Suka Duka Tim Evakuasi Banjir Kampung Pulo
Sumber: http://news.liputan6.com/read/807233/suka-duka-tim-evakuasi-banjir-kampung-pulo
Para korban
banjir memaksa petuga evakuasi berubah menjadi tim pengantar makanan, sebagaimana
dijelaskan oleh Mulyanto
berikut ini.
Menjadi
petugas evakuasi saat musibah banjir memang tak semudah yang dibayangkan.
Banyak hal yang bisa dibilang tak enak.Salah satunya, petugas harus siap untuk tidak pulang
berhari-hari demi menolong masyarakat. Seperti yang dialami Kepala Seksi
Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (PKPB)
Jakarta Timur, Mulyanto. Pria yang memulai karirnya sebagai petugas PKPB sejak
1995 ini mengatakan, dirinya bersama petugas evakuasi yang lain harus menahan home
sick saat bertugas di lokasi bencana atau musibah.
"Ini
minggu kedua nggak pulang ke rumah," kata Mulyanto saat berbincang dengan Liputan6.com
di lokasi pengungsian Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu
(22/1/2014). Tentu bukan berarti dia menjadi sosok 'Bang Toyib' yang tak
pulang-pulang. Dia menargetkan pada pekan kedua penanganan musibah banjir ini
akan pulang. Untuk sekadar memastikan kondisi keluarganya akan baik-baik saja.
"Minggu ini nanti saya mau mampir pulang dulu, ketemu anak istri. Habis
itu kemari lagi, tidur di sini," ujar Mulyanto. "Tapi mereka
sebetulnya sudah ngerti tugas saya. Karena mau bagaimana lagi, ini sudah jadi
tugas saya, menolong masyarakat," ucap Mulyanto.
Dilematis
Mulyanto
menerangkan, dalam 3 tahun terakhir Kampung Pulo jadi salah satu wilayah
terdampak banjir terparah. Sama seperti tahun lalu, kesulitan yang paling
sering ditemui adalah penolakan warga yang enggan dievakuasi dari rumah. Mereka
lebih memedulikan harta benda ketimbang nyawa sendiri. Sebab, dengan bertahan
di rumahnya, bukan berarti ada jaminan mereka bisa aman dan nyaman. "Kesadaran
masyarakat akan bahaya masih kurang. Nyawa itu lebih berharga dari apapun.
Karena bertahan di sana bukan berarti aman kan. Memang mereka nggak
lapar?" kata Mulyanto. Penolakan itu tentu jadi dilematis bagi para tim
evakuasi. Karena di saat mereka dibujuk untuk dievakuasi, mereka menolak. Tapi
jika kekurangan makanan, mereka meminta petugas mengantarkannya. "Kita
jadi berubah tim pengantar makanan. Kalau diterusin, mereka keenakan, jadi raja
minta dilayani terus. Itu faktanya. Jadi kesulitan kami di lapangan. Karena
kalau ada apa-apa kita juga yang mesti turun tangan," tuturnya.
Padahal,
lanjut Mulyanto, memasuki pemukiman Kampung Pulo yang terendam air bukan
perkara mudah. Perahu-perahu karet motor hanya bisa melawan arus Kali Ciliwung.
Sementara untuk masuk-masuk ke gang-gang sempit, harus menggunakan
perahu-perahu yang ukurannya lebih kecil."Pas masuk-masuk gang itu kan
banyak teralis besi, paku. Bikin perahu kita bocor. Sudah medannya sulit,
hasilnya nihil," jelas Mulyanto.
Apes
Tak hanya kesulitan seperti yang dialami Mulyanto. Dia
juga pernah mengalami apes saat menjadi tim evakuasi musibah banjir pada 1997
di Cipinang Muara, Jakarta Timur. Saat itu, cerita dia, dompet yang berisi uang
jutaan rupiah tercebut ke air dan hanyut terbawa arus. Padahal uang di dalamnya
hendak dia gunakan untuk bayar kuliah."Waktu itu masih kuliah, masih
bujangan. Tapi saya sudah di Damkar. Di dompet ada surat-surat sama uang Rp 3
juta. Zaman itu uang segitu gede banget. Buat bayar kuliah, malah hanyut,"
kenang Mulyanto.
Untuk
mengantisipasi hal serupa tak terulang, saat penanganan musibah atau bencana
lagi, ia kini menyimpan semua benda berharga dalam 1 tas kecil yang
disimpannya."Dompet, ponsel sekarang semua plastikin. Taruh di tas kecil
biar nggak jatuh lagi ke air," ucapnya.
Meski banyak
hal yang tak enaknya, namun Mulyanto tetap semangat menjadi petugas masyarakat.
Ia memang tak mengharapkan penghargaan dari siapapun. Baginya menolong
masyarakat adalah prioritas. "Kita cuma minta pengertian masyarakat saja,
nggak mudah jadi tim evakuasi. Capek berhari-hari, nerjang arus yang deras,
perahu bocor, sampai sana mereka malah nolak dievakuasi," terang Mulyanto.
(Ali)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !