Berikut ini disajikan dua judul puisi yang kalimat-kalimatnya sama, tapi ditulis dengan susunan yang berbeda. Keduanya melahirkan makna dan rasa bahasa yang berbeda.
Bisikanmu di Telingaku
Karya: Aosin Suwadi
Tak ada seorang pun yang tahu
Tujuh jam aku terjaga di pembaringan
Entah berapa halaman telah aku susun cerita
Semua rekaman tunggakan kegiatan tadi siang
Terbuka kembali halaman demi halaman dalam ingatan
Sambil menepis bisikan suaramu
Yang mengiang di kedua daun telingaku
Kutampar pipiku kau mati di telapak tanganku
Sejenak suasana sepi, tapi kemudian kau mengiang lagi
Begitu seterusnya tiap kutampar pipiku kau selalu datang lagi
Sampai dini hari menjelang pagi
Rasa kantuk tak jua kunjung datang
Di balik selimut hitam mataku tetap terpejam
Sampai akhirnya kuhabiskan malam tanpa impian
Cerita yang kususun satu malam kini hilang tak tersimpan
Barulah ku sadar bahwa aku menulis cerita di alam ambang sadar
Berkarya di Ambang Sadar
Karya: Aosin Suwadi
Terbuka kembali halaman demi halaman dalam ingatan
Semua rekaman tunggakan kegiatan tadi siang
Entah berapa halaman telah aku susun cerita
Tujuh jam aku terjaga di pembaringan
Tak ada seorang pun yang tahu
Sambil menepis bisikan suaramu
Yang mengiang di kedua daun telingaku
Kutampar pipiku kau mati di telapak tanganku
Sejenak suasana sepi, tapi kemudian kau mengiang lagi
Begitu seterusnya tiap kutampar pipiku kau selalu datang lagi
Barulah ku sadar bahwa aku menulis cerita di alam ambang sadar
Cerita yang kususun satu malam kini hilang tak tersimpan
Sampai akhirnya kuhabiskan malam tanpa impian
Di balik selimut hitam mataku tetap terpejam
Rasa kantuk tak jua kunjung datang
Sampai dini hari menjelang pagi
Akhirnya datanglah siang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !