Menyusuri Kronologi
Yuni
Januari - Juni 2015
Berikut ini penulis menyusun beberapa
bait puisi bukan dalam satu konteks, tetapi
berdasarkan perjalanan asa dan ide selama 5 bulan, sejak dari awal
Januari sampai dengan awal Juni 2015 dalam kronologi facebook
milik Yunianti Munigar. Antara bait dengan bait, tentu saja lepas konteks,
karena sesuai dengan ide yang muncul waktu itu.
Puisi ini disusun dalam rangka
mengapresiasi sekaligus juga menimba pengalaman dari hasil karya orang lain.
Kumpulan bait puisi ini penulis kemas dalam judul “Menyusuri Kronologi Yuni”.
Kepercayaanku
sediki demi sedikit mulai terkikis
Kesabaranku mulai memudar karena sikapmu
Ingin ku lepas semua yang membuatku menderita
Penderitaanku mebuatmu tertawa lepas
Kudiam bukan gak berdaya tapi ku tak mau menyakit
Kesabaranku mulai memudar karena sikapmu
Ingin ku lepas semua yang membuatku menderita
Penderitaanku mebuatmu tertawa lepas
Kudiam bukan gak berdaya tapi ku tak mau menyakit
Kucoba
melupakan senyum dan candamu
Kusamarkan rasa cinta dan rindu
Kucoba menjauh dari bayangmu
Walau kuragu melakukan semua
Tapi berharap mungkin itu jalan terbaik
Kusamarkan rasa cinta dan rindu
Kucoba menjauh dari bayangmu
Walau kuragu melakukan semua
Tapi berharap mungkin itu jalan terbaik
Ketidakbahagian
dalam hidup tidak perlu menyalahkan orang lain, anggap saja kebodohan diri yang
tak disadari, dan bangkit tuk memperbaiki diri
Mentari
dari padi kayanya enggan keluar dari peraduan
Awan berarakan berkejar kejaran dengan sang embun
Tirai rintik hujan turun ke bumi sekejap rasa dingin menusuk kalbu
Segelas teh gula batu dan sepiring combro melambai menghangatkan suasana
Awan berarakan berkejar kejaran dengan sang embun
Tirai rintik hujan turun ke bumi sekejap rasa dingin menusuk kalbu
Segelas teh gula batu dan sepiring combro melambai menghangatkan suasana
Mungkin
bukan yang terbaik untukmu dan untukku
Izinkan aku hanya menjadi sahabat dalam hidupmu
Karena aku tak ingin merasa tersakiti atau kecewa
Biarlah semua yang t’lah lalui tersimpan indah di hati
Moga mentari kan bersinar lagi
Izinkan aku hanya menjadi sahabat dalam hidupmu
Karena aku tak ingin merasa tersakiti atau kecewa
Biarlah semua yang t’lah lalui tersimpan indah di hati
Moga mentari kan bersinar lagi
Bersama
hangatnya sang mentari tangan kekarmu gak berhenti bergerak
Kadang lelahmu tak sebanding dengan harapan
Peluh yang bercucuran tak kau hiraukan
Demi tanggun jawab dan asa kebahagiaan
Kadang lelahmu tak sebanding dengan harapan
Peluh yang bercucuran tak kau hiraukan
Demi tanggun jawab dan asa kebahagiaan
Untuk
seorang sahabat
Dulu kita pernah bercanda ria
Walau hanya tersenyum simpul
Bicara satu-satu pelan penuh wibawa
Cara bersikapmu mengajarkan arti pilihan hidup
Sahabat selamat jalan moga kini menempati tempat yang terbaik
Dulu kita pernah bercanda ria
Walau hanya tersenyum simpul
Bicara satu-satu pelan penuh wibawa
Cara bersikapmu mengajarkan arti pilihan hidup
Sahabat selamat jalan moga kini menempati tempat yang terbaik
Sekian
lama kutunggu kehadiranmu
Ku menanti perwujudan tali kasih
Dengan penuh cita debaran jiwa
Tapi ketikaa saatnya tiba kuterima rasa kecewa
Karena hanya lintasan asa penuh tanya
Bayangannyapun ku tak tau dimana
Kupegang janji tulus yang kau ucap
Menguatkan hati tuk tetap bertahan
Ku menanti perwujudan tali kasih
Dengan penuh cita debaran jiwa
Tapi ketikaa saatnya tiba kuterima rasa kecewa
Karena hanya lintasan asa penuh tanya
Bayangannyapun ku tak tau dimana
Kupegang janji tulus yang kau ucap
Menguatkan hati tuk tetap bertahan
Kecemasan
dan ketidak pastian mengelisahkan jiwa
Semangat mengalun bagai deburan ombak
Kucoba kutanam keyakin sekokoh karang ditengah samudra
Kehidupan kujalan seperti penari ikut irama musik
Kesulitan , kelelahan ,kebahagiaan kuramu menjadi sebuah seni
Semangat mengalun bagai deburan ombak
Kucoba kutanam keyakin sekokoh karang ditengah samudra
Kehidupan kujalan seperti penari ikut irama musik
Kesulitan , kelelahan ,kebahagiaan kuramu menjadi sebuah seni
Sesulit dan sepait apapun kehidupan yang dihadapi haruslah
tetap berdiri tegar
Ingat di pundakmu ada tanggun jawab
Rintik
hujan perlahan membasahi bumi
Sang dewi malam hanya diam membisu
lagit kelam menambah suasan makin sepi
Tatap nanar mata sang dewi penuh tanya
Apakah Takdirku berbahagia
Sang dewi malam hanya diam membisu
lagit kelam menambah suasan makin sepi
Tatap nanar mata sang dewi penuh tanya
Apakah Takdirku berbahagia
Kejujura, keiklasan diiringi dengan rasa tangung jawab
dalam menjalani kehidupan
membuat hati tenang dan hidup terasa indah
Ku
duduk di ujung kedukaan
Kucoba menikmati mosaik kehidupan
Kurajut angan yang terberai
Walau terseok seok ditengah badai
Ku kan tetap meraih asa itu
Kucoba menikmati mosaik kehidupan
Kurajut angan yang terberai
Walau terseok seok ditengah badai
Ku kan tetap meraih asa itu
Termenung
menerawang menembus awan
Bisikan lirih menggugah jiwa yang bergejolak
Nak hidup ini terkadang penuh duri, tapi yakinlah kebahagian itu ada
janganlah menyerah bangkit , bangkitlah gapai angan dan bahagiamu.
Bisikan lirih menggugah jiwa yang bergejolak
Nak hidup ini terkadang penuh duri, tapi yakinlah kebahagian itu ada
janganlah menyerah bangkit , bangkitlah gapai angan dan bahagiamu.
Rasa
hanya bisa dirasakan di dalam dada dan panca indra
Rasa kadang kumerasa senang dan senyum bahagia
Rasa membuat tersiksa, sedih sampai menteskan air mata
Rasa membuat emosi bergelora, juga membangkitkan jiwa yang tak berdaya
Rasa kadang kumerasa senang dan senyum bahagia
Rasa membuat tersiksa, sedih sampai menteskan air mata
Rasa membuat emosi bergelora, juga membangkitkan jiwa yang tak berdaya
Panas
mentari seakan terasa
Hingar bingar eporia menggema
Canda tawa menghias disetiap sudut
Pelepasan emosi kebahagiaan tertumpah ruah
Wajah kecemasanpun sirna
Moga kegembiraan dan kebahagiaan mengiringi setiap langkah
Hingar bingar eporia menggema
Canda tawa menghias disetiap sudut
Pelepasan emosi kebahagiaan tertumpah ruah
Wajah kecemasanpun sirna
Moga kegembiraan dan kebahagiaan mengiringi setiap langkah
Di
kala awan mulai meredup kau datang membawa lentera
Ketika berjalan tertatih tatih kau ulurkan tangan
Tapi sekarang ketika air mata mengalir tak bisa lagi kau hapus
Kini kau tinggal ukiran indah di hati yang tak kan pernah lapuk
Ketika berjalan tertatih tatih kau ulurkan tangan
Tapi sekarang ketika air mata mengalir tak bisa lagi kau hapus
Kini kau tinggal ukiran indah di hati yang tak kan pernah lapuk
Di
antara celah daun jati cahayamu menerobos
Panas membakar jiwa yang kerontang tak berdaya
Merangkak menggapai kasih yang melayang tertiup angin
Desahan nafas pelan tertahan manahan berat kehidupan
Segaris senyum terukir esok pasti embun kan turun
Panas membakar jiwa yang kerontang tak berdaya
Merangkak menggapai kasih yang melayang tertiup angin
Desahan nafas pelan tertahan manahan berat kehidupan
Segaris senyum terukir esok pasti embun kan turun
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !