Semua manusia yang normal pasti mempunyai harapan masa depan atau cita-cita, yang diawali dari mimpi. Setiap manusia memimpikan atau mengharapkan hal yang indah-indah. Dan itu manusawi. Pada umumnya manusia di zaman modern ini menyenangi hal-hal yang bersifat glamor. Bahkan terkadang harapan kita berlebihan. Karena besarnya harapan untuk dapat meraih mimpi, berani melakukan sejumlah pengorbanan. Sedangkan yang diperjuangkannya hanyalah sebuah fatamorgana belaka.
Jika kita ukur dengan alat uku yang standat, yaitu perintah dan arangan Allah serta rasulnya, sepertinya hidup kita ini telah jauh tergelincir. Untuk itu marilah sejenak kita merenungkan apa yang telah kita perbuat selama ini. Dan mari kita pikirkan tentang keselamatan diri kita.
Jika kita salah menentukan arah atau tujuan hidup, apa lagi salah mengorientasikan, maka tentu kita akan tersesat. Tentukanlah tujuan hidup kita yang akan mengantarkan kita untuk selamat di dunia dan di akhirat. Kedua kehidupan ini tidak dapat dipisahkan. Kehidupan selama di dunia merupakan cermin kehidupan di akhirat. Jika kita ingin selamat di akhirat kelak, maka hidup kita di dunia harus selamat (tentunya dalam arti luas).
Untuk meraih selamat dunia dan akhirat, sebenarnya sangatlah mudah, yaitu dengan cara membentengi diri kita dengan agama. Akan tetapi membuat bentengnya ini yang sangat sulit bagi kita. Lagi-lagi kita selalu terseret oleh arus fantasi dunia, yang penuh dengan tipuan. Dan kalau sudah begitu biasanya kita menyalahkan syetan. Menuru pandangan agama memang syetanlah yang selalu berusaha menjerumuskan kita ke dalam kehidupan neraka. Akan tetapi sebenarnya jika syetan berhasil mempengaruhi atau menggoda atau mengajak kita untuk hidup di neraka, itu adalah kelemahan iman kita.
Syetan berhasil menyeret Adam dan Hawa ke dalam kehidupan neraka, adalah sebuah contoh “pahit getir” kehidupan bagi seluruh umat manusia di dunia. Dengan diberikan contoh kehidupan ini, seharusnya kita berhati-hati agar tidak terjerumus ke dalam kehidupan neraka. Terjerumusnya Adam ke dalam neraka, merupakan kepastian dari Allah utuk menjadi cermin bagi seluruh umat manusia.
Dengan segenap kemampuannya, Adam bertaubat (kembali ke jalan yang benar) sampai Adam selamat dan diangkat dari kehidupan neraka. Pengalaman Adam ini mengajari dan mengingatan kita yang masih berada di jalan yang salah, atau salah orientasi, untuk segera kembali ke jalan yang benar, yang diridlai Allah SWT.
Demikian nasihat ini saya tujukan untuk diri saya sendiri, bagi siapa saja yang mau menasihati dirinya. Mari kita selamatkan diri kita yang sedang berada di bibir jurang. Jangan sampai kita terjerumus ke dalamnya. Jika salah, bimbinglah saya untuk kembali ke jalan yang benar. Jika benar bimbinglah saya untuk tetap berada di jalan yang lurus, yang Kau ridlai. Semoga kita selamat di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin, aamiinn Yaa, Rabbal ‘Aalamiin.
Terima kasih Anda telah mengapresiasi tulisan ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !