Obyektivitas Perseteruan Ahok dengan DPR DKI
Pekan ini pemberitaan tentang perseteruan Ahok dengan DPR DKI masih mendominasi trending articles. Selama ini kita tahun bahwa Ahok sangat memilliki keberanian dalam hal mengungkap kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat dalam suatu instansi. Kali ini tidak tanggung-tanggung beliau mengungkap kecurangan yang dilakukan oleh kolektifitas DPR DKI Jakarta. Setingkat DPR propinsi, digugat seperti itu, tentu saja mereka tidak akan terima. Dan faktanya mereka berusaha akan merencanakan pemakzulan untuk Ahok. Bahkan DPR DKI telah mempersiapkan hak angket. Sebegitu panasnya perseteruan mereka, sampai-sampai, Ahok menyempatkan curhat kepada presiden Jokowi.
Jika kita mau mengangkat suatu fakta atau kebenaran, harus “benar-benar memegang prinsip seobyektif” mungkin. Kalau memang apa yang dikatakan Ahok tentang dana siluman DPRD DKI itu merupakan fakta kebenaran, tentu saja kita harus menerima kebenaran itu secara obyektif. Benar atau salahnya apa yang dikatakan Ahok, jangan dikaitkan dengan siapa Ahok itu. Kalau benar kita katakan benar, salah katakan salah. Mari kita hargai perkataan atau bahkan perintah dari rasullaah “lihatlah apa yang dikatakan, dan jangan melihat siapa yang mengatakan”. Mohon maaf kepada para anggota DPRD DKI, kalau memang apa yang dikatakan oleh Ahok itu benar, tentu saja bapak-bapak harus menerima dengan obyektif juga.
Sebaliknya, jika apa yang dikatakan Ahok itu subyektif belaka, tanpa fakta kebenaran, tentu saja DPRD DKI jangan mau menerima, dan wajib membela diri. Kalau perlu beri serangan balasan. Mari kita berpikir, bersikap, dan bertindak secara ilmiah. Bapak-bapak semuanya adalah orang-orang intelek. Tentu saja mempunyai kemampuan untuk berbuat secara ilmiah. Dan akan lebih baik lagi, jika keintelekan bapak-bapak ditambah dengan kejujuran. Dengan begitu tidak akan ada serang menyerang antara Ahok dengan DPR DKI.
Demikian tulisan ini dipublikasikan, dengan catatan penulis tidak memihak kepada siapa yang angkat bicara, tapi memihak kepada apa yang dibicarakan. Terima kasih atas kunjungan Anda, semoga tulisan ini dapat membantu pemecahan masalah di atas. Atau setidaknya menjadi pelipur lara bagi para pembaca.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !