Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia selalu berupaya meningkatkan status sosial ekonominya. Hal itu
dilakukan oleh berbagai kalangan profesi. Pegawai, pengusaha, buruh, dan petani
semua berupaya meingkatkan taraf hidupnya. Tak ketinggalan dengan nelayan. Dulu
para nelayan mencari nafkah menangkap ikan dengan cara yang sangat manual. Alat
yang digunakan terbatas kepada pancing, jaring serta perahu jukung dan perahu
cadik. Ada juga sebagian dari mereka yang mampu memiliki bagan. Sejalan dengan
meningkatnya tingkat sosial ekonomi, dan daya beli masayarakat, kini banyak
para nelayan yang telah memiliki perahu mesin dari yang kecil sampai kepada
yang besar seperti perahu payang.
Rumah apung adalah rumah yang didirikan di atas air laut. Di
bagian bawah, di keempat sudutnya dipasang pelampung yang mampu menahan beban
rumah agar tetap ter apung di permukaan laut. Rumah tersebut terbuat dari kayu,
dan beratapkan asbes, dengan ukuran kurang lebih 5 X 5 M. Rumah tersebut
terdiri dari dua ruangan: satu ruangan tidur dan satu lagi ruangan masak dan
tempat menyimpan peralatan (sesuai dengan kebutuhan). Sedangkan sebagian lagi seluas
12,5 M2 dijadikan teras.
Di depan rumah apung tersbut dipasang jaring atau kerambah
ikan yang berbentuk persegi berukuran sama dengan rumah tersebut. Jenis ikan
yang dibudidayakan dalam kerambah diantaranya bandeng dan gerpuh. Ikan gerpuh
ini harga ekspornya mencapai Rp90.000,- per ekor. Ikan yang diterima dengan
harga tersebut yaitu yang berukuran setengah kilo gram ke bawah. Makin besar
ukuran ikan harganya semakin rendah.
Selain memperoleh hasil dari ikan peliharaan, pemilik rumah
apung juga sewaktu-waktu mendapat pemasukan dari para wisatawan yang mau
menginap di situ. Kapasitas satu rumah apung dapat menampung sepuluh orang,
dengan diminta bayaran Rp50.000 per orang. Wisatawan tersbut biasanya datang
pada waktu liburan, atau tahun baru. Biasanya mereka menginap beberapa malam,
bahkan ada yang satu minggu.
Salah seorang pemilik rumah apung di Kecamatan Pulo Ampel
menerangkan bahwa rumah apung yang dia kelola sekarang adalah bagian dari program pemerintah provinsi,
melalui Dinas Kelautan. Banten.
Terima kasih Anda telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2014/02/15/budi-daya-dan-rekreasi-di-rumah-apung-635410.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !