Oleh: Linda Meylinda
Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 6 Kota Serang
Mahila P Saundara
Khan nama yang aneh dan jarang ditemui di
Indonesia. Jangan heran yah denger namaku yang aneh ini. Itu nama dari bahasa Hindi yang berarti “Wanita penuh cinta yang Cantik“ dan Khan adalah nama marga dari keluargaku. Kebetulan aku masih keturunan Hindi. Ayahku seorang
Hindustan dan ibuku seorang Indonesian. Orang
Hindi identik dengan menari dan bernyanyi. Oleh karna itu, aku suka menari dan menyanyi, karna keturunan atau gen dari ayahku. Aku adalah anak
wanita satu-satunya dalam keluargaku. Konon saat hari kelahiranku, yahku sangat
berharap bahwa bayi yang akan lahir adalah bayi perempuandan. Rupanya impian ayahku
terwujud. Oleh karna itulah ayahku sangat memanjakanku. Mengapa ayahku begitu
menginginkan seorang anak wanita? Ibuku bilang karena di keluarga Khan ada
sebuah silsilah bahwa disetiap keluarga harus ada seorang anak perepuan. Anda
tahu, seorang wanita inilah yang akan mewarisi keturunan Hindustan dengan caranya
bernyanyi, menari, berdansa dan lain-lain.
Sejak
aku kecil ayahku sudah memberiku banyak pelajaran tentang Hindustan dengan
berbagai kebudayaannya. Ketika ayahku bercerita tentang silsilah
keluarganya aku ingin sekali mewujudkan keinginannya, satu-satunya impian ayahku adalah
melihat aku menari
india dengan baik dan membanggakannya. Aku akan mewujudkan impian
ayahku, akan kubuktikan tarian-tarian indahku padanya. Aku
sangat senang menari dan bernyanyi, oleh karna itu aku mengikuti kursus menari
di Paris, aku tinggal bersama nenek dari mamahku dan saat ini aku pindah study yg
tadinya di Paris sekarang aku pindah ke Indonesia. Aku punya
sebuah taman rahasia yang ayah berikan untukku berlatih menari agar
tarianku dapat berkembang. Tak ada seorang pun yang
tahu rahasia
itu kecuali
aku dan ayah. aku selalu berlatih menari dan bernyanyi di taman itu, kunamai
taman itu “Garden Secret".
Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke
sanggar tari baruku,di sanggar ini aku belum mengenal siapa-siapa yang
bisa kuajak ngobrol atau bertanya-tanya. Sanggar
ini sangat luas tapi tak seluas di Paris. Setiap tahunnya pasti ada saja perlombaan
tari dunia
yg diselenggarakan oleh beberapa negara. Aku sudah mengetahui tentang itu
sejak dulu, dan aku tau itulah gerbang untukku menunjukan tarian-tarianku pada ayah
dan membanggakannya melalui tarianku ini. Aku masih bingung dan mencoba untuk
tidak terlihat bodoh didepan orang banyak. Semua pasang mata tertuju padaku, aku bingung. Mengapa
? Apakah
ada yang aneh
denganku? Make up ku, dandananku, atau apa? Memang sih hari ini aku memakai pakaian india
plus sari yang kugantungkan dikedua pundakku. Terserahlah
yang jelas
aku ingin mencari ruang pembina sanggar ini agar aku bisa segera
berkenalan dengan member di sini dan berlatih bersama mereka. Saat di perjalanan
menuju ruang pembina aku kebingungan sendiri dan memutuskan untuk
bertanya pada seseorang karena saking terburu-burunya aku menambarak salah
seorang member sanggar ini.
v Chat
Mahila : Sorry, mein (speak Hindi)
opps, Maaf aku terburu-buru tadi. (sambil mengambil kertas kertasnya
yg terjatuh karnaku)
Nik: Gpp! (cuek) knpa buru-buru? lo anggota baru yh? Koq gw baru liat lo?
Mahila: Ya, aku lagi mencari ruang Pembina sanggar. kamu tau dimana tempatnya?
Niko: Bahasa lo baku banget sih. yukk gw anter. (sambil berjalan dan menunjukan ruang pembina) Tuh ruangannya, ketuk aja, biasanya beliau ada di dalam. Gw duluan yah!
Mahila :Ya, thanks yah. (berlalu dan menuju ruang pembina)
Nik: Gpp! (cuek) knpa buru-buru? lo anggota baru yh? Koq gw baru liat lo?
Mahila: Ya, aku lagi mencari ruang Pembina sanggar. kamu tau dimana tempatnya?
Niko: Bahasa lo baku banget sih. yukk gw anter. (sambil berjalan dan menunjukan ruang pembina) Tuh ruangannya, ketuk aja, biasanya beliau ada di dalam. Gw duluan yah!
Mahila :Ya, thanks yah. (berlalu dan menuju ruang pembina)
Di ruangan itu aku berbincang-bincang mengenai
kemampuanku dan keanggotaanku dalam sanggar tari di Paris dulu. Aku
menceritakan kepadanya hasratku untuk masuk sanggar ini dan mengikuti lomba. Dia
bilang sulit bagiku untuk menjadi anggota sanggar tari saat ini, apa lagi jika aku ingin ikut serta perlombaan tahun ini, karna mereka telah
mendaftarkan nama peserta perlombaan untuk tahun ini. Aku
harus berupaya keras untuk meyakinkan Miss. Angel untuk bisa masuk sanggar dan ikut
perlombaan. Tapi jika aku hanya menjadi anggota dan ikut lomba
tahun depan mungkin hanya beberapa persyaratan saja. Aku
meyakinkan Miss. Angel bahwa aku bisa menari dan bernyanyi. Aku pun
yakin bisa memenangkan perlombaan ini karna usahaku sejak dulu. Setelah
aku memohon dan berjanji akan meyakinkannya, akhirnya ia mengiyakan
permintaanku dan aku harus mencari cara untuk mebuktikannya.
Seselesanya aku bicara dengannya, aku
langsung keluar dan berkeliling mengitari sanggar ini mencoba mengenali
daerah-daerahnya. Tapi secara kebetulan aku menemukan taman yang
indah dan terdapat pemandian. Entah apa namanya tempat ini, tapi
aku tak memikirkannya. Dengan pakaian hindiku serentak
seluruh tubuhku ingin bernyanyi dan menari disana. Aku pun
menari dengan bebasnya karna kupikir jarang orang menjamah taman
ini. Taman
ini terlihat sangat indah bagiku, tapi menyeramkan bagi orang lain. Aku
fikir tak akan ada orang lain yang mau
menginjakkan kakinya ke tempat ini. Akhirnya
tanpa berfikir panjang lagi aku-pun menari.
“SAN
SANANA“
Aku tercengang ketika melihat seorang cowo
dihadapanku. Aku fikir tak akan ada
siapa pun yang berani datang ke sini
karna tempat ini begitu asing. Lelaki itu adalah orang yg menunjukanku jalan
tadi. Mungkin
ia mendengar suaraku saat aku bernyanyi. Ternyata taman ini adalah taman latihan
anak-anak sanggar. Aku terdiam dan siap untuk melangkah pergi
sambil mengambil sari-ku yang
sengaja kulepas karna menari tadi. Dengan basah kuyup aku mencoba pergi dari
tempat itu dan berjanji untuk tidak datang lagi ke tempat
itu. Dia
terus meperhatikanku sampai aku diujung taman ini. Ketika aku memastikan menoleh kebelakang
apakah dia masih melihatku atau tidak, ternyata dia masih memperhatikanku. Walaupun
aku sudah ahli dan tak malu lagi jika aku menari didepan orang banyak, aku benar-benar
malu karna aku tak mengenalnya, tapi di sni aku masih baru. Saat
aku di dalam mobil, Miss. Angel mengirimi From: Miss. Angel. “Pukul14.00 kamu
kembali ke sanggar, kita akan mulai
mengetesmu, prepare it!”
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !