Headlines News :
Home » » Budi Daya dan Rekreasi di Rumah Apung

Budi Daya dan Rekreasi di Rumah Apung

Diposting Oleh aosin suwadi pada Sabtu, 15 Februari 2014 | 01.14




Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia selalu berupaya meningkatkan status sosial ekonominya. Hal itu dilakukan oleh berbagai kalangan profesi. Pegawai, pengusaha, buruh, dan petani semua berupaya meingkatkan taraf hidupnya. Tak ketinggalan dengan nelayan. Dulu para nelayan mencari nafkah menangkap ikan dengan cara yang sangat manual. Alat yang digunakan terbatas kepada pancing, jaring serta perahu jukung dan perahu cadik. Ada juga sebagian dari mereka yang mampu memiliki bagan. Sejalan dengan meningkatnya tingkat sosial ekonomi, dan daya beli masayarakat, kini banyak para nelayan yang telah memiliki perahu mesin dari yang kecil sampai kepada yang besar seperti perahu payang.

Rumah apung adalah rumah yang didirikan di atas air laut. Di bagian bawah, di keempat sudutnya dipasang pelampung yang mampu menahan beban rumah agar tetap ter apung di permukaan laut. Rumah tersebut terbuat dari kayu, dan beratapkan asbes, dengan ukuran kurang lebih 5 X 5 M. Rumah tersebut terdiri dari dua ruangan: satu ruangan tidur dan satu lagi ruangan masak dan tempat menyimpan peralatan (sesuai dengan kebutuhan). Sedangkan sebagian lagi seluas 12,5 M­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­2 dijadikan teras.

Di depan rumah apung tersbut dipasang jaring atau kerambah ikan yang berbentuk persegi berukuran sama dengan rumah tersebut. Jenis ikan yang dibudidayakan dalam kerambah diantaranya bandeng dan gerpuh. Ikan gerpuh ini harga ekspornya mencapai Rp90.000,- per ekor. Ikan yang diterima dengan harga tersebut yaitu yang berukuran setengah kilo gram ke bawah. Makin besar ukuran ikan harganya semakin rendah.

Selain memperoleh hasil dari ikan peliharaan, pemilik rumah apung juga sewaktu-waktu mendapat pemasukan dari para wisatawan yang mau menginap di situ. Kapasitas satu rumah apung dapat menampung sepuluh orang, dengan diminta bayaran Rp50.000 per orang. Wisatawan tersbut biasanya datang pada waktu liburan, atau tahun baru. Biasanya mereka menginap beberapa malam, bahkan ada yang satu minggu.

Salah seorang pemilik rumah apung di Kecamatan Pulo Ampel menerangkan bahwa rumah apung yang dia kelola sekarang  adalah bagian dari program pemerintah provinsi, melalui Dinas Kelautan. Banten.

Terima kasih Anda telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat.
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2014/02/15/budi-daya-dan-rekreasi-di-rumah-apung-635410.html
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi