Bentuk dan Makna Kata
A. Bentuk dan Makna Kata
1. kata kerja (verba), yaitu bentuk kata yang menunjukkan kerja atau berbuat,
2. kata benda (nomina), yaitu bentuk kata yang menunjukkan suatu benda,
3. kata sifat (adjektif), yaitu bentuk kata yang menunjukkan sifat suatu benda,
4. kata keterangaan atau keadaan (adverbia), yaitu bentuk kata yang menunjukkan suatu situasi atau keadaan tertentu.
Setiap kata memiliki makna. Makna dalam kata dapat digolongkan menjadi :
1. makna denotatif, yaitu makna yang asli yang melekat pada bentuk kata itu sendiri,
2. makna konotatif, yaitu makna yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi tertentu sesuai dengan maksud dan tujuan penutur,
Dalam sudut pandang yang lain, makna kata digolongkan menjadi:
1. makna leksikal, yaitu makna yang melekat pada bentuk kata itu sendiri (makna yang terdapat dalam kamus),
2. makna gramatikal, yaitu makna yang muncul dari penggabungan morfem dengan morfem, atau kata dengan kata, dan
3. makna kontekstual, yaitu makna yang ditentukan oleh situasi dan kondisi tertentu.
B. Makna Kata
Makna atau maksud yang kita sampaikan, sangat tergantung kepada kata yang kita pilih (diksi). Diksi artinya pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan (KBBI, 201 264). Ada perbedaan antara “kata” dengan “istilah”. “Kata” hanya memiliki makna leksikal, gramatikal, kontekstual, dan konotasi, Sedangkan “istilah” di samping memiliki makna seperti kata, juga memiliki batasan atau definisi. Semakin banyak pemahaman terhadap kata dan istilah akan semakin mudah menyerap informasi melalui membaca dan menyimak, dan semakin mudah menyampaikan informasi dalam bentuk berbicara dan menulis.
Setiap kata mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Dengan kata lain kata adalah alat penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya.
Jadi, Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata yang dipakai untuk menyampaikan gagasan. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki.
Siswa akan memahami informasi yang disampaikan oleh pembicara, jika memahami semua kata dalam kalimat. Jika ada kata atau istilah yang tidak dipahami dalam kalimat yang disampaikan pembicara, maka akan terjadi hambatan dalam menyimak. Artinya informasi yang diterima tidak dipahami seutuhnya.
Istilah diksi, sepadan dengan kosakata. Kosakata merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemajuan berbahasa. Pembelajaran kosakata yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi berbahasa siswa dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya melalui belajar cerita, bermain, bernyanyi, bercakap-cakap, mengarang, termasuk menulis teks berita. Kosakata memegang peranan penting dalam kegiatan-kegiatan tersebut, khususnya dalam mengarang dan menulis teks berita. Jumlah kosakata yang dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu jumlah kosakata yang dikuasai seseorang, akan menjadi indikator bahwa orang itu semakin banyak mengetahui konsep. Semakin banyak kata yang dikuasai, samakin banyak pula pengetahuannya.
“Kosakata seseorang adalah keseluruhan kata yang berada dalam ingatan seseorang yang segera akan menimbulkan reaksi bila didengar atau dibaca. Reaksi bahasa adalah mengenal bentuk bahasa itu dengan segala konsekwensinya, yaitu memahami maknanya, melakukan tindaksn-tindakan sesuai dengan amanat kata itu. Ada kata yang lebih cepat menimbulkan reaksi, ada yang lebih lambat sesuai dengan tingkat keintiman kosakata tersebut. Ada kata yang jarang dipergunakan, ada yang sering dipergunakan, malahan ada yang tidak pernah dipergunakan. …” (Keraf, 1991 : 80).
Untuk menyusun kalimat informasi dalam bentuk lisan atau tulis, kita harus memahami makna setiap kata, baik makna leksikal, gramatikal, mau pun makna kontekstual.
Makna kata sangat ditentukan oleh penggunaannya. Ada kata yang digunakan dan dimaknai secara umum, ada pula yang digunakan secara khusus. Sebagai contoh kita dapat memahami kategori kata yang bersinonim. Pertama, sinonim yang salah satu anggotanya bermkna umum sementara yang lain bermakna khusus seperti buku dengan kitab. Kedua, sinonim yang memiliki perbedaan intensitas makna seperti melihat dengan memeriksa. Ketiga, yang memiliki perbedaan makna emotif seperti kejam dengan bengis. Keempat, sinonim yang memiliki perbedaan makna umum dan teknis dalam ragam bidang ilmu tertentu, seperti dubur dengan anus. Kelima, sinonim yang memiliki perbedaan tingkat kebakuan, seperti membuat dengan membikin.
Di samping mengerti dan memahami makna kata secara leksikal, gramatikal, dan kontekstual, kita juga dituntut untuk dapat menggunakan kata dalam kalimat.
1. Penggunaan kata secara hemat.
Norma yang digunakan untuk menghemat penggunaan kata, yakni tingkat kemubaziran kata. Semakin tinggi kemubaziran kata, semakin tinggi pula kemubaziran kata yang digunakan.
2. Penggunaan kata secara konsisten
Kata yang digunakan dalam kalimat untuk mengungkapkan gagasan penggunaannya secara setia. Artinya jika dalam sebuah konteks telah menggunakan kata tertentu, maka dalam konteks yang lainnya harus menggunakan kata tersebut. Contohnya, jika dalam tulisan kita telah menggunakan kata siswa, maka selanjutnya harus menggunakan kata siswa (bukan kata murid walaupun maknanya sama).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !