Sebelum kita bahas
materi berikutnya, kita selingi dulu dengan materi kebahasaan
Tujuan belajar bahasa
Indonesia yaitu agar kita terampil berbahasa baik secara reseptif maupun
produktif.
1. Terampil
secara reseptif artinya terampil menyerap informasi melalui menyimak dan
membaca.
2. Terampil
secara produktif artinya terampil menyampaikan informasi melalui menulis
berbicara.
Agar kita terampil
berbahasa baik secara reseptif maupun produktif, kita harus menguasai materi
kebahasaan yang meliputi: lafal, ejaan, tanda baca, kosakata, struktur,
paragraf, dan wacana. Selanjutnya
ketujuh komponen kebahasaan tersebut dikonversi menjadi:
1. Fonologi,
yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
2. Morfologi,
yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari morfem dan kata
a.
Kata adalah ucapan atau tulisan yang memiliki arti atau makna, sedangkan morfem adalah satuan bahasa terkecil
pembentuk kata, yang terdiri dari
1) Morfem
bebas, yaitu morfem yang bisa berdiri sendiri tanpa digabung dengan morfem
lain. Contoh: tidur, lari, makan, buah, pinsil, dan lain-lain.
2) Morfem
terikat, yaitu morfem yang tidak berdiri sendiri tanpa digabung dengan morfem
lain baik dalam tulisan mau pun ucapan. Morfem terikat ini contohnya afiks
(imbuhan) yang meliputi:
a) Prefiks,
yaitu awalan: ber-, ter-, per-, pe-, me-, pe-, ke-, di-, se-. Contoh: cari sendiri.
b) Sufiks,
yaitu akhiran: -an, -kan, -i, -nya. Contoh: cari sendiri
c) Infiks,
yaitu sisipan: -el-. –em-, -er-. Contoh: tunjuk +sisipan –el- menjadi telunjuk,
guruh + sisipan –em- menjadi gemuruh, gigi + sisipan –er- menjadi gerigi, dll.
d) Konfiks
atau simupfiks, yaitu gabungan awalan dan akhiran yang bisa merekat dua kata
atau lebih yang penulisan digabungkan. Contoh:
tidak jujur + ke-an menjadi
ketidakjujuran
tidak percaya diri + ke-an menjadi
ketidakpercayadirian
b.
Kata adalah ucapan atau tulisan yang memiliki
arti atau makna.
3. Sintaksis,
yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari kalimat., yang meliputi pembahasan:
a.
Frasa, yaitu gabungan dua kata atau lebih
(kelompok kata) yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Bisa menduduki
fungsi subyek, predikat, obyek, atau keterangan.
Contoh:
Ibu guru itu cantik. Ibu guru
itu = frasa (gabungan tiga kata) menduduki fungsi subyek. Sedangkan
perkataan “cantik” = kata dan menduduki fungsi predikat.
b.
Klausa, yaitu gabungan dua kata atau
lebih (kelompok kata) yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat, bersifat
predikatif dan berfotensi untuk menjadi kalimat.
Contoh:
Ibu guru yang cantik itu sedang mengajar. Ibu guru yang cantik itu = klausa
dan menduduki subyek. Sedangkan perkataan sedang mengajar = frasa
dan menduduki predikat. Perkataan “ibu guru yang cantik itu”
berpotensi menjadi kalimat atau bisa dibuat menjadi kalimat: “Ibu guru itu
cantik”.
c.
Kalimat:
1) Dalam
bentuk tulis, yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca
titik, seru, dan tanya.
2) Dalam
bentuk ucapan, yaitu diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan intonasi
final, termasuk isinya.
Kalimat banyak macamnya, tergantung dari
sudut pandang mana kita melihatnya.
a.
Dilihat dari jumlah pola:
1) kalimat
tunggal, yaitu kalimat yang hanya memiliki satu subyek dan satu predikat
Contoh:
Bapak |
bekerja |
di kantor |
S |
P |
K |
Kalimat tunggal dibagi menjadi :
a) kalimat
tunggal sederhana, yaitu tunggal kalimat yang hanya terdiri dari satu subyek
dan satu predikat, tanpa ditambah dengan perkataan apa pun.
Contoh:
Ibu |
tidur. |
|
Bapak |
pergi. |
S |
P |
|
S |
P |
b) kalimat
tunggal komplek, yaitu kalimat tunggal yang sudah mendapat tambahan kata atau
fungsi lain selain S dan P.
Contoh:
Ibu |
sedang tidur |
|
ibu |
tidur |
di kamar |
S |
P |
|
S |
P |
K |
2) Kalimat
majemuk, yaitu kalimat yang memiliki S atau P lebih dari satu. Kalimat majemuk
dibagi menjadi:
a) Kalimat
majemuk setara, yaitu dua kalimat yang memiliki kesetaraan digabung menjadi
satu menggunakan kata penghubung.
Contoh”
Ibu |
memasak |
nasi |
sedangkan |
ayah |
mencangkul |
di sawah. |
S |
P |
O |
konjungsi |
S |
P |
K |
b) Kalimat
majemuk bertingkat, yaitu satu kalimat yang dikembangkan hingga membentuk pola
batu atau membentuk anak kalimat di dalamnya.
Contoh:
ibu |
melarang |
adik |
yang bermain |
di sawah. |
|
|
S |
P |
K |
S |
P |
O |
b.
Dilihat dari peran subyek:
1) Kalimat
aktif, yaitu kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan:
a) Kalimat
aktif transitif, yaitu kalimat aktif yang memiliki obyek atau dapat dirambahkan
obyek.
Contoh:
Ibu |
mencuci |
Piring. |
|
|
S |
P |
O |
|
|
|
|
|
|
|
Ibu |
minum |
|
Tidak ada
obyek tapi bisa tidambahkan O misalnya air,
kopi, atau susu |
|
S |
P |
|
||
|
|
|
|
|
Ibu |
memasak |
di dapur |
Bisa ditambahkan
O misalnya, air,
atau nasi |
|
S |
P |
K |
b) Kalimat
aktif intransitif, yaitu kalimat aktif yang tidak memiliki obyek atau tidak
dapat ditambahkan obyek.
Contoh:
Adik |
Sedang tidur |
Tidak ada
obyek |
||
S |
P |
|||
|
||||
Seekor kumbang |
hinggap |
di atas bunga |
Tidak ada
obyek |
|
S |
P |
O |
||
2) Kalimat
pasif, yaitu kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.
Contoh:
Seekor tikus |
diterkam |
kucing |
S |
P |
O |
Secara gramatis seekor tikus
dalam kalimat di atas menduduki subyek, dan kucing menduduki fungsi obyek. Akan
tetapi secara logis sebenarnya kucinglah subyek atau pelaku yang menerkam tikus. Sedangkan tikus adalah
obyek atau korbannya.
c.
Dilihat dari bentuknya:
1) Kalimat
sempurna, yaitu kalimat yang minimal memiliki subyek dan predikat.
Contoh:
Adik |
Sedang belajar |
S |
P |
2) Kalimat
tidak sempurna:
a) Kalimat
inversi, yaitu kalimat yang susunan S dan P-nya terbalik.
Contoh:
Karena
tertembak |
matilah |
dia. |
K |
P |
S |
b) Kalimat
elipsis, yaitu kalimat yang menyembunyikan fungsi-fungsi tertentu. Kalimat ini
biasanya digunakan dalam bentuk dialog.
Pertanyaan : |
Siapa |
yang memasak |
di dapur? |
S |
P |
K |
|
Jawaban : |
Ibu. |
Hanya memunculkan Subyek, karena
subyeklah yang ditanyakan. |
|
S |
d.
Dilihat dari jenis kata yang menduduki
predikatnya.
1) Kalimat
verba, yaitu kalimat yang prediketnya diduduiki oleh kata kerja.
Contoh:
Ibu |
memasak |
Nasi. |
S |
P |
O |
Kata “memasak” yang menduduki predikat
pada kalimat di atas merupakan kata kerja atau verba.
2) Kalimat
nonverba, yaitu kalimat yang prediketnya diduduiki oleh bukan kata kerja.
Contoh:
Bapak saya |
Seorang dokter |
Kalimat nomina
karena predikatnya diduduki oleh jenis kata benda |
S |
P |
|
Ibu saya |
cantik |
Kalimat
adjektif karena predikatnya diduduiki oleh jenis kata sifat
|
S |
P |
a.
Dilihat dari tujuan dan makna, silakan pelajari
di link berikut.
e.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !