rangka mengapresiasi sekaligus juga menimba pengalaman dari hasil karya orang lain. Kumpulan bait puisi ini penulis kemas dalam judul “Menyusuri Kronologi Yuni”.

Kepercayaanku sediki demi sedikit mulai terkikis
Kesabaranku mulai memudar karena sikapmu
Ingin ku lepas semua yang membuatku menderita
Penderitaanku mebuatmu tertawa lepas
Kudiam bukan gak berdaya tapi ku tak mau menyakit

Kucoba melupakan senyum dan candamu
Kusamarkan rasa cinta dan rindu
Kucoba menjauh dari bayangmu
Walau kuragu melakukan semua
Tapi berharap mungkin itu jalan terbaik

Ketidakbahagian dalam hidup tidak perlu menyalahkan orang lain, anggap saja kebodohan diri yang tak disadari, dan bangkit tuk memperbaiki diri

Mentari dari padi kayanya enggan keluar dari peraduan
Awan berarakan berkejar kejaran dengan sang embun
Tirai rintik hujan turun ke bumi sekejap rasa dingin menusuk kalbu
Segelas teh gula batu dan sepiring combro melambai menghangatkan suasana

Mungkin bukan yang terbaik untukmu dan untukku
Izinkan aku hanya menjadi sahabat dalam hidupmu
Karena aku tak ingin merasa tersakiti atau kecewa
Biarlah semua yang t’lah lalui tersimpan indah di hati
Moga mentari kan bersinar lagi

Bersama hangatnya sang mentari tangan kekarmu gak berhenti bergerak
Kadang lelahmu tak sebanding dengan harapan
Peluh yang bercucuran tak kau hiraukan
Demi tanggun jawab dan asa kebahagiaan

Untuk seorang sahabat
Dulu kita pernah bercanda ria
Walau hanya tersenyum simpul
Bicara satu-satu pelan penuh wibawa
Cara bersikapmu mengajarkan arti pilihan hidup
Sahabat selamat jalan moga kini menempati tempat yang terbaik

Sekian lama kutunggu kehadiranmu
Ku menanti perwujudan tali kasih
Dengan penuh cita debaran jiwa
Tapi ketikaa saatnya tiba kuterima rasa kecewa
Karena hanya lintasan asa penuh tanya
Bayangannyapun ku tak tau dimana
Kupegang janji tulus yang kau ucap
Menguatkan hati tuk tetap bertahan

Kecemasan dan ketidak pastian mengelisahkan jiwa
Semangat mengalun bagai deburan ombak
Kucoba kutanam keyakin sekokoh karang ditengah samudra
Kehidupan kujalan seperti penari ikut irama musik
Kesulitan , kelelahan ,kebahagiaan kuramu menjadi sebuah seni

Sesulit dan sepait apapun kehidupan yang dihadapi haruslah tetap berdiri tegar
Ingat di pundakmu ada tanggun jawab

Rintik hujan perlahan membasahi bumi
Sang dewi malam hanya diam membisu
lagit kelam menambah suasan makin sepi
Tatap nanar mata sang dewi penuh tanya
Apakah Takdirku berbahagia

Kejujura, keiklasan diiringi dengan rasa tangung jawab dalam menjalani kehidupan
membuat hati tenang dan hidup terasa indah

Ku duduk di ujung kedukaan
Kucoba menikmati mosaik kehidupan
Kurajut angan yang terberai
Walau terseok seok ditengah badai
Ku kan tetap meraih asa itu

Termenung menerawang menembus awan
Bisikan lirih menggugah jiwa yang bergejolak
Nak hidup ini terkadang penuh duri, tapi yakinlah kebahagian itu ada
janganlah menyerah bangkit , bangkitlah gapai angan dan bahagiamu.

Rasa hanya bisa dirasakan di dalam dada dan panca indra
Rasa kadang kumerasa senang dan senyum bahagia
Rasa membuat tersiksa, sedih sampai menteskan air mata
Rasa membuat emosi bergelora, juga membangkitkan jiwa yang tak berdaya

Panas mentari seakan terasa
Hingar bingar eporia menggema
Canda tawa menghias disetiap sudut
Pelepasan emosi kebahagiaan tertumpah ruah
Wajah kecemasanpun sirna
Moga kegembiraan dan kebahagiaan mengiringi setiap langkah

Di kala awan mulai meredup kau datang membawa lentera
Ketika berjalan tertatih tatih kau ulurkan tangan
Tapi sekarang ketika air mata mengalir tak bisa lagi kau hapus
Kini kau tinggal ukiran indah di hati yang tak kan pernah lapuk

Di antara celah daun jati cahayamu menerobos
Panas membakar jiwa yang kerontang tak berdaya
Merangkak menggapai kasih yang melayang tertiup angin
Desahan nafas pelan tertahan manahan berat kehidupan
Segaris senyum terukir esok pasti embun kan turun
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi