Headlines News :
Home » » Pengulangan Waktu

Pengulangan Waktu

Diposting Oleh aosin suwadi pada Rabu, 06 November 2019 | 18.38

Pengulangan Waktu
karya Deden Bustomi Kelas XI MIPA 3
SMAN 6 Kota Serang 2019/2020

Sudah sepuluh tahun aku berada dalam dunia yang kacau ini. Setelah meteor datang menghantam bumi, revolusi manusia pun terjadi. Yang mampu bertahan menjadi kuat dan yang tak mampu bertahan berubah menjadi monster yang tak mempunyai akal. Hukum, aturan, dan adat sudah tak berguna saat ini. Semua ini merenggut segalanya seperti keluarga, teman, sahabat, harta, dan jabatan. Aku kadang berpikir, "apakah aku harus menjadi seperti mereka?". Keberuntungan membuatku masih bisa bertahan dari para monter ini. Para monster ini kusebut Kirintex dan virus yang menyerangnya kusebut virus Kirin, dan yang sekarang melanda bumi ini kusebut dengan kiamat. "Ingin rasanya aku mengulang waktu, hoaaam... sial! Ditengah lautan monster ini aku malah mengantuk., Hah aku tak bisa menahan rasa kantuk ini. Mungkin tidur sejenak akan lebih baik. Aku hidup atau mati pun tak ada bedanya untuk dunia yang sudah kiamat ini.

     "Hwaaa..!!! Hey bangun!!!" Seseorang yang kukenal membangunkanku. Aku terkejut karena posisiku sedang duduk di anak tangga dekat koridor SMA-ku. Aku sangat terheran-heran dan langsung melihat jam dan tanggal di koridor utama. Xion. "Hey Kau kenapa?" Aku menghiraukannya dan langsung melihat tanggal yang menunjukan 12 Januari 2025 yang berarti aku kembali 10 tahun yang lalu ketika kiamat itu muncul. Kemudian aku menengok melihat jam besar di koridor utama yang menunjukan pukul 12.50. Tepat 10 menit yang akan datang kiamat itu akan terjadim. Aku bergegas mengajak  Xion ke gudang sekolah yang lumayan besar. Setelah sampai aku langsung mencari-cari benda yang bisa kujadikan senjata atau alat untuk menyerang. "Kau kenapa, kepalamu terbentur? Apa sahabatku ini sudah gila ya? Ayo kembali ke kelas, ini sudah masuk jam pelajaran!!! Xion menceramahiku. Sambil menghela nafas aku berkata padanya "Diam dan ikuti saja kalau kau mau selamat". Aku ingin memperbaiki kesalahanku dulu dan menyelematkan Xion.
12.55 aku berhasil mengumpulkan beberapa senjata yang mampu menahan dan membunuh monster kirin, 12.59 Xion mulai memahami bahwa perkataanku tidak main-main.  saat ini, 13.00 aku melihat ke arah jendela besar yang langsung menghadap ke lapangan, memperlihatkan meteor berjatuhan dari langit. Xion "Zee lihatlah!!! Media televisi dan berbagai macam stasiun komunikasi menayangkan hujan meteor saat ini. Ayo kembali kembali ke kelas dan berkumpul dengan teman yang lain, kita tak alan selamat kalau seperti ini"
"Diamlah, lihatlah ke sini dan akan kuberitahu semuanya".  Xion tersentak melihat meteor berjatuhan kemudian aku menjelaskan mengenai kehidupanku dulu. Aku kembali ke masa lalu, Kirin, Kirintex, Evolved, dan kiamat yang terjadi saat ini. Xion, aku tak begitu mempercayaimu tapi kupegang perkataanmu, apa yang akan terjadi setelah ini? Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana dengan teman teman di sekolah?" 1 jam setelah hujan meteor ini berhenti kita semua akan tak sadarkan diri. Maka virus Kirin dari meteor itu akan berhamburan dan tersebar melalui udara. Kita hanya perlu menunggu. Seluruh orang yang ada di sekolah akan menjadi monster, hanya kau dan aku yang selamat." Dia mempercayaiku seutuhnya, hujan meteor berlangsung selama 15 menit tanpa henti. 13.15 inilah saatnya kita semua terlelap.
     Satu jam setelah tak sadar aku langsunh terbangun dan melakukan penguatan kemampuan evolveku. Dulu aku banyak belajar sehingga menemukan cara yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan berlatih memukul atau menendang. Dengan memfokuskan energi pada satu titik dibagian tubuhku maka kekuatan evolve akan muncul dan bermutasi. Aku fokuskan energi pada kedua mataku sehingga munculah suatu tanda pada bagian pupil mataku. Dulu kemampuan ini kudapat 2 tahun setelah kiamat datang namun saat ini aku mampu mendapatkannya diwaktu yang begitu awal. Aku mengajari Xion dan membimbingnya untuk mendapatkan kekuatan evolve yang jauh lebih kuat. "Duduklah kemudian fokuskan energi evolvemu pada satu titik yang kau inginkan kemudian tekan energi itu hingga batas maksimal dan lakukan berulang ulang." Kataku.
"Baiklah, apa seperti ini?" sinar merah muncul dari dirinya menandakan penguatan telah berhasil. Kata Xion "Dimana kau mempusatkan energimu?" Tanyaku. "Pada kakiku , apa yang bisa aku lakukan? Rasanya kakiku terasa sangat ringan"  Tanya  Xion "Teleportasi!!!" Jawabku.  "Ha!? Apa maksudmu? Bagaimana caranya melakukan hal itu?" Tanya Xion. "Lihatlah suatu objek atau tempat, kau juga bisa mengingat suatu tempat untuk berpindah kesana. Kekuatanmu listrik kau mampu mengeluarkan kemampuan yang hebat." Jawabku. Xion begitu kaget, kemudian kami berlatih beberapa hari untuk menguatkan kemampuan kami. "200 Km arah timur laut kota Razor terdapat segerombolan kirintex tahap 1. Pusat kota pasti akan sangat berbahaya untuk kita!" Kataku.
"Ayo pergi, pegang tanganku dan kita akan sampai 0.1 detik setelahnya."  Ajak  Xion. "Kau mulai menyombong sekarang." Kataku.  "Teleportation!!!"  Teriak Xion. Seketika kami sampai di atap gedung, aku mmenundukan kepala dan melihat monster tahap 1 yang begitu banyak sepertinya berjumlah ribuan monster. "Seranglah, kau sangat kuat kan? Monster sebanyak itu bagimu bagai semut kecil yang imut dan manis, bukan begitu?" Pinta Xion. "Jangan merendah xion." Perintahku. Sambil berdiri aku meluruskan tangan kananku ke depan dan membuka telapak tangan. "Matilah kalian semua." Perintahku. Sebuah bola api besar muncul dari telapak tanganku kemudian menghantam seluruh Kirintex tahap 1. Seketika mereka semua mati dan menjadi abu. "12 Kilometer arah barat terdapat 3 orang evolved yang selamat, mereka berada di gedung telekomunikasi. Ayo kesana sekarang!" Aku memberi tahu Xion. "Baiklah, Teleportation!!!" Teriak Xion.
Kami berada di depan mereka dan mereka begitu terkejut dan ketakutan. Aku mengajak mereka bergabung. Awalnya mereka menolak namun setelah kujelaskan seluruh hal yang kutahu mereka mau untuk bergabung. "Hey Zee kau tak ingin bertanya nama mereka?" Tanya Xion.  "Layla yang memiliki kemampuan dasar air, Shin berkemampuan angin, dan kau Feng berkemampuan tanah. Aku tahu semua tentang kalian perkenalkan aku Zee, kemampuan utamaku adalah Clairvoyant atau penglihatan dan aku memliki seluruh kemampuan dari energi alam. Air, api, tanah, angin, dan listrik. Dan dia Xion pemilik kekuatan teleportasi, kecepatan cahaya, dan kekuatan listrik. Jangan dekati dia, dia sangat sombong akan kekuatannya." Kataku sambil menunjuk satu persatu. Suasana menjadi cair kami semua tertawa mendengar setiap candaan. Kami mulai berlatih dan menjadi jauh lebih kuat. Mencari, berteleport, dan memusnahkan para Kirintex, kami lakukan berulang ulang sampai pada batasnya.
Tak ada tanda keberadaan kirintex, semuanya sudah kita lenyapkan. "Groaaaa" seketika terdengar suara monster yang begitu keras, aku langsung memusatkan penglihatananku pada sumber suara itu dan bencana telah tiba. Sebuah Kirintex tahap 4 yang begitu besar layaknya gedung 120 lantai. Sangat menyeramkan. Aku memerintahkan semuanya untuk kembali ke markas utama dan berdiskusi.  "Kenapa kau memerintahkan kembali secara tiba-tiba?" Tanya Shin. "Kirintex tahap 4"  Jawabku. "Apakah setinggi gedung 120 lantai ? Tanya Feng. "Bagaimana kau tahu?" Tanyaku. "Saat kita mencari keberadaan Kirintex aku melihat suatu bayangan besar namun aku tak bisa melihat secara jelas." Jawab Feng. "Zee bukankah kau memiliki kemampuan clairvoyant? Seharusnya kau pasti melihatnya!?" Kata Layla . "Aneh... Aku sama sekali tak melihat". Kataku. "Sudahlah mari kita diskusikam bagaimana cara mengalahkannya ". Ajak Xion. Kami berdiuskusi hingga malam hari dan bersiap menyerang besok.
Hari yang mendung dan begitu kelam, kami menduduki tempat yang telah di tentukan menunggu arahan dariku. Dengan kekuatan angin milik Shin dia membuat sebuah jaringan komunikasi lewat udara. "Mulai strateginya sekarang" Ajaakku. Kami menyerang secara bersamaan, seluruh kemampuan alam menjadi satu untuk menyerang namun tak kunjung monster itu jatuh. Makhluk itu semakin kuat dan melakukan hantaman tanpa arah yang membuat beberapa dari kami terkena serangannya. "Aaaaaa..." Aku mendengar teriakan Shin dan seluruh jaringan terputus yang berarti dia telah mati. Aku tetap menyerang dengan mengerahkan segala kemampuan, mengambil sebuah riffle kemudian melapisi pelurunya dengan kekuatanku dan kutembakkan berkali kali. Monster tersebut merasa kesakitan dan mulai melemah, kemudian monster itu mengeluarkan sebuah semburan air yang mampu melelehkan setiap objek yang dikenainya. "Zee tolong aku... Aaaa...".  Aku mendengar Layle berteriak namun apa daya aku tak mampu melakukan apa pun. Sambil terus menembak dari atas gedung peluruku habis dan terpaksa aku turun menghampiri Feng dan Xion. "Aku akan meledakkan diriku, kekuatan tanahku berpotensi menyebabkan ledakan nuklir meskipun tidak begitu besar tapi akan menyebabkan kehancuran pada monster itu" Kata Feng. "Diamlah kita pasti bisa melakukan dengan cara lain." Kata Xion.
Feng berjalan kemudian menghilang menembus tanah dan keluar tepat di bawah monster itu. Dia meledakkan dirinya sendiri dan kaki dari monster itu pun hancur seketika membuatnya jatuh menghantam tanah. "Dia sangat keras kepala!" Gumamku.  "Ayo seranglah". Ajak  Xion. Aku dan Xion berlari ke arah monster itu namun monster itu tiba-tiba mengeluarkan duri tajam dari tubuhnya dan mengarah kepadaku. Kakiku membatu tak bisa digerakkan. "Apa ini saatnya?" Aku berbisik. Seketika Xion mendorong tubuhku dan dia tertusuk duri tajam dari Kirintex tahap 4 itu. "Xiooooon!!! Kenapa!? Kenapaaa!? Kenapa aku tak bisa melindungi apapun!!!" Gumamku.
"Di..di..amlah k..kau, k..kau lupa ke.. Ke..kuatanmu hah? S..se..se..selama..t..tinggal" Xion mengucapkan kata-kata terakhir. "Kekuatan terkhirku? Ledakan!!!" Teriakku. Aku berpindah ke atap gedung tertinggi bersiap mengegabungkan dan memaksimalkan energi alamku, membuat ledakan yang berjuta-juta kali lebih kuat dibanding ledakan nuklir. Dengan menggabungkan seluruh kekuatan alam dan memaksimalkannya aku membuat bola raksasa yang siap menghantam dan membunuh monster itu. Meskipun artinya aku pun mati dan bumi ini hancur. "Hidup pun sudah tidak berguna di dunia yang sudah kacau ini dan juga untuk apa hidup seorang diri, maka dari itu... Matilah!!!” Kataku. Kekuatan yang begitu besar keluar dan menghancurkan segalanya. Aku hanya melihat cahaya putih yang menyilaukan mataku. “Apa aku sudah mati?” Tanuaku.  Cahaya putih itu mulai memudar dan semakin terlihat jelas suatu objek indah. Aku melihat bangunan megah layaknya sebuah kerajaan, semua orang bahagia, saling menyayangi dan menghargai. Tak ada kejahatan, tak ada penindasan, semua hidup damai. Orang-orang di sini tersenyum kepadaku, mereka tampan dan cantik serta bersinar begitu terang. Harum bunga tercium dari tempat ini, sangat indah. “Tuhan, apa ini surga? Terimakasih atas segala nikmat yang kau berikan”. Kataku dalam hati.
            Demikian cerita fantasi ini saya publikasikan, semoga bermanfaat. Terima kasih atas apresiasinya, dan jika berkenan mohon tinggalkan komentar.


Share this article :

3 komentar:

Content yang Anda baca semoga bermanfaat. Terima kasih atas kunjungannya, silahkan tinggalkan komentar.

Popular Posts

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Bahasa dan Sastra - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Aosin Suwadi