Headlines News :
Home » » Kita Kembalikan Mental dan Moral Bangsa melalui Perbaikan Pendidikan

Kita Kembalikan Mental dan Moral Bangsa melalui Perbaikan Pendidikan

Diposting Oleh aosin suwadi pada Minggu, 01 Februari 2015 | 02.07

Kita Kembalikan Mental dan Moral Bangsa
melalui Perbaikan Pendidikan

          Di dalam kegiatan pendidikan, tersimpan nilai mendidik dan mengajar. Jadi, tugas guru adalah mengajar dan mendidik. Makna mendidik, mengandung konotasi upaya mengubah dari perilaku tidak baik menjadi baik. Sedangkan mengajar mengubah dari tidak bisa, atau tidak tahu menjadi tahu. Jika dilihat dari hasil “mengajar”, pendidikan  negara kita sekarang telah jauh lebih maju dibandingkan dengan zaman penjajahan (Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang). Akan tetapi jika kita lihat dari hasil “mendidik”,  justru berbanding terbalik. Moral bangsa kita telah jauh mundur ke belakang, sejauh majunya pengetahuan bangsa kita, seperti talah dibahas dalam artikel terdahulu.
          Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki moral bangsa, tapi tak pernah menunjukkan hasil yang signifikan. Salah satunya adalah dengan memasukkan pendidikan karakter ke dalam Kurikulum pendidkan. Dan itu pun tidak berhasil. Fakta empiris membuktikan bagaimana buruknya moral bangsa kita, bisa kita lihat di berbagai tingkatan, mulai dari rakyat jelata sampai dengan para pemimpin bangsa, seperti talah dibahas dalam  artikel Sekilas Tentang Metodologi Pengajaran..,"
          Jika masyarakat kecil seperti penulis boleh mengajukan saran, maka akan saya sarankan beberapa upaya yang memiliki kemungkinan dapat mengembalikan moral bangsa Indonesia, melalui kurikulum pendidikan. Sehebat apa pun kurikulum yang ditawarkan di dunia pendidikan, jika di dalamnya selalu menekankan kepada IPTEK dan mengesampingkan IMTAK, penulis yakin, selamanya pendidikan moral bangsa akan terus memburuk, bahkan akan berujung kepada biadab atau jahiliyah. Na’uudzubillaaahi min dzaalik. Selain kurikulum harus menekankan kepada pendidikan IMTAK, juga tidak kalah pentingnya pemerintah harus mencetak calon-calon guru dengan mengutamaka moral atau akhlak.
          Untuk mencetak calon-calon guru yang syarat dengan moral dan akhlak, pemerintah dapat membuka kembali sekolah kejuruan untuk pendidikan, seperti SPG yang 100 % bebas biaya (ikatan dinas) misalnya. Mereka yang boleh mengikuti pendidikan di sekolah kejuruan ini hanya yang lulus tes (terutama moral, di samping pengetahuan). Selain itu, setelah mereka lulus, berikan kemudahan dalam pengangkatan (diangkat otomasit), dan sekaligus berikan penggajian khusus dengan nilai di atas PNS lain. Dengan begitu, para calon siswa yang berpotensi tinggi akan berbondong-bondong memasuki pendidikan ini.
          Demikian inspirasi ini saya tulis dan publikasikan, semoga bermanfaat untuk pera pembaca, dan lebih jauh lagi untuk bangsa dan negara. Sebaliknya, jika penulis tidak boleh mengajukan saran, mohon maaf tulisannya sudah terlanjur dipublikasikan. Terima kasih.


Share this article :

1 komentar:

Content yang Anda baca semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar.

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi