Headlines News :
Home » » Materi Kebahasaan

Materi Kebahasaan

Diposting Oleh aosin suwadi pada Jumat, 31 Juli 2020 | 04.58

Sebelum kita bahas materi berikutnya, kita selingi dulu dengan materi kebahasaan

Tujuan belajar bahasa Indonesia yaitu agar kita terampil berbahasa baik secara reseptif maupun produktif.

1.      Terampil secara reseptif artinya terampil menyerap informasi melalui menyimak dan membaca.

2.      Terampil secara produktif artinya terampil menyampaikan informasi melalui menulis berbicara.

Agar kita terampil berbahasa baik secara reseptif maupun produktif, kita harus menguasai materi kebahasaan yang meliputi: lafal, ejaan, tanda baca, kosakata, struktur, paragraf, dan  wacana. Selanjutnya ketujuh komponen kebahasaan tersebut dikonversi menjadi:

1.      Fonologi, yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.

2.      Morfologi, yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari morfem dan kata

a.       Kata adalah ucapan atau tulisan yang memiliki arti atau makna, sedangkan morfem adalah satuan bahasa terkecil pembentuk kata, yang terdiri dari

1)      Morfem bebas, yaitu morfem yang bisa berdiri sendiri tanpa digabung dengan morfem lain. Contoh: tidur, lari, makan, buah, pinsil, dan lain-lain.

2)      Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak berdiri sendiri tanpa digabung dengan morfem lain baik dalam tulisan mau pun ucapan. Morfem terikat ini contohnya afiks (imbuhan) yang meliputi:

a)      Prefiks, yaitu awalan: ber-, ter-, per-, pe-, me-, pe-, ke-, di-, se-. Contoh: cari sendiri.

b)      Sufiks, yaitu akhiran: -an, -kan, -i, -nya. Contoh: cari sendiri

c)      Infiks, yaitu sisipan: -el-. –em-, -er-. Contoh: tunjuk +sisipan –el- menjadi telunjuk, guruh + sisipan –em- menjadi gemuruh, gigi + sisipan –er- menjadi gerigi, dll.

d)     Konfiks atau simupfiks, yaitu gabungan awalan dan akhiran yang bisa merekat dua kata atau lebih yang penulisan digabungkan. Contoh:

tidak jujur + ke-an menjadi ketidakjujuran

tidak percaya diri + ke-an menjadi ketidakpercayadirian

 

b.      Kata adalah ucapan atau tulisan yang memiliki arti atau makna.

3.      Sintaksis, yaitu cabang ilmu bahasa yang mempelajari kalimat., yang meliputi pembahasan:

a.       Frasa, yaitu gabungan dua kata atau lebih (kelompok kata) yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat. Bisa menduduki fungsi subyek, predikat, obyek, atau keterangan.

Contoh: Ibu guru itu cantik.  Ibu guru itu = frasa (gabungan tiga kata) menduduki fungsi subyek. Sedangkan perkataan “cantik” = kata dan menduduki fungsi predikat.

b.      Klausa, yaitu gabungan dua kata atau lebih (kelompok kata) yang hanya menduduki satu fungsi dalam kalimat, bersifat predikatif dan berfotensi untuk menjadi kalimat.

Contoh: Ibu guru yang cantik itu sedang mengajar.  Ibu guru yang cantik itu = klausa dan menduduki subyek. Sedangkan perkataan sedang mengajar = frasa dan menduduki predikat. Perkataan “ibu guru yang cantik itu” berpotensi menjadi kalimat atau bisa dibuat menjadi kalimat: “Ibu guru itu cantik”.

c.       Kalimat:

1)      Dalam bentuk tulis, yaitu diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik, seru, dan tanya.

2)      Dalam bentuk ucapan, yaitu diawali dengan kesenyapan dan diakhiri dengan intonasi final, termasuk isinya.

Kalimat banyak macamnya, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.

a.       Dilihat dari jumlah pola:

1)      kalimat tunggal, yaitu kalimat yang hanya memiliki satu subyek dan satu predikat

Contoh:

Bapak

bekerja

di kantor

S

P

K

Kalimat tunggal dibagi menjadi :

a)      kalimat tunggal sederhana, yaitu tunggal kalimat yang hanya terdiri dari satu subyek dan satu predikat, tanpa ditambah dengan perkataan apa pun.

Contoh:

Ibu

tidur.

 

Bapak

pergi.

S

P

 

S

P

b)      kalimat tunggal komplek, yaitu kalimat tunggal yang sudah mendapat tambahan kata atau fungsi lain selain S dan P.

Contoh:

Ibu

sedang tidur

 

ibu

tidur

di kamar

S

P

 

S

P

K

2)      Kalimat majemuk, yaitu kalimat yang memiliki S atau P lebih dari satu. Kalimat majemuk dibagi menjadi:

a)      Kalimat majemuk setara, yaitu dua kalimat yang memiliki kesetaraan digabung menjadi satu menggunakan kata penghubung.

Contoh”

Ibu

memasak

nasi

sedangkan

ayah

mencangkul

di sawah.

S

P

O

konjungsi

S

P

K

b)      Kalimat majemuk bertingkat, yaitu satu kalimat yang dikembangkan hingga membentuk pola batu atau membentuk anak kalimat di dalamnya.

Contoh:

ibu

melarang

adik

yang bermain

di sawah.

 

 

S

P

K

S

P

O

 

b.      Dilihat dari peran subyek:

1)      Kalimat aktif, yaitu kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan:

a)      Kalimat aktif transitif, yaitu kalimat aktif yang memiliki obyek atau dapat dirambahkan obyek.

Contoh:

Ibu

mencuci

Piring.

 

 

S

P

O

 

 

 

 

 

 

 

Ibu

minum

 

Tidak ada obyek tapi bisa tidambahkan O

misalnya air, kopi, atau susu

S

P

 

 

 

 

 

 

Ibu

memasak

di dapur

Bisa ditambahkan O

misalnya, air, atau nasi

S

P

K

 

b)      Kalimat aktif intransitif, yaitu kalimat aktif yang tidak memiliki obyek atau tidak dapat ditambahkan obyek.

Contoh:

Adik

Sedang tidur

Tidak ada obyek

S

P

 

Seekor kumbang

hinggap

di atas bunga

Tidak ada obyek

S

P

O

 

2)      Kalimat pasif, yaitu kalimat yang subyeknya dikenai pekerjaan.

Contoh:

Seekor tikus

diterkam

kucing

S

P

O


Secara gramatis seekor tikus dalam kalimat di atas menduduki subyek, dan kucing menduduki fungsi obyek. Akan tetapi secara logis sebenarnya kucinglah subyek atau pelaku  yang menerkam tikus. Sedangkan tikus adalah obyek atau korbannya.

c.       Dilihat dari bentuknya:

1)      Kalimat sempurna, yaitu kalimat yang minimal memiliki subyek dan predikat.

Contoh:

Adik

Sedang belajar

S

P

2)      Kalimat tidak sempurna:

a)      Kalimat inversi, yaitu kalimat yang susunan S dan P-nya terbalik.

Contoh:

Karena tertembak

matilah

dia.

K

P

S

 

b)      Kalimat elipsis, yaitu kalimat yang menyembunyikan fungsi-fungsi tertentu. Kalimat ini biasanya digunakan dalam bentuk dialog.

Pertanyaan   :

Siapa

yang memasak

di dapur?

S

P

K

Jawaban       :

Ibu.

Hanya memunculkan Subyek, karena subyeklah yang ditanyakan.

S

 

d.      Dilihat dari jenis kata yang menduduki predikatnya.

1)      Kalimat verba, yaitu kalimat yang prediketnya diduduiki oleh kata kerja.

Contoh:

Ibu

memasak

Nasi.

S

P

O

Kata “memasak” yang menduduki predikat pada kalimat di atas merupakan kata kerja atau verba.

2)      Kalimat nonverba, yaitu kalimat yang prediketnya diduduiki oleh bukan kata kerja.

Contoh:

Bapak saya

Seorang dokter

Kalimat nomina karena predikatnya diduduki oleh jenis kata benda

S

P

Ibu saya

cantik

Kalimat adjektif karena predikatnya diduduiki oleh jenis kata sifat

 

S

P

a.       Dilihat dari tujuan dan makna, silakan pelajari di link berikut.

https://dosenbahasa.com/macam-macam-kalimat-imperatif-dan-contohnya

e.        

 

 


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi