Headlines News :
Home » » Kenangan di Jembatan Merah Bagian Kesatu

Kenangan di Jembatan Merah Bagian Kesatu

Diposting Oleh aosin suwadi pada Selasa, 14 Oktober 2014 | 02.45

Kenangan di Jembatan Merah
Karya: Sekuati Ardini
Bagian Kesatu

Di sebuah desa kecil persisnya di tempat aku lahir, aku bersama teman sebayaku sering bermain di sekitar pabrik penggiling padi. Di sana ada sebuah jembatan yang bernama jembatan merah. Tidak tahu persis siapa yang menamai jembatan itu. Yang aku tau jembatan itu terbuat dari besi baja yang diwarnai dengan cat berwarna merah. Kini jembatan itu menjadi tonggak sejaraku, karna aku bersama teman2 sering menghabiskan waktu luang di sana saat menjelang petang. Suasana di sekeliling jembatan memang sangat memungkinkan untuk bermain karna letaknya di atas sungai di sebelah pabrik terdapat lapangan yang luas yang sering digunakan untuk menjemur padi jika musim panen tiba.
Saat itu usiaku mulai menginjak 12 tahun, aku bersekolah di SD Negeri 3 Talangpadang dan aku masih duduk di kelas 6. Dulu di desaku banyak sekali pendatang dari daerah jawa, terutama suku Banten. Mereka menetap di sana dan memiliki keluarg. Karena itu desaku di kenal dengan Desa Sinar Banten. Aku memiliki suku yang tidak sama dengan mereka, sehingga saat aku bicara selalu mereka tirukan. Menurut mereka bahasaku lucu. Dengan perbedaan itu aku selalu berusaha untuk memahami bahasa mereka, dengan begitu secara tidak langsung aku belajar bahasa mereka. Namun tidak mudah untuk menyamakan dua hal yang berbeda 100 derajat. Dengan perbedaan itu tak jarang aku di sisihkan dari kelompok yang lain. Namun ada juga yang masih memahamiku dan tetap bermain denganku.
Seiring waktu yang berganti, pendidikanku sudah naik level. Kini aku sudah menjadi siswa SMP, tetapi kami masih sering bertemu bermain bersama di se keliling jembatan merah. Kami sangat menikmati suasana itu, dan keadaanpun mulai berubah. Dulu mereka sering ngebuli aku, sekarang sudah tidak lagi. Mungkin itu berkat kesabaranku menunggu saat mereka mengerti aku yang beradat istiadat berbeda. Kini aku sudah dewasa dan tidak lagi tinggal di desa itu. Aku meninggalkan desa itu untuk melanjutkan kuliah yang berjarak cukup jauh, sehingga tidak bisa dilakukan dengan pulang pergi tiap hari. Untuk itu terpaksa aku mengontrak tidak jauh dari kampus. sejak itu aku kehilangan teman bermainku. Tujuh tahun kemudian aku menikah dengan pria dari luar daerahku.
Sekarang aku sudah dikaruniai lima orang putera. Aku tinggal di Kota Serang. Banyak hal yang aku tinggalkan di desaku. Orang tuaku, keluargaku, dan semua kenanganku kutinggalkan di sana. Tapi kenangan itu sungguh sulit untuk dilupakan. Aku pernah hidup bahagia berkumpul dengan keluarga besarku, meski acapkali ada konflik yang melanda, namun itu hal yang biasa. Namanya juga kalau berkumpul pasti selalu ada perselisihan. Dengan keadaan ini aku masih sering merindukan masa-masa itu di mana aku sering membawa adik-adikku bermain saat orang tuaku sibuk dengan pekerjaannya. Adikku yang masih kecil-kecil lebih sering bersamaku ketimbang kedua orang tuaku. Hampir sebagian waktu mereka tidak bisa tercurah kepada kami, namun kini situasi seperti itu sudah berahir, yang masih tinggal kenangan yang menjadi kenangan terindahku.
Dulu aku pernah bertekad untuk tidak meninggalkan mereka, tapi kini malah berbalik justru mereka yang meninggalkan aku. Mereka sudah dewasa yang harus mengemban tanggung jawabnya terhadap keluarga baru mereka seperti juga aku. Harapan ku semoga jembatan merah tempat kami bermain dulu bersama adik dan teman-temanku, akan menjadi perlintasan tempat di mana kita bertemu untuk melepaskan lelah, rindu dan tempat kita merajut benang-benang kasih sayang kita bersama orang-orang yang kita sayangi, meskipun salah satu dari kami yaitu ayahanda tercinta telah wafat meninggalkan sejuta kenangan bersama kami. (ricount teks)

Nantikan "Kenangan di Jembatan Merah" bagian kedua

https://www.google.com
Salah satu daerah perkampungan Sinar Banten
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi