Sejak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan, mengumumkan penghentian kurikulum 2013 pada tanggal 5 Desember 2014 yang lalu, para guru di sekolah-sekolah merasa resah. Betapa tidak, beberapa hari lagi rapor harus disrahkan kepada wali murid. Sementara sampai dengan hari ini sekolah belum menerima surat daran Mendikbud. Pasalnya banyak nilai yang harus diolah oleh guru. Nilai pengatahuan, nilai keterampilan, dan nilai sikap yang di dalamnya terdiri dari berbagai komponen. Karena tugas profesi ini bukan pekerjaan main-main, tentunya para guru tidak mau bekerja “asal-asalan”.
Ada hal yang dikhawatirkan oleh para guru dalam pengisian nilai rapor. Awalnya para guru mau mengisi nilai rapor sesuai dengan ketentuan kurikulum 13. Setelah memerima informasi penghentian kurikulum 13, situsinya menjadi lain. Para guru banyak yang ragu, apakah sistem penlaian rapor harus menggunakan kurikulum 13 atau kembali kepada KBK/KTSP.
Jika para guru memaksakan megisi rapor secara spekulatif, dikhawatirkan besok atau lusa menerima surat edaran dari Mendikbud, tentang apa yang harus dilakukan para guru terkait penilaian dalam rapor.
Situasi ini merupakan rangkaian akibat dari pelaksanaan kurikulum yang terkesan dipaksakan, karena pertimbangan yang kurang matang. Memang akibtnya tidak langsung dapat dilihat dan di dengar, karena bukan ledakan bom. Sejak ulangan akhir semester ganjil dilaksanakan, para guru di seluruh jenjang penddikan mulai sibuk mengoreksi dan menilai hasil ulangan siswa, sambil memikirkan format penilaian seperti apa yang harus digunakan. Mereka selalu berusha mencari informasi. Akan tetapi informasinya justru berbeda-beda. Dengan melihat perbedaan-perbedaan tersebut tentunya bukan menyelesaikan masalah, tapi menambah masalah.
Berbeda dengan guru yang tidak aktif dan kreatif mencari iformasi (jika ada). Kelihatannya mereka seperti yang tenang-tenang saja, karena tidak tahu masalah. Akan tetapi pada saatnya, mereka akan dituntut mengolah dan mengumpulkan nilai.
Fakta ini dirasakan di lingkungan tempat tugas penulis. Tapi di balik itu penulis punya dugaan bahwa secara umum para guru sedang menghadapi masalah yang sama.
Demikian tulisan ini dipublikasikan degan harapan bermanfaat bagi para pembaca, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar. Terima kasih Anda telah mengapresiasi tulisan ini.
ya bener om
BalasHapus